Masa Coreng Moreng Masa Prabagan

21 Berdasarkan uraian di atas dapat dipastikan bahwa gambar anak-anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak lebih jujur dan spontan dalam menuangkan idenya ke dalam gambar. Tidak seperti orang dewasa yang penuh dengan pertimbangan dan perhitungan dalam menggambar. Gambar anak mencerminkan apa yang ada dalam dirinya, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh anak, dengan kata lain gambar bagi anak merupakan pencitraan dirinya.

2.4 Periodesasi Gambar Anak

Anak-anak memiliki tahapan dalam menggambar sesuai dengan kemampuan dan usianya. Lowenfeld dan Brittain 1982:429-432 menjelaskan masa perkembangan gambar anak berdasarkan periodesasinya yaitu: 1 masa coreng moreng, 2 masa prabagan, 3 masa bagan, 4 masa realisme permulaan, 5 masa naturalisme semu, dan 6 masa anak-anak puber. Merujuk pada pendapat Lowenfeld dan Brittain masa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

2.4.1 Masa Coreng Moreng

Masa coreng moreng yaitu ketika anak berusia 2-4 tahun, masa ini ditandai ketika anak membuat goresan tak beraturan, yang makin lama goresannya makin terkontrol. Bentuk gambar merupakan goresan tak menentu, sembarangan, dan tak beraturan. Gambar dapat berupa garis putus-putus, lengkung, tebal-tipis tak beraturan, dan seringkali berkesan benang ruwetkusut. Namun, seiring dengan perkembangannya, makin lama gambar anak akan makin terkontrol dan memiliki 22 arti. Masa coreng moreng dapat dibagi menjadi tiga yaitu: corengan yang tidak beraturan; corengan terkontrol; dan corengan bernama. Pada tahap corengan tak beraturan anak menggambar tidak memperhatikan halaman kertas, terkadang gambar diletakkan di tepi kertas. Pada tahap ini anak belum membuat figur mausia. Pada corengan terkontrol gambar anak sudah lebih memperhatikan area bidang gambar. Sudah mulai membuat figur manusia dengan lingkaran, garis, lengkungan dan spiral. Pada tahap corengan bernama corengan sudah ditempatkan dengan sebuah tujuan oleh anak. Garis-garis yang dibuat anak sudah mulai berbentuk. Sudah mulai membuat figur manusia yang diberi nama, misalnya berlari, melompat, dan berenang lihat Lowenfeld dan Brittain 1982. Pada masa coreng moreng ini, menggambar merupakan pengalaman motorik, dan warna masih belum begitu penting. Aktivitas motorik menggunakan pergerakan otot-otot sendi. Gerakan lengannya masih berpusat pada sendi pangkal lengan Lowenfeld dan Brittain 1982:429. Contoh gambar pada masa ini dapat dilihat di bawah. Pada gambar terlihat corengan anak yang pada mulanya sembarangan semakin lama menjadi semakin terkontrol dengan bertambahnya usia dan kemampuan anak dalam menggambar. Gambar 4. Gambar Masa Coreng Moreng Sumber: Lowenfeld dan Brittain 1982:429 23

2.4.2 Masa Prabagan

Masa prabagan yaitu ketika anak berusia 4-7 tahun. Pada awal masa prabagan bentuk gambar yang dibuat anak masih sulit diketahui, kemudian dengan berlatih anak mulai membuat bentuk-bentuk geometris yang digabung- gabungkan untuk menyatakan maksud. Penempatan dan ukuran objek sangat tergantung pada penggambar subjektif. Objek yang digambar tidak ada hubungannya dengan objek lain. objek gambar terlihat melayang di tegah bidang gambar. ukuran dari objek-objek tidak proporsional antara satu dengan yang lain, terkadang objek gambar dipaksa untuk muat pada bidang gambar, dan gambarnya berkisar pada kehidupan anak. Figur manusia digambarkan oleh anak dengan menampilkan garis yang penting saja. Lingkaran untuk kepala yang langsung dihubungkan dengan beberapa garis untuk kaki dan tangan. Gambar mengalami distorsi dan penghilangan bagian dari objek. Namun, baju, rambut, dan lain-lain mulai dibuat detail. Gambar yang dihasilkan oleh anak pada masa ini mempresentasikan sesuatu yang dilihatnya lihat Lowenfeld dan Brittain 1982. Gambar 5. Gambar Masa Prabagan Sumber: Lowenfeld dan Brittain 1982:430 24

2.4.3 Masa Bagan