memenuhi kebutuhan penduduk Jakarta. Hasil buah-buahan di Provinsi Jawa Barat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.6. Hasil Buah-Buahan Tahun 1998 dan Tahun 2005
Produksi Ton Jenis Buah
1998 2005 Alpukat 50.475,5
86.463 Jeruk 44.607,5
21.180 Durian 38.943,3
32.565 Duku 11.865,8
13.289 Jambu Biji
54.322,6 47.609
Mangga 80.231,4 270.955
Nanas 62.249,6 181.149
Pepaya 52.511,7 57.307
Pisang 1.015.330,9 1.419.096
Rambutan 38.699,4 125.197
Salak 64.885,4 123.019
Belimbing 10.150,9 12.350
Nangka 65.800,2 66.949
Sukun 1.349,4 14.249
Buah Lain 116,4
75.571
Sumber: BPS, 2006 BPS, 2000
Dalam struktur perekonomian di Jawa Barat, sektor pertanian merupakan sektor dominan kedua terbesar setelah industri. Jika hasil pertanian pangan,
termasuk hasil sayur-sayuran dan buah-buahan ini dapat dibudidayakan melalui teknologi canggih, daerah Jawa Barat bisa seperti Thailand. Apalagi banyak SDM
berkualitas perguruan tinggi seperti ITB, IPB, Padjajaran, dan Unpar.
4.5.2. Sektor Peternakan
Peternakan yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat antara lain
unggas, sapi, kambing, dan sapi perah. Hal ini didukung oleh semakin meningkatnya permintaan terhadap produk-produk hasil peternakan, karena
populasi jumlah penduduk di Jawa Barat terus bertambah setiap tahunnya. Sedangkan produksi peternakan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan protein hewani. Populasi peternakan utama di Jawa Barat tahun 1998 dan tahun 2005
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7. Jumlah Peternakan di Jawa Barat Tahun 1998 dan Tahun 2005
Hasil Ekor Peternakan
1998 2005 Sapi Potong
151.573 234.948
Sapi Perah 74.237
92.755 Kerbau 356.005
147.157 Kuda 11.047
12.569 Kambing 1.698.631
999.567 Domba 3.263.791
3.737.803 Ayam Buras
28.637.481 31.043.932
Ayam Petelur 7.510.987
10.171.904 Ayam Broiler Potong
12.640.432 58.770.837
Itik 2.905.893 5.335.872
Sumber : BPS, 2006 BPS, 2000
Populasi ternak di Jawa Barat menurun disebabkan oleh krisis moneter yang
mengakibatkan krisis ekonomi dahsyat dan berlarut-larut. Akibatnya banyak peternak yang gulung tikar. Karena bahan baku makanan ternak yang banyak diimpor dari luar
negeri harus dibayar dengan dollar Amerika yang pada saat itu nilainya setara dengan Rp 16.000 per dollar. Pada tahun 2005, populasi peternakan bertambah untuk memenuhi
permintaan penduduk yang semakin meningkat.
4.5.3. Sektor Perikanan
Budidaya perikanan di Jawa Barat berupa perikanan laut dan darat yang didukung oleh perikanan air tawar di waduk Saguling, Cirata, Jatiluhur, dan
sungai-sungai serta budidaya udang sampai sekarang belum dikembangkan secara optimal. Zona Ekonomi Ekslusif ZEE juga belum dimanfaatkan, seharusnya
dapat dikembangkan lebih baik. Hasil perikanan tahun 1998: perikanan laut 173.337 ton dengan nilai Rp 751.317.000.000 dan perikanan darat 384.752 ton
dengan nilai Rp 2.370.527.000.000. Sedangkan hasil produksi perikanan tahun 2005 : perikanan laut 154.600,87 ton dengan nilai Rp 1.075.797.000.000 dan
perikanan darat 303.950,48 ton dengan nilai Rp 2.678.552.000.000. Data tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan produksi perikanan laut sebesar -
18.736,13 ton dan perikanan darat turun sebesar -80.801,52 ton. Namun, nilai dari perikanan laut meningkat Rp 324.480.000.000 dan perikanan darat meningkat Rp
308.025.000.000.
4.5.4. Sektor Kehutanan