Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah Analisis Tingkat Kesenjangan

3.3. Metode Analisis

Metode untuk mengukur indikator kesenjangan pembangunan seperti PDRB, PDRB per kapita, kontribusi sektor-sektor dalam penelitian ini, akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data menggunakan bantuan Microsoft Excel 2003. Alat analisis yang relevan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1. Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Struktur pertumbuhan ekonomi daerah diamati melalui penggabungan secara sistematis terhadap laju pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita, lalu diklasifikasikan ke dalam kelompokkategori menurut Klasen Typologi. Klasen Typologi bertitik tolak pada pengamatan terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita, sehingga membagi pola pembangunan menjadi: I. Daerah Maju dan Pertumbuhan Cepat Klasifikasi kabupatenkota yang mengalami laju pertumbuhan PDRB rata- rata dan PDRB per kapita lebih tinggi dari provinsi. Umumnya daerah tersebut merupakan daerah paling maju baik dari aspek pembangunan maupun kecepatan pertumbuhan. Biasanya daerah ini merupakan daerah yang potensi pembangunannya sangat besar dan sektor perekonomian dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. II. Daerah Berkembang Cepat Klasifikasi daerah yang memiliki potensi daerah yang besar, tetapi belum memanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, daerah ini laju pertumbuhannya tinggi, namun memiliki PDRB per kapita di bawah rata-rata Jawa Barat. Hal ini menggambarkan bahwa tahap pembangunan yang telah dicapai masih relatif rendah dibandingkan daerah lain. Pada masa yang akan datang, daerah ini akan terus berkembang dan berupaya mengejar ketertinggalannya. III. Daerah Maju Tapi Tertekan Klasifikasi daerah yang memiliki PDRB per kapita diatas provinsi. Namun, mengalami laju pertumbuhan yang kecil dibandingkan dengan provinsi. Laju pertumbuhan yang kecil disebabkan tertekannya kegiatan utama daerah yang bersangkutan. IV. Daerah Kurang Berkembang Klasifikasi daerah yang memiliki laju pertumbuhan dan PDRB per kapita yang rendah. Daerah ini biasanya memusatkan pembangunan pada sektor yang mempunyai multiplier rendah dan sektor swasta kurang berkembang.

3.3.2. Analisis Tingkat Kesenjangan

Pengukuran kesenjangan pembangunan ekonomi antar daerah di Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan menggunakan Indeks Williamson dengan rumus: CVw= Y f f Y Y i i i ∑ − . 2 3.1 Dimana : CVw = Indeks Williamson f i = Populasi dari suatu wilayah tertentu daerah kabupatenkota f = Populasi dari wilayah Provinsi Jawa Barat Y i = PDRB per kapita di daerah kabupatenkota Y = PDRB per kapita rata-rata Provinsi Semakin besar nilai indeks Williamson yaitu mendekati 1 berarti semakin tinggi tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi antar daerah, sebaliknya semakin rendah tingkat kesenjangan pembangunan ekonomi maka indeks Williamson akan semakin mendekati nol. Oshima dalam Mattola 1985 menetapkan sebuah kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah kesenjangan ada pada taraf rendah, sedang atau tinggi. Untuk itu ditemukan kriteria sebagai barikut: CVw=0,35 : Kesenjangan taraf rendah CVw= 0,35-0,5 : Kesenjangan taraf sedang CVw= 0,5 : Kesenjangan taraf tinggi

3.3.3. Analisis Trend Ketimpangan