Dari tabel 4, diketahui bahwa tidak selalu terjadi trade-off antara return dan risiko pada 10 saham tersebut, saham yang
memiliki ekspektasi return tinggi belum tentu memiliki risiko yang tinggi pula. Saham TLKM mampu memberikan ekspektasi return
yang paling tinggi dibandingkan dengan 9 saham lain yang memiliki return positif dan juga memiliki risiko terendah, yaitu 9.08.
Sedangkan risiko tertinggi dimiliki oleh ANTM yang hanya mampu menghasilkan ekspektasi return sebesar 0.97 per bulannya.
Dengan melihat hasil dari perhitungan expected return dan risiko, saham TLKM merupakan saham yang mempunyai potensi
tinggi untuk dapat menghasilkan portofolio dengan tingkat return lebih tinggi atau risiko lebih rendah jika digabungkan dengan saham
lain yang korelasi antar return-nya rendah.
4.5.2 Return dan Risiko Obligasi
Coupon rate dimasukkan ke dalam penghitungan return obligasi, sehingga return-nya merupakan gabungan dari capital
gainloss dari harga obligasi ditambah dengan coupon rate per bulannya. Coupon rate dimasukkan ke dalam penentu return karena
return yang berasal dari kupon obligasi ini sifatnya pasti, tidak seperti dividen pada saham.
Dari 91 seri obligasi yang menjadi kandidat portofolio, hanya 1 seri obligasi yang memiliki return negatif, yaitu obligasi korporasi
BDKI04 dengan expected return sebesar -0.15 per bulan, yang artinya dengan berinvestasi ke dalam obligasi BDKI04, maka yang
didapat hanya kerugian rata-rata sebesar 0.15 tiap bulannya, sehingga obligasi seri BDKI04 tidak akan dimasukkan ke dalam
pembentukan portofolio. Jumlah obligasi yang memiliki return positif adalah sebanyak
90 seri yang terdiri dari 24 obligasi pemerintah dan 66 obligasi korporasi. Sembilan puluh seri obligasi ini diurutkan berdasarkan
rasio ERrisk dan dilakukan uji normalitas karena jumlah data sampel yang diambil kurang dari 30. Uji normalitas diperlukan
sebagai syarat untuk melakukan pembentukan portofolio Husnan, 2001. Sedangkan rasio ERrisk menggambarkan berapa
ekspektasi return yang mampu dihasilkan sebuah aset untuk tiap unit risiko. Semakin besar rasionya, maka semakin baik pula aset
tersebut. Untuk mengefisienkan perhitungan, uji normalitas untuk
obligasi korporasi dilakukan pada 20 obligasi yang berada di urutan pertama berdasarkan rasio ERrisk. Sedangkan untuk obligasi
pemerintah, uji normalitas dilakukan pada 15 obligasi dengan rasio ERrisk teratas. Masing-masing 10 seri obligasi dari korporasi dan
pemerintah dengan rasio ERrisk tertinggi dan terdistribusi normal dijadikan kandidat portofolio obligasi.
Tabel 5 menunjukkan 20 seri obligasi yang dijadikan kandidat aset portofolio.
Tabel 5 Urutan 10 obligasi pemerintah dan korporasi dengan ERrisk tertinggi
Obligasi Korporasi Obligasi Pemerintah
No. Seri Obligasi
ERrisk Seri Obligasi ERrisk
1. LTLS02AXBFTW 0.9707 VR0013
1.0879 2. ALFA01XXBFTW
0.9469 VR0019 0.7017
3. BSBR05AXBFTW 0.6537 VR0014
0.4602 4. BSBR05BXBVTW
0.4854 FR0002 0.4406
5. JPOS01XXBFTW 0.4664 VR0017
0.4004 6. MPPA01XXBFTW
0.3383 VR0020 0.3785
7. PPGD10BXBVTW 0.3348 FR0013
0.3116 8. WIKA03AXBFTW
0.3278 VR0018 0.2847
9. SCTV01XXBFTW 0.3268 FR0012
0.2772 10. ASDF03CXBFTW
0.3105 FR0022 0.2700
4.5.3 Return dan Risiko Deposito