Kinerja Reksa Dana IPB-KRESNA Periode Januari 2006-April 2007

(1)

Oleh

YAYUK LESTARI

H24103052

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YAYUK LESTARI

H24103052

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(3)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA

PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YAYUK LESTARI

H24103052

Menyetujui, September 2007

Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(4)

Januari 2006-April 2007. Di bawah bimbingan WIDIGDO SUKARMAN dan BUDI PURWANTO.

Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia terus meningkat pesat sejak dikeluarkannya Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai diperbolehkannya Reksa Dana berbentuk terbuka dan tertutup. Hal ini mendorong IPB untuk meluncurkan Reksa Dana IPB-Kresna dengan PT Kresna Graha Securindo, Tbk. sebagai Manajer Investasi. Sejak diluncurkan Desember 2005 sampai April 2007, Reksa Dana IPB Kresna memiliki kinerja yang kurang baik berdasarkan portfolio fact-sheet yang dikeluarkan PT Kresna Graha Securindo Tbk. dan pemeringkatan Reksa Dana yang dilakukan oleh InfoBank dan Infovesta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan dan menguji keandalan portofolio IPB-Kresna sehingga bisa didapatkan rekomendasi dalam strategi, kebijakan, komposisi portofolio, atau pendekatan lainnya yang mampu dijadikan sebagai alat peningkatan kinerja bagi IPB-Kresna.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber yang akan digunakan untuk membentuk empat portofolio dan mengukur kinerja masing-masing portofolio. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja portofolio IPB-Kresna dengan portofolio model Markowitz dan model indeks tunggal yang masing-masing dibuat 2 portofolio, yaitu portofolio menggunakan penerapan kebijakan IPB-Kresna dan portofolio yang dibentuk tanpa kebijakan investasi IPB-Kresna.

Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan portofolio IPB-Kresna merupakan portofolio dengan kinerja terendah, baik diukur menggunakan metode time-weighted rate of return maupun rasio Sharpe. Hasil penelitian memang belum dapat menunjukkan apakah kebijakan investasi yang dilakukan oleh IPB-Kresna sudah tepat atau belum, namun dapat diketahui bahwa penyebab utama buruknya kinerja portofolio IPB-Kresna bukan berasal dari kebijakan yang diterapkannya karena kinerja pada portofolio Markowitz dan model indeks tunggal yang menerapkan kebijakan ini masih mampu memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja IPB-Kresna. Sehingga dari penelitian ini diketahui bahwa rendahnya kinerja portofolio IPB-Kresna disebabkan oleh faktor lain di luar kebijakan investasi yang telah diterapkannya. Model yang dapat direkomendasikan dalam kasus ini adalah portofolio model Markowitz karena memiliki kinerja paling tinggi di antara portofolio lainnya.

Melihat posisi kinerja selama periode Januari 2006-April 2007 yang kurang optimal, Manajer Investasi IPB-Kresna hendaknya membenahi pengelolaan portofolio investasi untuk meningkatkan kinerja. Selain itu para investor juga harus melakukan pengawasan yang lebih baik lagi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Struktur organisasi rangkap dalam IPB-Kresna harus ditata kembali demi menghindari konflik kepentingan dalam menentukan keputusan investasi.


(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yayuk Lestari, dilahirkan di Bogor pada tanggal 17 Oktober 1985 dari pasangan Teddy Subandi dan Eros Rostianah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Leuwiliang 1 pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Dramaga pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yaitu Center Of Management (COM@) pada periode tahun 2004-2005, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan.


(6)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian mengenai kinerja IPB-Kresna yang diungkapkan dalam skripsi yang berjudul “Kinerja Reksa Dana IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007” ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Sebagai salah satu Reksa Dana Campuran di Indonesia, IPB-Kresna perlu melakukan pengukuran kinerja untuk dapat mengevaluasi kualitas pengelolaan portofolio investasi yang dilakukan Manajer Investasi. Pengukuran kinerja ini nantinya dapat digunakan oleh IPB-Kresna untuk mencapai kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberi kasih sayang, semangat, doa, dan segala hal untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Widigdo Sukarman MBA, MPA dan Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagi ilmu, motivasi, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, kritik, serta saran.

4. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediaannya menjadi moderator seminar dan memberikan masukan, kritik, serta saran yang amat berharga bagi penulis. 5. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departeman Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

6. Bapak Anhar Rudi dari Biro Riset dan Teknologi Bapepam atas kesediaannya membantu penulis untuk mendapatkan data-data penunjang skripsi.


(7)

v

8. Aldhika Darajat atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan, dan motivasi tiada henti.

9. Adik-adikku (Asep dan Nita) yang dengan rela menunda main game saat komputer digunakan penulis untuk menyelesaikan skripsi.

10.Rekan satu bimbingan (Dian Suminnar, Linda, Rio, Yunia, Prita, dan Sekar) untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.

11.Teman-teman Dagoss (Uchi, Pasus, Ipeh, Amiko, Etty, Ulfa, Else, Rinrin) B’Boys (Irwan, Yan, Ruslan, dan Adit), Nela, dan Wina untuk keceriaan, kebersamaan, semangat, serta doanya selama ini.

12.Toro untuk kasih sayang, dukungan, dan keceriaan yang mampu membuat penulis tersenyum meski di saat terburuk sekalipun.

13.Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang diberikannya.

14.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Bogor, September 2007


(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Hasil yang Diharapkan ... 7

1.5 Batasan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi ... 9

2.1.1 Pengertian Investasi ... 9

2.1.2 Jenis-Jenis Investasi ... 9

2.1.3 Instrumen Investasi Financial Assets ... 9

2.1.4 Proses Investasi ... 11

2.2 Teori Portofolio ... 12

2.2.1 Tingkat Pengembalian dan Risiko ... 13

2.2.2 Diversifikasi Markowitz ... 13

2.2.3 Model Indeks Tunggal ... 15

2.2.4 Pengukuran Kinerja Portofolio ... 16

2.2.4.1Time-Weighted Rate of Return ... 16

2.2.4.2Metode Sharpe ... 16

2.3 Reksa Dana ... 17

2.3.1 Pengertian Reksa Dana ... 17

2.3.2 Bentuk Hukum Reksa Dana ... 17

2.3.3 Jenis-Jenis Reksa Dana ... 17

2.3.4 Manajer Investasi ... 18

2.3.5 Bank Kustodian ... 18

2.3.6 Unit Penyertaan ... 19

2.3.7 Manfaat Investasi Reksa Dana ... 19

2.3.8 Kinerja Reksa Dana ... 20

2.3.9 Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran ... 22


(9)

vii

3.2 Pengumpulan Data ... 26

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26

3.3.1 Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 27

3.3.2 Menghitung Return, Expected Return, dan Risiko Tiap Aset ... 27

3.3.3 Membentuk Portofolio Model Markowitz ... 30

3.3.4 Membentuk Portofolio Model Indeks Tunggal ... 32

3.3.5 Mengukur dan Membandingkan Kinerja ... 35

3.3.5.1Metode Time-Weighted Rate of Return ... 36

3.3.5.2Sharpe Ratio ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Reksa Dana IPB-Kresna ... 37

4.1.1 Pendirian Reksa Dana ... 37

4.1.2 Penawaran Umum ... 37

4.1.3 Penempatan Dana Awal ... 37

4.1.4 Pengelola Reksa Dana ... 38

4.1.5 Kebijakan Investasi ... 38

4.2 Manajer Investasi Reksa Dana IPB-Kresna ... 39

4.2.1 Latar Belakang Manajer Investasi ... 39

4.2.2 Visi dan Misi ... 40

4.2.3 Struktur Organisasi Manajer Investasi ... 40

4.3 Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor ... 40

4.3.1 Sejarah Institut Pertanian Bogor ... 40

4.3.2 Visi, Misi, dan Motto ... 41

4.3.3 Tujuan ... 41

4.3.4 Organisasi IPB ... 41

4.4 Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 42

4.5 Perhitungan Return dan Risiko Aset ... 43

4.5.1 Return dan Risiko Saham ... 44

4.5.2 Return dan Risiko Obligasi ... 43

4.5.3 Return dan Risiko Deposito ... 44

4.6 Pembentukan Portofolio Model Markowitz ... 46

4.6.1 Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Markowitz ... 46

4.6.2 Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model Markowitz ... 47

4.6.3 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz ... 48

4.6.4 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz dengan Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna ... 49

4.7 Portofolio Model Indeks Tunggal ... 51

4.7.1 Tingkat Pengembalian dan Risiko Pasar ... 51

4.7.2 Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Indeks Tunggal ... 52

4.7.3 Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model Indeks Tunggal ... 55

4.7.4 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal .... 56

4.7.5 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal dengan Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna ... 57


(10)

viii

4.8 Return dan Risiko Portofolio Markowitz, Model Indeks Tunggal, dan

IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007 ... 58

4.9 Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Time-Weighted Rate of Return ... 59

4.9.1Holding Period Return Sub-Periode Masing-Masing Portofolio . 59 4.9.2Kinerja Berdasarkan Metode Time-Weighted Rate of Return ... 63

4.10 Pengukuran Kinerja Menggunakan Rasio Sharpe ... 65

4.11 Pergerakan Return Pasar ... 66

4.12 Posisi Kinerja Portofolio IPB-Kresna Dibandingkan Gabungan Benchmark ... 67

4.13 Prediksi Return Portofolio Periode 6 Bulan Mendatang ... 70

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 72

2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(11)

Oleh

YAYUK LESTARI

H24103052

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YAYUK LESTARI

H24103052

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(13)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KINERJA REKSA DANA IPB-KRESNA

PERIODE JANUARI 2006-APRIL 2007

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YAYUK LESTARI

H24103052

Menyetujui, September 2007

Dr. Widigdo Sukarman, MBA, MPA Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(14)

Januari 2006-April 2007. Di bawah bimbingan WIDIGDO SUKARMAN dan BUDI PURWANTO.

Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia terus meningkat pesat sejak dikeluarkannya Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai diperbolehkannya Reksa Dana berbentuk terbuka dan tertutup. Hal ini mendorong IPB untuk meluncurkan Reksa Dana IPB-Kresna dengan PT Kresna Graha Securindo, Tbk. sebagai Manajer Investasi. Sejak diluncurkan Desember 2005 sampai April 2007, Reksa Dana IPB Kresna memiliki kinerja yang kurang baik berdasarkan portfolio fact-sheet yang dikeluarkan PT Kresna Graha Securindo Tbk. dan pemeringkatan Reksa Dana yang dilakukan oleh InfoBank dan Infovesta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan dan menguji keandalan portofolio IPB-Kresna sehingga bisa didapatkan rekomendasi dalam strategi, kebijakan, komposisi portofolio, atau pendekatan lainnya yang mampu dijadikan sebagai alat peningkatan kinerja bagi IPB-Kresna.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber yang akan digunakan untuk membentuk empat portofolio dan mengukur kinerja masing-masing portofolio. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja portofolio IPB-Kresna dengan portofolio model Markowitz dan model indeks tunggal yang masing-masing dibuat 2 portofolio, yaitu portofolio menggunakan penerapan kebijakan IPB-Kresna dan portofolio yang dibentuk tanpa kebijakan investasi IPB-Kresna.

Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan portofolio IPB-Kresna merupakan portofolio dengan kinerja terendah, baik diukur menggunakan metode time-weighted rate of return maupun rasio Sharpe. Hasil penelitian memang belum dapat menunjukkan apakah kebijakan investasi yang dilakukan oleh IPB-Kresna sudah tepat atau belum, namun dapat diketahui bahwa penyebab utama buruknya kinerja portofolio IPB-Kresna bukan berasal dari kebijakan yang diterapkannya karena kinerja pada portofolio Markowitz dan model indeks tunggal yang menerapkan kebijakan ini masih mampu memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja IPB-Kresna. Sehingga dari penelitian ini diketahui bahwa rendahnya kinerja portofolio IPB-Kresna disebabkan oleh faktor lain di luar kebijakan investasi yang telah diterapkannya. Model yang dapat direkomendasikan dalam kasus ini adalah portofolio model Markowitz karena memiliki kinerja paling tinggi di antara portofolio lainnya.

Melihat posisi kinerja selama periode Januari 2006-April 2007 yang kurang optimal, Manajer Investasi IPB-Kresna hendaknya membenahi pengelolaan portofolio investasi untuk meningkatkan kinerja. Selain itu para investor juga harus melakukan pengawasan yang lebih baik lagi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Struktur organisasi rangkap dalam IPB-Kresna harus ditata kembali demi menghindari konflik kepentingan dalam menentukan keputusan investasi.


(15)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yayuk Lestari, dilahirkan di Bogor pada tanggal 17 Oktober 1985 dari pasangan Teddy Subandi dan Eros Rostianah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Leuwiliang 1 pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Dramaga pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama menjalani perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan, yaitu himpunan profesi Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yaitu Center Of Management (COM@) pada periode tahun 2004-2005, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan.


(16)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian mengenai kinerja IPB-Kresna yang diungkapkan dalam skripsi yang berjudul “Kinerja Reksa Dana IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007” ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Sebagai salah satu Reksa Dana Campuran di Indonesia, IPB-Kresna perlu melakukan pengukuran kinerja untuk dapat mengevaluasi kualitas pengelolaan portofolio investasi yang dilakukan Manajer Investasi. Pengukuran kinerja ini nantinya dapat digunakan oleh IPB-Kresna untuk mencapai kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberi kasih sayang, semangat, doa, dan segala hal untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Widigdo Sukarman MBA, MPA dan Ir. Budi Purwanto, ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagi ilmu, motivasi, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji dan memberikan masukan, kritik, serta saran.

4. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas kesediaannya menjadi moderator seminar dan memberikan masukan, kritik, serta saran yang amat berharga bagi penulis. 5. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departeman Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

6. Bapak Anhar Rudi dari Biro Riset dan Teknologi Bapepam atas kesediaannya membantu penulis untuk mendapatkan data-data penunjang skripsi.


(17)

v

8. Aldhika Darajat atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan, dan motivasi tiada henti.

9. Adik-adikku (Asep dan Nita) yang dengan rela menunda main game saat komputer digunakan penulis untuk menyelesaikan skripsi.

10.Rekan satu bimbingan (Dian Suminnar, Linda, Rio, Yunia, Prita, dan Sekar) untuk kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.

11.Teman-teman Dagoss (Uchi, Pasus, Ipeh, Amiko, Etty, Ulfa, Else, Rinrin) B’Boys (Irwan, Yan, Ruslan, dan Adit), Nela, dan Wina untuk keceriaan, kebersamaan, semangat, serta doanya selama ini.

12.Toro untuk kasih sayang, dukungan, dan keceriaan yang mampu membuat penulis tersenyum meski di saat terburuk sekalipun.

13.Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang diberikannya.

14.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi.

Bogor, September 2007


(18)

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Hasil yang Diharapkan ... 7

1.5 Batasan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi ... 9

2.1.1 Pengertian Investasi ... 9

2.1.2 Jenis-Jenis Investasi ... 9

2.1.3 Instrumen Investasi Financial Assets ... 9

2.1.4 Proses Investasi ... 11

2.2 Teori Portofolio ... 12

2.2.1 Tingkat Pengembalian dan Risiko ... 13

2.2.2 Diversifikasi Markowitz ... 13

2.2.3 Model Indeks Tunggal ... 15

2.2.4 Pengukuran Kinerja Portofolio ... 16

2.2.4.1Time-Weighted Rate of Return ... 16

2.2.4.2Metode Sharpe ... 16

2.3 Reksa Dana ... 17

2.3.1 Pengertian Reksa Dana ... 17

2.3.2 Bentuk Hukum Reksa Dana ... 17

2.3.3 Jenis-Jenis Reksa Dana ... 17

2.3.4 Manajer Investasi ... 18

2.3.5 Bank Kustodian ... 18

2.3.6 Unit Penyertaan ... 19

2.3.7 Manfaat Investasi Reksa Dana ... 19

2.3.8 Kinerja Reksa Dana ... 20

2.3.9 Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran ... 22


(19)

vii

3.2 Pengumpulan Data ... 26

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26

3.3.1 Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 27

3.3.2 Menghitung Return, Expected Return, dan Risiko Tiap Aset ... 27

3.3.3 Membentuk Portofolio Model Markowitz ... 30

3.3.4 Membentuk Portofolio Model Indeks Tunggal ... 32

3.3.5 Mengukur dan Membandingkan Kinerja ... 35

3.3.5.1Metode Time-Weighted Rate of Return ... 36

3.3.5.2Sharpe Ratio ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Reksa Dana IPB-Kresna ... 37

4.1.1 Pendirian Reksa Dana ... 37

4.1.2 Penawaran Umum ... 37

4.1.3 Penempatan Dana Awal ... 37

4.1.4 Pengelola Reksa Dana ... 38

4.1.5 Kebijakan Investasi ... 38

4.2 Manajer Investasi Reksa Dana IPB-Kresna ... 39

4.2.1 Latar Belakang Manajer Investasi ... 39

4.2.2 Visi dan Misi ... 40

4.2.3 Struktur Organisasi Manajer Investasi ... 40

4.3 Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor ... 40

4.3.1 Sejarah Institut Pertanian Bogor ... 40

4.3.2 Visi, Misi, dan Motto ... 41

4.3.3 Tujuan ... 41

4.3.4 Organisasi IPB ... 41

4.4 Pemilihan Saham, Obligasi, dan Deposito ... 42

4.5 Perhitungan Return dan Risiko Aset ... 43

4.5.1 Return dan Risiko Saham ... 44

4.5.2 Return dan Risiko Obligasi ... 43

4.5.3 Return dan Risiko Deposito ... 44

4.6 Pembentukan Portofolio Model Markowitz ... 46

4.6.1 Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Markowitz ... 46

4.6.2 Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model Markowitz ... 47

4.6.3 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz ... 48

4.6.4 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Markowitz dengan Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna ... 49

4.7 Portofolio Model Indeks Tunggal ... 51

4.7.1 Tingkat Pengembalian dan Risiko Pasar ... 51

4.7.2 Portofolio Optimal Saham Menggunakan Model Indeks Tunggal ... 52

4.7.3 Portofolio Optimal Obligasi Menggunakan Model Indeks Tunggal ... 55

4.7.4 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal .... 56

4.7.5 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal dengan Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna ... 57


(20)

viii

4.8 Return dan Risiko Portofolio Markowitz, Model Indeks Tunggal, dan

IPB-Kresna Periode Januari 2006-April 2007 ... 58

4.9 Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Time-Weighted Rate of Return ... 59

4.9.1Holding Period Return Sub-Periode Masing-Masing Portofolio . 59 4.9.2Kinerja Berdasarkan Metode Time-Weighted Rate of Return ... 63

4.10 Pengukuran Kinerja Menggunakan Rasio Sharpe ... 65

4.11 Pergerakan Return Pasar ... 66

4.12 Posisi Kinerja Portofolio IPB-Kresna Dibandingkan Gabungan Benchmark ... 67

4.13 Prediksi Return Portofolio Periode 6 Bulan Mendatang ... 70

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 72

2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(21)

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Trend pertumbuhan Reksa Dana tahun 1995-2006 ... 1

2. Kinerja IPB-Syariah dan IPB-Kresna sampai April 2007 ... 5

3. Daftar kode saham dan emiten yang masuk LQ-45 selama periode 2001-2005 ... 42

4. Expected return dan risiko saham yang memiliki return positif ... 43

5. Urutan 10 obligasi pemerintah dan korporasi dengan E(R)/risk tertinggi ... 45

6. Alokasi aset pada portofolio gabungan model Markowitz ... 51

7. Urutan saham berdasarkan ERB ... 53

8. Rasio E(Rp)/beta dari 4 portofolio gabungan model indeks tunggal dengan menerapkan kebijakan ivestasi IPB-Kresna ... 58

9. Hasil uji beda antara HPR IPB-Kresna dengan empat portofolio pembanding ... 63

10.Kinerja berdasarkan metode time weighted rate of return (dalam %) ... 64

11.Rasio Sharpe portofolio model Markowitz, model indeks tunggal, dan IPB-Kresna ... 65


(22)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Posisi kinerja IPB-Kresna terhadap benchmark ... 6 2. Portofolio optimal gabungan aset A dan aset B ... 15 3. Kerangka pemikiran penelitian ... 25 4. Porsi saham pada portofolio optimal model Markowitz ... 47 5. Bobot obligasi pada portofolio obligasi model Markowitz ... 48 6. Alokasi aset dalam portofolio gabungan menggunakan model Markowitz ... 49 7. Alokasi berdasarkan jenis aset pada portofolio gabungan model Markowitz

dengan penerapan kebijakan investasi IPB-Kresna ... 50 8. Nilai beta 10 saham terseleksi ... 52 9. Bobot saham pada portofolio saham model indeks tunggal ... 54 10.Bobot tiap seri obligasi pada portofolio obligasi model indeks tunggal ... 56 11.Alokasi aset dan obligasi pada portofolio gabungan model indeks tunggal

tanpa menerapkan kebijakan investasi IPB-Kresna ... 57 12.Pergerakan HPR portofolio IPB-Kresna, model Markowitz, dan model indeks

tunggal tanpa kebijakan IPB-Kresna periode Januari 2006-April 2007 ... 61 13.Pergerakan HPR portofolio IPB-Kresna, model Markowitz, dan model indeks

tunggal dengan kebijakan IPB-Kresna periode Januari 2006-April 2007 .... 62 14.Pergerakan HPR sub-periode pasar dan portofolio IPB-Kresna ... 67 15.Posisi kinerja porotofolio IPB-Kresna dibandingkan benchmark

gabungan ... 69 16.Prediksi pergerakan return masing-masing portofolio untuk 6 bulan


(23)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar Saham LQ-45 periode 2001-2005 ... 76 2. Daftar Seri Obligasi Kandidat Portofolio ... 77 3. Total Return, Expected Return, Varians, dan Standar Deviasi Saham (yang

Sudah Dilakukan Penyesuaian atas Stock Split), IHSG, dan SBI ... 79 4. Perhitungan Return, Expected Return, Varians, Standar Deviasi, dan Rasio

E(R)/risk Obligasi Pemerintah ... 82 5. Perhitungan Return, Expected Return, Varians, Standar Deviasi, dan Rasio

E(R)/risk Obligasi Korporasi ... 88 6. Return, Expected Return, Varians, Standar Deviasi, dan Rasio E(R)/risk

Deposito ... 105 7. Matriks Kovarian Return Saham, Varians Portofolio, dan Bobot Saham

pada Portofolio Saham Model Markowitz ... 106 8. Matriks Kovarians Antar Return Obligasi ... 107 9. Matriks Varians Portofolio Obligasi dan Bobot Obligasi ... 108 10.Perhitungan Porotofolio Saham dan Portofolio Obligasi Model Indeks

Tunggal ... 110 11.Perhitungan Portofolio Gabungan Model Markowitz dan Model Indeks

Tunggal ... 111 12.Perhitungan Return, Rata-rata Return, Varians, dan Standar Deviasi Portofolio

Gabungan Model Markowitz Periode Januari 2006-April 2007 ... 112 13.Perhitungan Return, Rata-rata Return, Varians, dan Standar Deviasi Portofolio

Gabungan Model Indeks Tunggal Periode Januari 2006-April 2007 ... 114 14.Kinerja IPB-Kresna, Kinerja Pasar (IHSG) Periode Januari 2006-April

2007, dan Uji-T Independent Sample antara HPR IPB-Kresna dengan HPR keempat portofolio pembanding ... 116 15.Prediksi Return IPB-Kresna dan Keempat Portofolio Pembanding ... 118


(24)

1.1 Latar Belakang

Sejak dikeluarkannya Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai diperbolehkannya Reksa Dana berbentuk terbuka dan tertutup, Reksa Dana di Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah Reksa Dana dan jumlah dana yang dikelola oleh Reksa Dana.

Tabel 1 Trend pertumbuhan Reksa Dana tahun 1995-2006

Tahun Jumlah

Reksa Dana

Dana dikelola (IDR trilliun)

Jumlah pemegang Unit Penyertaan

1996 25 2.78 2 441

1997 77 4.92 20 234

1998 81 2.99 15 482

1999 81 4.97 24 127

2000 94 5.52 39 487

2001 108 8.00 51 723

2002 131 46.61 125 820

2003 186 69.48 171 712

2004 246 104.04 299 063

2005 328 29.41 254 660

2006 403 51.62 202 991

Diolah dari : Statistik Pasar Uang, Bapepam.

Pertumbuhan Reksa Dana yang dicatat oleh Bapepam memperlihatkan angka yang signifikan. Total Reksa Dana pada akhir tahun 2001 hanya sebesar Rp8 triliun dan meningkat 482% menjadi Rp46.61 triliun pada akhir tahun 2002. Pertumbuhan tersebut terus berlanjut pada tahun 2003 di mana posisi Reksa Dana pada April 2003 telah mencapai Rp61.25 triliun atau meningkat 31.4% selama empat bulan pertama 2003.

Penurunan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) disinyalir telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap perkembangan Reksa Dana. Penurunan SBI dari 17.62% pada Desember 2001 menjadi 10.44% pada Mei 2003 menyebabkan bank-bank menurunkan suku bunga simpanannya khususnya untuk deposito. Dengan turunnya suku bunga deposito tersebut, pemilik modal kelas menengah ke atas mulai mencari


(25)

bentuk alternatif penanaman dana yang lebih menarik dengan rate of return yang lebih tinggi. Salah satu bentuk alternatif tersebut adalah Reksa Dana yang ternyata direspon dengan antusias oleh para pemilik dana yang menginginkan dana yang diinvestasikannya diberi imbalan yang lebih besar dibandingkan dengan penanaman pada deposito perbankan.

Pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia terus meningkat pesat. Pada tahun 2004, terjadi pertambahan jumlah reksa dana sebesar 32.26% dan jumlah dana yang dikelola reksa dana meningkat sebesar 49.71%.

Sebagai Reksa Dana yang baru mulai berkembang, tingkat return Reksa Dana di Indonesia selama tahun 2004 jauh melebihi return Reksa Dana di Asia umumnya. Investor Reksa Dana di Indonesia memeroleh return rata-rata 34%, diikuti India dan Filipina dengan tingkat return 27%. Namun berkembangnya Reksa Dana di Indonesia kurang didukung oleh perbaikan ekonomi sehingga mempengaruhi kinerjanya. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana mengalami penurunan yaitu dari Rp113.72 triliun pada bulan Pebruari 2005 menjadi Rp105.38 triliun pada Maret 2005 dan anjlok menjadi Rp86.45 triliun pada April 2005.

Penurunan ini seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kurang mendukung. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi makro Indonesia pada periode Januari sampai dengan September 2005 yang menunjukkan pergerakan relatif menurun. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar US yang mencapai level Rp12,000 menyebabkan semakin melonjaknya beban negara atas subsidi BBM sehingga memaksa pemerintah Indonesia menaikkan harga bahan bakar minyak dalam negeri sebesar 80% yang kemudian mengakibatkan tingkat inflasi naik tajam, dari level 1.42 % di awal Januari dan mencapai 15.65% di akhir Oktober. Untuk meredam laju inflasi, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah menaikkan suku bunga SBI pada bulan Oktober 2005 menjadi 11%.

Peningkatan suku bunga akibat inflasi ini menurunkan harga obligasi termasuk Obligasi Pemerintah (Surat Utang Negara) yang menjadi salah satu instrumen portofolio Reksa Dana. Dampak selanjutnya, return Reksa Dana berkurang dan beberapa bahkan memiliki return negatif. Hal ini


(26)

mendorong investor Reksa Dana melakukan redemption (penarikan) besar-besaran yang memaksa Manajer Investasi menjual portofolio Reksa Dana terutama obligasi pemerintah. Tindakan ini membuat supply obligasi di pasar bertambah dan mengakibatkan harga-harga obligasi di pasar semakin menurun. Turunnya harga obligasi kemudian membuat return Reksa Dana secara keseluruhan menurun drastis dari tahun sebelumnya.

Sepanjang tahun 2005, kinerja Reksa Dana mengalami penurunan. Penurunan kinerja Reksa Dana tercermin dari pertumbuhan return-nya, yaitu Nilai Aktiva Bersih per unit (NAB/unit). Pada periode Januari 2005 sampai Januari 2006 pertumbuhan NAB/unit yang diberikan oleh rata-rata Reksa Dana hanya sebesar 2.42%, suatu jumlah return yang sangat minim karena investasi pada deposito saja masih mampu memberikan return yang lebih besar.

Tahun 2005 dapat dianggap sebagai periode yang kurang menguntungkan bagi Reksa Dana di Indonesia. Namun rupanya badai yang melanda bisnis Reksa Dana tahun 2005 ini tidak menyurutkan beberapa perusahaan sekuritas menerbitkan Reksa Dana baru, diantaranya yaitu Reksa Dana IPB-Kresna dan IPB-Syariah, yakni Reksa Dana yang didirikan atas kerja sama PT Kresna Graha Securindo, Tbk., Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Dana Pensiun Bank Central Asia (BCA), dimana pengelolaan portofolio investasinya dilakukan oleh PT Kresna Graha Securindo, Tbk. sebagai Manajer Investasi. Penawaran perdana kedua Reksa Dana tersebut dilakukan pada tanggal 15 Desember 2005 dengan NAB/unit sebesar Rp1,000.

Reksa Dana IPB-Kresna dan Reksa Dana IPB-Syariah diterbitkan sebagai salah satu upaya IPB untuk mendapatkan sumber pendanaan baru untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan akademik tanpa harus terlalu mengandalkan SPP, terutama bagi penyelenggaraan akademik mahasiswa S1. Dengan melakukan investasi pada instrumen yang dianggap paling menguntungkan dan sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia, diharapkan kedua Reksa Dana tersebut dapat memberikan tingkat pendapatan yang optimal. Pembentukan kedua Reksa Dana tersebut juga


(27)

dimaksudkan untuk menjadi wahana promosi IPB dan kompetensinya dalam pendidikan tinggi maupun bisnis bidang pertanian. Melalui pembentukan kedua Reksa Dana ini, IPB berharap dapat menghimpun dana kolektif dari mitra yang peduli terhadap pendidikan tinggi, peduli terhadap pembangunan pertanian, dan peduli terhadap pengelolaan dana secara produktif dan berkah.

PT Kresna Graha Securindo Tbk. sebagai Manajer Investasi Reksa Dana IPB-Kresna dan IPB-Syariah telah berpengalaman dalam bidang pengelolaan investasi. Sebelum mengeluarkan Reksa Dana IPB-Kresna dan IPB-Syariah, PT Kresna Graha Securindo Tbk. telah menglola Reksa Dana lainnya, yaitu Reksa Dana MR.BOND untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap, MR.FLEX untuk Reksa Dana Campuran, dan MR. CASH untuk Reksa Dana Pasar Uang. Ketiga Reksa Dana tersebut memiliki kinerja yang baik dan mampu menghasilkan return yang cukup tinggi dan bahkan MR. CASH pernah menempati peringkat pertama untuk Reksa Dana Pasar Uang dan MR. BOND pernah dinominasikan debagai Reksa Dana Terbaik versi majalah Prospektus. Selain itu, PT Kresna Graha Securindo, Tbk. tercatat sebagai perusahaan sekuritas pertama di Indonesia yang menerima sertifikat ISO 9001:2000 untuk Quality Management.

Namun kualitas pengelolaan investasi pada Kresna dan IPB-Syariah ternyata tidak sebaik pengelolaan Reksa Dana lain yang dikelola oleh PT Kresna Graha Securindo, Tbk. Per Januari 2006, Reksa Dana IPB Syariah berada pada peringkat 248 dan IPB Kresna pada peringkat 272 berdasarkan pemeringkatan return Reksa Dana yang dilakukan majalah InfoBank (InfoBank, 2006). Peringkat tersebut dinilai dari pertumbuhan NAB/unit per Januari 2005-2006, sehingga penilaian ini kurang fair untuk kedua Reksa Dana tersebut mengingat penawaran perdananya baru dimulai pada pertengahan Desember 2005.

Pada awal tahun 2007, sekitar satu tahun setelah diluncurkannya IPB-Kresna dan IPB-Syariah, Investor Group dan Infovesta melakukan pemeringkatan Reksa Dana di mana pemeringkatan ini dilakukan dengan mengklasifikasikan Reksa Dana tidak hanya berdasarkan jenis Reksa Dana,


(28)

namun juga berdasarkan kinerja 1, 3, dan 5 tahun. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor untuk beberapa hal menyangkut pengelolaan dana investasi, seperti Sharpe ratio per periode tertentu, pertumbuhan aset yang dikelola manajemen, dan struktur biaya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, salah satu Reksa Dana yang diterbitkan oleh IPB, yaitu IPB-Kresna, berada pada peringkat terakhir dari 77 Reksa Dana Campuran di Indonesia yang penilaian kinerjanya dihitung selama satu tahun terakhir (Infovesta, 2007).

Berdasarkan portfolio fact-sheet PT Kresna Graha Securindo, Tbk. pada April 2007., kinerja IPB-Kresna memang selalu berada di bawah kinerja benchmark-nya padahal bisnis Reksa Dana pada tahun 2006 telah kembali pulih akibat suku bunga SBI turun dari 12.75% pada awal 2006 menjadi 9.75% di akhir tahun 2006 dan dana kelolaan Reksa Dana di Indonesia juga meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan tahun 2005. Pada 1 tahun terakhir, sampai April 2007, IPB-Kresna hanya mampu memberikan return sebesar 3.88% per tahun, suatu tingkat keuntungan yang amat rendah untuk ukuran sebuah Reksa Dana.

Tabel 2 Kinerja IPB-Syariah dan IPB-Kresna sampai April 2007 (per bulan)

Kinerja Benchmark

IPB Syariah * IPB Syariah

Benchmark IPB

Kresna ** IPB Kresna

1 bulan 4.92% 9.57% 4.51% 3.11%

3 bulan 0.69% 1.03% 0.54% 0.37%

6 bulan 0.88% 1.21% 1.03% 0.14%

1 tahun 1.57% 0.91% 1.48% 0.32%

Sejak

diluncurkan - 3.19% - 1.46%

* benchmark : (50% x Bank Time Deposite Rate)+(50% x Jakarta Islamic Index) ** benchmark : (50% x Bank Time Deposite Rate)+(50% x LQ-45 Indeces) Diolah dari : Portfolio Fact-Sheet Kresna Securities, April 2007.

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa kinerja Reksa Dana IPB-Kresna lebih rendah jika dibandingkan Reksa Dana IPB-Syariah yang sama-sama dikelola oleh PT Kresna Graha Securindo, Tbk. Kinerja IPB-Syariah lebih baik dibandingkan dengan IPB-Kresna karena return yang diberikannya semenjak penawaran perdana sebesar 3.19% per tahun atau mampu memberikan return yang besarnya lebih dari 2 kali lipat return IPB-Kresna.


(29)

Pada periode 1 dan 3 bulan terakhir, kinerja IPB-Kresna mulai membaik karena return yang dihasilkannya semakin tinggi. Sayangnya, kenaikan kinerja ini ternyata masih belum mampu mengungguli kinerja benchmark yang digunakan oleh PT Kresna Graha Securindo Tbk karena return rata-rata yang mampu dihasilkan oleh benchmark tersebut mencapai dua kali lipat kinerja IPB-Kresna.

Diolah dari: portfolio fact-sheet PT. Kresna Graha Securindo Tbk., April 2007

Gambar 1 Posisi kinerja IPB-Kresna terhadap benchmark.

Berdasarkan Gambar 1, posisi kinerja IPB-Kresna berada pada posisi yang rendah, yaitu di bawah kinerja benchmark dikurangi 5% standar deviasi benchmark sehingga hal ini menunjukkan bahwa kinerja IPB-Kresna masih belum optimal.

Kinerja sangat rendah Kinerja rendah Kinerja sangat tinggi

Kinerja tinggi Kinerja sedang

Benchmark - standar deviasi (0.42%)

benchmark + 5%*standar deviasi

benchmark – 5%*standar deviasi

ki

n

erja 1.89%

(0.99%) 1.80%

0.1% 3.68%

1.98%

benchmark benchmark + standar deviasi

Kinerja IPB-Kresna Kinerja deposito


(30)

1.2 Rumusan Masalah

Posisi kinerja IPB-Kresna yang berada di bawah benchmark-nya mengindikasikan bahwa Manajer Investasi IPB-Kresna belum melakukan pengelolaan investasi secara optimal. Hal ini tidak hanya akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat untuk berinvestasi pada IPB-Kresna, namun juga tidak tercapainya tujuan penerbitan Reksa Dana ini.

Dari penjabaran tersebut, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Mengapa portofolio Reksa Dana IPB-Kresna memiliki kinerja yang

belum optimal?

2. Apakah kebijakan dan komposisi portofolio yang diterapkan dalam investasi IPB-Kresna sudah tepat?

3. Apa strategi, kebijakan, atau komposisi aset yang dapat diterapkan untuk memperbaiki kinerja portofolio IPB-Kresna?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kebijakan investasi dalam pengelolaan portofolio IPB-Kresna.

2. Menguji keandalan portofolio dan kebijakan investasi yang diterapkan di dalam IPB-Kresna.

3. Mengajukan perbaikan dalam strategi, model, komposisi portofolio, atau pendekatan lainnya bagi IPB-Kresna untuk meningkatkan kinerja. 1.4 Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Portofolio optimal menggunakan model Markowitz dan model indeks tunggal yang menerapkan kebijakan investasi IPB-Kresna dalam proses pembentukannya.

2. Portofolio optimal menggunakan model Markowitz dan model indeks tunggal tanpa penerapan kebijakan investasi IPB-Kresna.

3. Komposisi portofolio yang optimal untuk kebijakan portofolio IPB-Kresna.


(31)

1.5 Batasan Penelitian

Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian, yaitu: 1. Dividen tidak digunakan untuk menghitung return.

2. Instrumen saham dan obligasi yang digunakan hanya aset yang terdaftar dalam bursa di Indonesia, baik Bursa Efek Jakarta (BEJ) maupun Bursa Efek Surabaya (BES).

3. Instrumen pasar uang yang digunakan hanya deposito 1 bulan dari 5 bank besar di Indonesia. Instrumen pasar uang lainnya tidak digunakan karena keterbatasan informasi dan pertimbangan lainnya.

4. Periode yang digunakan dalam pengukuran kinerja adalah 16 bulan, yaitu mulai Januari 2006 sampai April 2007.


(32)

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Investasi menurut Husnan (2001) merupakan kegiatan menanamkan modal, baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memeroleh keuntungan selama periode tertentu. Investasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan menanamkan dana untuk periode tertentu dalam rangka memperoleh arus kas di masa depan yang akan memberikan imbalan atas lamanya waktu penanaman dana, tingkat inflasi, dan atas risiko yang muncul dari penanaman dana tersebut (Reilly, 1989).

2.1.2 Jenis-Jenis Investasi

Berdasarkan obyeknya, investasi dibagi ke dalam dua jenis (Reilly, 1989), yaitu:

a. Investasi aset riil (real assets), yaitu investasi pada aset yang dapat dilihat fisik atau wujudnya seperti gedung, lahan, emas, dan sebagainya.

b. Investasi aset keuangan (financial assets), yaitu investasi pada aset yang berupa klaim terhadap pihak tertentu (seperti perusahaan) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat atau kertas/surat berharga yang menunjukkan kepemilikan aset keuangan tersebut seperti saham, obligasi, dan lain-lain.

Investasi pada aset keuangan umumnya lebih banyak diminati investor karena sifatnya yang relatif lebih mudah diperdagangkan antar pemodal.

2.1.3 Instrumen Investasi Financial Assets

Instrumen investasi financial assets (aset keuangan) terdiri dari banyak jenis, diantaranya saham, obligasi, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).


(33)

a. Saham

Pengertian saham menurut Capital Market Supervisory Agency (2003) adalah sertifikat kepemilikan perusahaan di mana pemegang sertifikat tersebut berhak atas aset dan pendapatan perusahaan.

b. Obligasi

Menurut Keown, et al. (2001), obligasi merupakan surat janji sanggup membayar (promissory note) jangka panjang, yang dikeluarkan oleh si peminjam dengan janji kepada si pemegangnya pembayaran suatu nilai bunga tetap setiap tahun yang telah ditentukan sebelumnya.

Brigham dan Houston (2004) mengartikan obligasi sebagai kontrak jangka panjang di mana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut.

Obligasi menurut Sulistyastuti (2002) adalah sekuritas berpendapatan tetap (fixed income securities) yang diterbitkan berhubungan dengan perjanjian hutang. Disebut sebagai sekuritas berpendapatan tetap karena obligasi memberikan penghasilan secara rutin yaitu berupa coupon rate (tingkat kupon).

c. Deposito

Pengertian deposito berdasarkan Undang-Undang no. 10 tahun 1998 dalam Kasmir (2003) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

d. Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sitem diskonto oleh BI, sebagai pengakuan atas utang jangka pendek (Riyadi, 2004).


(34)

2.1.4 Proses Investasi

Dalam melakukan investasi, pemodal dapat menempatkan dananya hanya pada satu atau beberapa kesempatan investasi. Dengan melakukan penempatan dana ke dalam beberapa kesempatan investasi berarti investor telah melakukan suatu diversifikasi, yang jika dikelola dengan baik dan tepat maka mampu menurunkan risiko investasi tanpa harus mengorbankan nilai ekspektasi return secara signifikan. Namun untuk melakukan diversifikasi tersebut, seorang investor perlu memahami proses investasi terlebih dahulu.

Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut (Husnan, 2001):

1. Menentukan kebijakan investasi

Di sini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.

2. Analisis sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama, adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced dan analis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar dan pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para pemodal.

3. Pembentukan portofolio

Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan


(35)

banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.

4. Melakukan revisi portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya. Jika dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhada sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

5. Evaluasi kinerja portofolio

Dalam tahap ini, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar jika suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan. Karena itu diperlukan suatu standar pengukuran. 2.2 Teori Portofolio

Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Yang bisa dilakukan pemodal adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

Pemodal dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi dalam investasi mereka. Diversifikasi sendiri bisa bermakna bahwa investor membentuk portofolio sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return yang diharapkan. Sedangkan arti harfiah portofolio adalah kumpulan surat. Husnan (2001) mendefinisikan portofolio sebagai sekumpulan financial assets (surat-surat berharga). Dalam artian luas portofolio bisa diartikan sebagai sekumpulan kesempatan investasi.

Lingkup bahasan utama dalam teori portofolio adalah bagaimana melakukan pemilihan portofolio dari sekian banyak aset, untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko tertentu yang


(36)

bersedia ditanggung investor. Dengan kata lain, teori portofolio membahas bagaimana cara membentuk portofolio yang optimal.

2.2.1 Tingkat Pengembalian dan Risiko

Markowitz sebagai pencetus teori portofolio modern menyatakan bahwa informasi relevan dari sebuah sekuritas dapat dirangkum oleh dua ukuran, yaitu return (tingkat pengembalian) dan

risk (risiko atau deviasi standar).

Return atau tingkat pengembalian merupakan peningkatan dalam persentasi kekayaan dengan memegang investasi untuk suatu jangka waktu (Rodoni dan Othman, 2002). Return dalam suatu investasi merupakan sesuatu yang tidak pasti, sehingga para pemodal hanya akan mengharapkan untuk memeroleh tingkat keuntungan tertentu (expected return).

Dalam teori portofolio, risiko diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan (Husnan, 2001).

Varians digunakan untuk mengukur penyimpangan dari penghasilan suatu aktiva dari pengembalian yang diharapkan. Karena varians dinyatakan dalam unit kuadrat, maka risiko dari sebuat aset sering diubah menjadi standar deviasi, yaitu akar kuadrat dari varians. Semakin kecil standar deviasi, maka semakin ketat distribusi probabilitasnya dan akibatnya semakin rendah tingkat risiko dari sebuah aset. Standar deviasi historis seringkali digunakan sebagai estimasi dari standar deviasi masa depan karena variabilitas masa lalu kemungkinan besar akan berulang. Standar deviasi historis dapat menjadi suatu estimasi yang baik dari risiko di masa depan (Brigham & Houston, 2004).

2.2.2 Diversifikasi Markowitz

Diversifikasi yang lebih efisien dari pada diversifikasi secara

random adalah diversifikasi berdasarkan model Harry Markowitz dan dikenal sebagai diversifikasi Markowitz. Markowitz juga merupakan pencetus teori portofolio modern pertama, di mana


(37)

pertimbangan dalam membentuk portofolio dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapkan, risiko, dan korelasi return antar aset. Markowitz mengubah pandangan kaum investor mengenai risiko dengan memperkenalkan konsep risiko secara kuantitatif, yang didefinisikan sebagai ukuran statistika (Fabozzi, 1999).

Diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang mempunyai korelasi di bawah 1, dengan tujuan mengurangi risiko portofolio tanpa mengurangi tingkat pengembaliannya (Fabozzi, 1999).

Korelasi diartikan sebagai kecenderungan dari dua variabel untuk bergerak secara bersamaan (Brigham & Houston, 2004). Korelasi yang maksudkan dalam portofolio ini adalah korelasi return

antar aset, sehingga diversifikasi tidak akan mampu mengurangi risiko jika portofolio terdiri atas saham-saham yang mempunyai korelasi positif sempurna. Untuk kebanyakan saham, korelasi akan berada di dalam rentang +0,5 sampai +0,7. Dalam kondisi seperti ini, menggabungkan saham-saham ke dalam portofolio akan dapat mengurangi risiko meskipun tidak akan dapat sepenuhnya melenyapkan risiko.

Nilai korelasi antar dua aset dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Halim, 2005):

1 1 1

2 2

2 2

1 1 1 1

( , )

n n n

t t t t

t t t

n n n n

t t t t

t t t t

n X Y X Y

cor X Y

n X X n Y Y

= = = = = = = − = ⎡ ⎤ ⎡ ⎤ − − ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦

∑ ∑

di mana:

cor (X,Y) = korelasi antara aset X dan Y

Xt = tingkat pengembalian aset X pada periode t Yt = tingkat pengembalian aset Y pada periode t


(38)

Dalam diversifikasi Markowitz dikenal istilah efficient frontier,

yaitu serangkaian portofolio yang efisien (Husnan, 2001). Portofolio efisien diartikan sebagai portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Portofolio yang tersedia untuk investor berjumlah tidak terbatas, tapi investor hanya perlu memerhatikan portofolio yang berada di kurva efficient frontier

(Sharpe, et al., 1995). Dari kumpulan portofolio efisien yang berada pada efficient frontier, akan ditemukan satu kombinasi aset yang merupakan portofolio optimal, yaitu portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien (Tandelilin, 2001).

Pemilihan portofolio optimal didasarkan pada preferensi investor terhadap return yang diharapkan dan risiko. Apabila aset bebas risiko dijadikan sebagai preferensi investor, maka portofolio yang optimal berada pada persinggungan kurva risk-free asset (Rf) dengan kurva efficient frontier seperti diperlihatkan Gambar 2.

Gambar 2 Portofolio optimal gabungan aset A dan aset B.

2.2.3 Model Indeks Tunggal

Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks selanjutnya dikembangkan oleh William Sharpe dengan menciptakan model indeks tunggal (single index model). Model indeks tunggal ini merupakan penyederhanaan dari portofolio model Markowitz. Penyederhanaan bukan hanya dalam artian


(39)

jumlah input yang dipergunakan, tetapi juga bagaimana menaksir input yang diperlukan untuk analisis.

Model indeks tunggal mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi – yaitu bergerak bersama – dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model (Halim, 2005). Model ini mengaitkan perhitungan return setiap aset pada

return indeks pasar.

Secara matematis, model indeks tunggal adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2001):

i m i i

i R e

R =α +β +

Karena konsep model indeks tunggal mengasumsikan bahwa

return investasi berkorelasi terhadap perubahan pada pasar secara umum, maka ukuran risiko yang relevan dalam model indeks tunggal ini adalah market risk yang diwakili oleh beta (β).

2.2.4 Pengukuran Kinerja Portofolio 2.2.4.1 Time-Weighted Rate of Return

Pengukuran kinerja menggunakan metode time-weighted-rate of return hanya melihat kinerja dari berapa

return yang bisa dihasilkannya tanpa mempertimbangkan faktor risiko dalam penilaiannya (Pratomo & Nugraha, 2002).

2.2.4.2 Metode Sharpe

Pengukuran ini didasarkan atas risk premium, yakni selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan suatu portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko (Pratomo & Nugraha, 2002).

Risk premium dalam metode Sharpe dibagi dengan standar deviasi, sehingga metode ini mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh untuk tiap unit risiko. Makin tinggi nilai rasio Sharpe, makin baik pula kinerja suatu portofolio.


(40)

2.3 Reksa Dana

2.3.1 Pengertian Reksa Dana

Definisi Reksa Dana adalah sekumpulan saham, obligasi, atau sekuritas lain yang dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi profesional/terdaftar (Capital Market Supervisory Agency, 2003). Mengacu pada Undang-Undang nomor 8 tentang Pasar Modal, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

2.3.2 Bentuk Hukum Reksa Dana

Berdasarkan Pasal 18 Ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal, bentuk hukum Reksa Dana dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Reksa Dana berbentuk Perseroan, yaitu emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.

b. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), yaitu Kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif

2.3.3 Jenis-Jenis Reksa Dana

Dari sisi peraturan Bapepam, Reksa Dana di Indonesia dibagi dalam empat jenis kategori, yaitu :

a. Reksa Dana Pasar Uang (money market funds), yaitu Reksa Dana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa Dana ini mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi pendapatan jangka pendek.


(41)

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap (fixed income funds), yaitu Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa Dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap.

c. Reksa Dana Saham (growth funds), yaitu Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas. Reksa Dana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang.

d. Reksa Dana Campuran (balanced funds), yaitu Reksa Dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk pada poin b dan c di atas. Reksa Dana ini mengutamakan penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang antara efek ekuitas dan efek utang.

2.3.4 Manajer Investasi

Manajer Investasi berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, seperti deposito, SBI, obligasi, dan saham (Pratomo & Nugraha, 2002).

Manajer Investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan oleh investor. Untuk melakukan usahanya, perusahaan Manajer Investasi harus memperoleh ijin dari Bapepam. Untuk jasa yang ditawarkannya ini Manajer Investasi memungut biaya yang disebut management fee

dan terkadang entry fee serta exit fee. 2.3.5 Bank Kustodian

Definisi Bank Kustodian berdasarkan Bapepam adalah sebagai pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan


(42)

hak-hak lainnya, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

Berdasarkan pasal 43 ayat 1 UU Pasar Modal, yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah lembaga penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau bank umum yang telah memeroleh persetujuan dari Bapepam

Dana milik investor disimpan dan diawasi oleh Bank Kustodian atas nama Reksa Dana. Diawasi dalam arti setiap pengeluaran dana harus disertai pembelian instrumen investasi.

Bank Kustodian menerapkan biaya custodian fee sebesar sekian persen dari dana kelolaan Reksa Dana. Biaya ini ditanggung oleh Reksa Dana dan dipotong langsung dari Nilai Aktiva Bersih (NAB).

2.3.6 Unit Penyertaan

Unit Penyertaan dapat dianalogikan seperti satuan saham pada perusahaan. Harga Unit Penyertaan disebut sebagai Nilai Aktiva Bersih per Unit (NAB/unit) yang dihitung oleh Bank Kustodian setiap hari dan diumumkan di beberapa harian (Pratomo & Nugraha, 2002).

2.3.7 Manfaat Investasi Reksa Dana

Menurut Pratomo dan Nugraha (2005), manfaat Reksa Dana adalah:

1. Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri karena keterbatasan dana, namun dapat dilakukan Reksa Dana melalui dukungan dana dari sekian banyak investor yang berkumpul dalam satu wadah.

2. Likuiditas, manfaat ini bekaitan dengan kemudahan setiap pemegang unit untuk mencairkan kembali investasinya setiap saat sesuai dengan ketentuan tipe Reksa Dana tersebut.

3. Fleksibilitas investasi, manfaat ini berkaitan dengan keleluasaan dana, karena pemodal diperbolehkan untuk menanam dananya ke dalam suatu portofolio dan kemudian keluar dari portofolio


(43)

tersebut untuk menginvestasikan dananya dalam portofolio yang lain, yang dipandang lebih sesuai dengan tujuan dan sasaran investasinya.

4. Informasi yang transparan, manfaat ini berkaitan dengan pemberian informasi yang transparan kepada pemodal sehingga dapat diketahui besarnya resiko yang dihadapinya. Dalam Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (terbuka), pemegang unit penyertaan dapat mengetahui dengan jelas portofolio investasinya dan juga besarnya biaya-biaya yang dibebankan. 5. Pengelolaan investasi yang profesional oleh Manajer Investasi

yang sudah berpengalaman serta administrasi investasi yang dilakukan oleh Bank Kustodian. Melalui Reksa Dana, investor terbebas dari pekerjaan menganalisa, memonitor serta melakukan administrasi yang rumit.

2.3.8 Kinerja Reksa Dana

Kinerja historis Reksa Dana mencerminkan kinerja Manajer Investasi dalam mengelola portofolio asetnya. Kinerja historis juga menjadi salah satu referensi utama bagi calon investor ketika memilih Reksa Dana. Maka dari itu standardisasi pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan, sehingga kinerja suatu Reksa Dana dapat dibandingkan dengan yang lainnya.

Pengukuran kinerja Reksa Dana hanya didasarkan atas perubahan Nilai Aktiva Bersih per unit (NAB/unit). Perubahan aset (NAB) bukan merupakan indikator kinerja, karena adanya faktor masuk-keluarnya dana oleh investor (Pratomo & Nugraha, 2002).

Pengukuran kinerja Reksa Dana dapat diukur dengan hanya menghitung berdasarkan laba totalnya saja atau lebih baik lagi dengan mengikutsertakan risiko dalam penilainnya. Pengukuran kinerja dengan melibatkan faktor risiko memberikan informasi yang lebih baik bagi investor tentang sejauh mana suatu hasil atau kinerja yang diberikan oleh Manajer Investasi dikaitkan dengan risiko yang


(44)

diambil untuk mencapai kinerja tersebut (Pratomo & Nugraha, 2002).

2.3.9 Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia

Dalam penelitian Dewi (2005) tentang kinerja investasi Reksa Dana Saham di Indonesia, digunakan data perubahan NAB/unit tiap akhir pekan selama tiga bulan, yaitu mulai Februari hingga April 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 Reksa Dana yang diteliti, 10 Reksa Dana yang mampu memberikan tingkat imbalan di atas tingkat imbalan pasar, namun di sisi lain investor juga harus menghadapi risiko yang besar karena risikonya berada di atas risiko pasar. Periode pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini terlalu singkat sehingga hasilnya pun cenderung kurang akurat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bintoro (2006) dapat diketahui bahwa selama tahun 2005 sebagian besar Reksa Dana memiliki kinerja buruk, ditandai dengan rasio Sharpe negatif yang menunjukkan bahwa pengembalian yang dihasilkan oleh Reksa Dana lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh SBI, hal tersebut didasari pada penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana yang secara umum pada tahun 2005 mengalami penurunan yang cukup drastis sehingga membawa dampak negatif terhadap kinerja Reksa Dana.

Analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Reksa Dana di Indonesia pada periode 2000-2004 dilakukan oleh Aroem (2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama bulan Januari 2000 sampai dengan Desember 2004, perkembangan Reksa Dana di Indonesa mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya dana kelolaan atau NAB Reksa Dana. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Reksa Dana di Indonesia secara signifikan adalah suku bunga SBI 2 bulan sebelumnya, IHSG bulan sebelumnya, jumlah Reksa Dana 2 bulan sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap


(45)

dolar, dan inflasi bulan sebelumnya. Suku bunga SBI, IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan inflasi berpengaruh secara negatif terhadap perkembangan Reksa Dana. Sedangkan jumlah Reksa Dana memberikan dampak positif terhadap perkembangan Reksa Dana.

Sugiarto (2003) dalam artikelnya yang berjudul “Reksa Dana, Perbankan, dan Sektor Riil” menganalisis tentang perkembangan pesat Reksa Dana yang berbasis obligasi rekap. Perkembangan ini disebabkan penurunan suku bunga SBI, adanya pembebasan pajak, dan keterlibatan perbankan sebagai agent of sales.

Dalam kajian tersebut, penulis mengungkapkan bahwa keterlibatan bank-bank dalam distribusi Reksa Dana tersebut disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor non fundamental dan faktor fundamental. Faktor fundamental antara lain untuk menawarkan dan alternatif penanaman dana dengan return yang lebih tinggi. Beberapa bank melihat bahwa pertumbuhan Reksa Dana yang sangat pesat tersebut dapat dilihat sebagai faktor fundamental dan sekaligus peluang untuk memperbaiki kinerja neraca banknya.

Kajian yang dilakukan Asih dan Pratomo (2003) menjelaskan bahwa perkembangan Reksa Dana yang pesat didorong oleh beberapa faktor, yaitu meningkatnya intensitas penerbitan dan perdagangan obligasi pemerintah, menurunnya suku bunga simpanan perbankan, tidak dibatasinya penempatan Reksa Dana berbasis obligasi pemerintah dan keterlibatan bank dalam menjual Reksa Dana.

Kajian tersebut juga menjelaskan bahwa maraknya Reksa Dana ini terjadi karena banyak Reksa Dana yang melibatkan perbankan. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator dari masih belum pulihnya aliran dana-dana perbankan dalam bentuk kredit ke sektor riil. Selain itu dijelaskan pula bahwa wealth effect dari maraknya Reksa Dana di Indonesia diperkirakan masih sangat kecil.


(46)

3.1 Kerangka Pemikiran

Penilaian kinerja perlu dilakukan oleh setiap Reksa Dana sebagai alat evaluasi pengelolaan portofolio investasi yang dilakukannya. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan membandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan Reksa Dana dengan suatu benchmark atau diperbandingkan dengan Reksa Dana lain yang sejenis.

Reksa Dana IPB-Kresna sebagai salah satu Reksa Dana Campuran di Indonesia juga perlu melakukan pengukuran atas kinerjanya. Dari portfolio fact-sheet yang dikeluarkan oleh PT Kresna Graha Securindo Tbk., Manajer Investasi IPB-Kresna, diketahui bahwa Reksa Dana IPB-Kresna memiliki kinerja yang kurang optimal, hal ini bisa dilihat dari kinerjanya yang selalu berada di bawah kinerja benchmark-nya meskipun pada periode 1 dan 3 bulan terakhir mengalami peningkatan kinerja.

Dalam teori portofolio modern, dikenal 2 model pembentukan portofolio optimal, yaitu model Markowitz dan model indeks tunggal yang diperkenalkan oleh Sharpe. Keduanya dapat digunakan untuk membentuk portofolio optimal dengan mempertimbangkan faktor return dan risiko aset.

Penilai kinerja IPB-Kresna yang dilakukan oleh PT Kresna Graha Securindo Tbk. adalah dengan membandingkan kinerja IPB-Kresna dengan

benchmark berupa 50% kinerja LQ-45 ditambah dengan 50% kinerja deposito. Pengukuran kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan benchmark lain, yaitu dengan portofolio yang dibentuk dengan menggunakan model Markowitz dan model indeks tunggal. Penggunaan kedua model tersebut sebagai benchmark juga dapat sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi Manajer Investasi. Dengan mengetahui posisi kinerja IPB-Kresna terhadap kedua portofolio dari model tersebut, dapat menggambarkan metode pengelolaan investasi yang lebih baik, sehingga apabila salah satu atau kedua model tersebut lebih unggul dibandingkan kinerja IPB-Kresna, maka mdoel tersebut dapat


(47)

direkomendasikan kepada Manajer Investasi untuk mengelola portofolio investasinya.

Untuk mengetahui kinerja potofolio model Markowitz dan model indeks tunggal, terlebih dahulu perlu dibuat suatu komposisi aset berdasarkan model-model tersebut. Keduanya menggunakan pertimbangan

risk dan return historis aset. Deviasi standar means return aset menggambarkan tingkat risiko, sedangkan return merupakan selisih dari harga aset suatu periode dengan periode sebelumnya. Dari kedua variabel tersebut, dapat diketahui portofolio optimal yang diharapkan mampu memberikan keuntungan terbaik dengan risiko yang paling rendah. Pada portofolio model Markowitz, portofolio optimal merupakan kombinasi aset yang berada pada persinggungan antara kurva aset bebas risiko dengan

effcient frontier.

Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan dari model portofolio Markowitz karena mampu mengurangi jumlah input data sehingga akan memudahkan penghitungan. Nilai excess return to beta

(ERB) aset akan menentukan apakah aset tersebut dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal atau tidak. Hanya aset-aset dengan ERB di atas atau sama dengan nilai ERB pada unique cut-off point yang layak dimasukkan ke dalam portofolio.

Kinerja IPB-Kresna diukur dengan membandingkan kinerja tingkat pengembaliannya dengan tingkat pengembalian yang mampu diberikan portofolio yang dibentuk dengan menggunakan dua model tersebut. Dari NAB/unit selama Januari 2006 sampai April 2007, dapat diketahui return

dan risiko yang dihasilkan oleh portofolio IPB-Kresna. Sedangkan perubahan harga-harga aset dalam portofolio model Markowitz dan indeks tunggal akan menunjukkan return dan risiko masing-masing portofolio.

Return dan risiko yang dihasilkan oleh tiap portofolio dibandingkan untuk mengetahui portofolio yang lebih unggul.

Untuk mengitung kinerja, digunakan metode time-weighted rate of return yang hanya mempertimbangkan variabel return dan rasio Sharpe yang memasukkan unsur risiko ke dalam penghitungan kinerja.


(48)

Keterangan:

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Penelitian.

Reksa Dana IPB-Kresna

Model Markowitz

Model Indeks Tunggal Pembentukan Portofolio

Portofolio Optimal

Kinerja Portofolio Optimal

Perbandingan Kinerja Portofolio

Posisi Kinerja Portofolio IPB-Kresna dibandingkan Portofolio Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal

Analisis Sekuritas

Portofolio IPB-Kresna

Kinerja Portofolio IPB-Kresna (NAB/Unit) Manajemen Portofolio

IPB-Kresna

Kebijakan Investasi

Analisis Sekuritas

Preferensi Risk dan Return

Manajer Investasi IPB-Kresna Pembentukan Portofolio

Analisis Deskriptif


(49)

3.2 Pengumpulan data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Data yang dipergunakan antara lain: a. Data NAB/unit IPB-Kresna periode Januari 2006-April 2007 diperoleh

dari situs Pusat Informasi Reksa Dana yang dikelola Bapepam.

b. Data harga saham bulanan untuk bulan Desember 2000-April 2007, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk bulan Desember 2000-Desember 2005, dan daftar saham LQ-45 periode 2001-2005 yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta (BEJ).

c. Daftar obligasi korporasi dan pemerintah yang listing paling lambat bulan Juli 2004 dan memiliki tanggal jatuh tempo minimal bulan Mei 2007 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Surabaya (BES), yaitu www.bes.co.id.

d. Data harga obligasi korporasi dan pemerintah yaitu berupa WAP (weighted average price) akhir bulan Desember 2003-April 2007 yang diperoleh dari Biro Riset dan Teknologi Bapepam.

e. Data SBI rate selama Desember 2000-Desember 2005 diambil dari situs BI (Bank Indonesia), yaitu www.bi.go.id. Dalam penelitian ini, SBI dipakai sebagai aset bebas risiko (risk free asset).

f. Data tingkat suku bunga deposito 1 bulanan dari lima bank besar selama Januari 2000-April 2007. Deposito 3 dan 6 bulanan tidak dimasukkan karena sebagian besar bank menetapkan tingkat suku bunga yang sama untuk deposito 1, 3, dan 6 bulanan. Dengan mempertimbangkan suku bunga dan tingkat likuiditas, maka deposito 1 bulanan yang dipilih untuk dimasukkan ke dalam kandidat portofolio.

g. Info-info tentang IPB-Kresna diperoleh dari situs yaitu PT Kresna Graha Securindo, Tbk., yaitu www.e-kgs.com.

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah:


(1)

S A H A M O B L I G A S I D A T E

BBCA KLBF TLKM UNTR BSBR05AXBFTW BSBR05BXBVTW FR0002 MPPA01XXBFTW

Tahun Bulan Price Return Price Return Price Return Price Return Price Coupon Return Price Coupon Return Price Coupon Return Price Coupon Return

2005 Dec 3400 990 5900 3675 99.94 102.50 102.30 113.00

Jan 3625 0.0662 1300 0.3131 6300 0.0678 3825 0.0408 99.94 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 104.24 0.0117 0.0306 108.35 0.0150 -0.0262 Feb 3600 -0.0069 1360 0.0462 6450 0.0238 3975 0.0392 99.94 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 104.95 0.0117 0.0185 106.70 0.0150 -0.0002 Mar 4175 0.1597 1360 0.0000 6900 0.0698 4400 0.1069 99.94 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 106.33 0.0117 0.0248 109.26 0.0150 0.0390 Apr 4375 0.0479 1520 0.1176 7550 0.0942 5450 0.2386 99.94 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 106.50 0.0117 0.0133 108.70 0.0150 0.0099 May 4300 -0.0171 1380 -0.0921 7150 -0.0530 5400 -0.0092 99.94 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 104.35 0.0117 -0.0085 106.87 0.0150 -0.0018 Jun 4300 0.0000 1300 -0.0580 7350 0.0280 5400 0.0000 99.94 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 104.25 0.0117 0.0107 106.87 0.0150 0.0150 Jul 4500 0.0465 1200 -0.0769 7450 0.0136 5600 0.0370 101.85 0.0144 0.0335 102.50 0.0140 0.0140 105.80 0.0117 0.0265 106.87 0.0150 0.0150 Aug 4600 0.0222 1180 -0.0167 7900 0.0604 5750 0.0268 101.85 0.0144 0.0144 102.50 0.0140 0.0140 106.05 0.0117 0.0140 105.64 0.0150 0.0035 Sept 4925 0.0707 1320 0.1186 8450 0.0696 6050 0.0522 101.85 0.0144 0.0144 102.00 0.0140 0.0091 106.33 0.0117 0.0143 105.64 0.0150 0.0150 Oct 4750 -0.0355 1360 0.0303 8400 -0.0059 6550 0.0826 104.80 0.0144 0.0433 102.00 0.0140 0.0140 109.96 0.0117 0.0458 104.19 0.0150 0.0013 Nov 5300 0.1158 1280 -0.0588 9900 0.1786 6500 -0.0076 104.80 0.0144 0.0144 98.58 0.0140 -0.0195 110.40 0.0117 0.0157 103.14 0.0150 0.0049

2006

Dec 5200 -0.0189 1250 -0.0234 10100 0.0202 6550 0.0077 104.75 0.0144 0.0139 103.55 0.0140 0.0644 112.58 0.0117 0.0314 102.60 0.0150 0.0098 Jan 5150 -0.0096 1300 0.0400 9600 -0.0495 6750 0.0305 106.00 0.0144 0.0263 104.85 0.0140 0.0266 112.89 0.0117 0.0144 103.33 0.0150 0.0221 Feb 5000 -0.0291 1250 -0.0385 8950 -0.0677 6950 0.0296 105.87 0.0144 0.0131 104.20 0.0140 0.0078 112.34 0.0117 0.0068 103.50 0.0150 0.0166 Mar 5100 0.0200 1250 0.0000 9750 0.0894 7400 0.0647 105.95 0.0144 0.0151 104.18 0.0140 0.0138 111.74 0.0117 0.0063 102.41 0.0150 0.0045

2007

Apr 5300 0.0392 1280 0.0240 10500 0.0769 7900 0.0676 105.34 0.0144 0.0086 102.87 0.0140 0.0014 117.78 0.0117 0.0657 103.60 0.0150 0.0266

Total Return 0.4710 0.3255 0.6161 0.8076 0.2833 0.2296 0.3304 0.1550

Rerata return 0.0294 0.0203 0.0385 0.0505 0.0177 0.0143 0.0206 0.0097

Varians 0.0029 0.0099 0.0040 0.0035 0.0001 0.0003 0.0003 0.0002

Standar deviasi 0.0543 0.0994 0.0636 0.0596 0.0090 0.0164 0.0173 0.0144

Lam

p

iran 13. P

erh

itungan

Ret

u

rn

, Rata

-ra

ta

Return

, Varia

n

s, dan St

andar

Deviasi

Portofolio Gabung

an Model

Indeks Tunggal Periode

Januari

2006

-A

p

ril

200

7


(2)

Lanjutan Lampiran 13

O B L I G A S I

VR0013 VR0014 RETURN DEPOSITO

PORTOFOLIO GABUNGAN 1*

PORTOFOLIO GABUNGAN 2**

Price Coupon Return Price Coupon Return per year per month Return HPR Return HPR

97.60 106.50

99.05 0.0108 0.0257 100.48 0.0108 -0.0457 0.1250 0.0104 0.0259 1.0259 0.030185 1.030185 99.67 0.0108 0.0171 99.85 0.0108 0.0046 0.1200 0.0100 0.0180 1.0180 0.018835 1.018835 99.50 0.0108 0.0091 99.85 0.0108 0.0108 0.1150 0.0096 0.0184 1.0184 0.022159 1.022159 99.49 0.0108 0.0107 100.10 0.0108 0.0133 0.1175 0.0098 0.0209 1.0209 0.026188 1.026188 98.50 0.0108 0.0009 100.00 0.0108 0.0098 0.1125 0.0094 0.0002 1.0002 -0.00493 0.995066 100.10 0.0108 0.0271 100.10 0.0108 0.0118 0.1125 0.0094 0.0254 1.0254 0.027307 1.027307 100.10 0.0108 0.0108 100.10 0.0108 0.0108 0.1075 0.0090 0.0135 1.0135 0.013523 1.013523 99.98 0.0108 0.0096 100.01 0.0108 0.0099 0.1000 0.0083 0.0152 1.0152 0.017628 1.017628 99.98 0.0108 0.0108 100.01 0.0108 0.0108 0.0900 0.0075 0.0173 1.0173 0.021132 1.021132 100.30 0.0108 0.0140 100.06 0.0108 0.0113 0.0850 0.0071 0.0137 1.0137 0.013484 1.013484 100.40 0.0108 0.0118 100.03 0.0108 0.0105 0.0800 0.0067 0.0225 1.0225 0.031609 1.031609 100.03 0.0108 0.0071 98.94 0.0108 -0.0001 0.0800 0.0067 0.0136 1.0136 0.014352 1.014352 99.94 0.0108 0.0099 100.17 0.0108 0.0233 0.0750 0.0063 0.0091 1.0091 0.006586 1.006586 101.24 0.0108 0.0238 100.30 0.0108 0.0121 0.0750 0.0063 0.0151 1.0151 0.012438 1.012438 120.00 0.0108 0.1961 99.93 0.0108 0.0071 0.0725 0.0060 0.1484 1.1484 0.170878 1.170878 100.99 0.0108 -0.1476 100.90 0.0108 0.0205 0.0700 0.0058 -0.0942 0.9058 -0.10492 0.895084

0.2372 0.1212 0.1281 0.2831 0.3165

0.0148 0.0076 0.0080 0.0177 0.0198

0.0040 0.0002 0.000003 0.0020 0.0026

0.0632 0.0152 0.0016 0.0449 0.0514

Keterangan:

*Portofolio gabungan model indeks tunggal yang menerapkan kebijakan investasi IPB-Kresna *Portofolio gabungan model indeks tunggal yang tidak menerapkan kebijakan investasi IPB-Kresna


(3)

116

Lampiran 14. Kinerja IPB-Kresna, Kinerja Pasar (IHSG) Periode Januari

2006-April 2007, dan Uji-T

Independent Sample

antara HPR

IPB-Kresna dengan HPR keempat portofolio pembanding

Kinerja Portofolio IPB-Kresna

Date IPB Kresna

Tahun Bulan NAB/Unit Return

2005 Dec 1,012.69

Jan 1,036.93 0.0239

Feb 1,077.13 0.0388

Mar 1,087.03 0.0092

Apr 1,131.72 0.0411

May 1,078.20 -0.0473

Jun 1,065.35 -0.0119

Jul 1,072.52 0.0067

Aug 1,073.88 0.0013

Sept 1,114.33 0.0377

Oct 1,112.19 -0.0019

Nov 1,137.93 0.0231

2006

Dec 1,145.77 0.0069

Jan 1,132.01 -0.0120

Feb 1,122.11 -0.0087

Mar 1,140.80 0.0167

2007

Apr 1,175.68 0.0306

IHSG Januari 2006-April 2007

Tahun Bulan Market Rm HPR 2006 Jan 1162.64 Feb 1232.32 0.059933 1.059933 Mar 1230.66 -0.00135 0.998653 Apr 1322.97 0.075009 1.075009 May 1464.41 0.106911 1.106911 Jun 1330 -0.09178 0.908216 Jul 1310.26 -0.01484 0.985158 Aug 1351.65 0.031589 1.031589 Sept 1431.26 0.058898 1.058898 Oct 1534.61 0.072209 1.072209 Nov 1582.63 0.031291 1.031291 Dec 1718.96 0.086141 1.086141 2007 Jan 1805.52 0.050356 1.050356 Feb 1757.26 -0.02673 0.973271 Mar 1740.97 -0.00927 0.99073 Apr 1830.92 0.051667 1.051667

Hasil uji-T antara HPR IPB-Kresna dengan portofolio Markowitz menggunakan

kebijakan investasi IPB-Kresna

Independent Samples Test

.020 .889 2.057 30 .049 .0167438 .0081416 .0001164 .0333711 2.057 29.991 .049 .0167438 .0081416 .0001162 .0333713 Equal variances

assumed Equal variances not assumed MarkowitzKebKresn

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

Hasil uji-T antara HPR IPB-Kresna dengan portofolio Markowitz yang dibuat

tanpa kebijakan investasi IPB-Kresna

Independent Samples Test

.095 .760 2.058 30 .048 .0170937 .0083072 .0001283 .0340592 2.058 29.906 .048 .0170937 .0083072 .0001260 .0340615 Equal variances

assumed Equal variances not assumed MarkowitzNonKebKresn

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means


(4)

Hasil uji-T antara HPR IPB-Kresna dengan portofolio model indeks

menggunakan tunggal kebijakan investasi IPB-Kresna

Independent Samples Test

.035 .852 .642 30 .526 .0080750 .0125866 -.0176303 .0337803

.642 22.273 .528 .0080750 .0125866 -.0180095 .0341595

Equal variances assumed Equal variances not assumed MITKebKresna

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

Hasil uji-T antara HPR IPB-Kresna dengan portofolio model indeks tunggal yang

dibentuk tanpa kebijakan investasi IPB-Kresna

Independent Samples Test

.295 .591 .723 30 .475 .0101688 .0140683 -.0185625 .0389000 .723 20.686 .478 .0101688 .0140683 -.0191149 .0394524 Equal variances

assumed Equal variances not assumed MITNonKebKresna

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means


(5)

Lampiran 15. Prediksi

Return

IPB-Kresna dan Keempat Portofolio Pembanding

Menggunakan Metode

Moving Average

Single Exponential Smoothing for Mark NonKebj

Data Mark NonKebj Length 16

Smoothing Constant Alpha 0.134404 Accuracy Measures MAPE 246.548 MAD 0.018 MSD 0.001 Forecasts

Period Forecast Lower Upper 17 0.0266606 -0.0173209 0.0706421 18 0.0266606 -0.0173209 0.0706421 19 0.0266606 -0.0173209 0.0706421 20 0.0266606 -0.0173209 0.0706421 21 0.0266606 -0.0173209 0.0706421 22 0.0266606 -0.0173209 0.0706421

Moving Average for Mark Kebj

Data Mark Kebj Length 16 NMissing 0 Moving Average Length 3

Accuracy Measures MAPE 451.830 MAD 0.023 MSD 0.001 Forecasts

Period Forecast Lower Upper 17 0.0234667 -0.0332986 0.0802319 18 0.0234667 -0.0332986 0.0802319 19 0.0234667 -0.0332986 0.0802319 20 0.0234667 -0.0332986 0.0802319 21 0.0234667 -0.0332986 0.0802319 22 0.0234667 -0.0332986 0.0802319

Double Exponential Smoothing for SIM NonKebj

Data SIM NonKebj Length 16

Smoothing Constants Alpha (level) 0.087420 Gamma (trend) 0.315770 Accuracy Measures MAPE 80.9143 MAD 0.0290 MSD 0.0029

Forecasts

Period Forecast Lower Upper 17 0.0253304 -0.0458317 0.096492 18 0.0265181 -0.0483969 0.101433 19 0.0277058 -0.0513323 0.106744 20 0.0288935 -0.0545831 0.112370 21 0.0300812 -0.0581017 0.118264 22 0.0312689 -0.0618474 0.124385

Double Exponential Smoothing for SIM Kebj

Data SIM Kebj Length 16

Smoothing Constants Alpha (level) 0.102129 Gamma (trend) 0.284374 Accuracy Measures MAPE 306.366 MAD 0.024 MSD 0.002 Forecasts

Period Forecast Lower Upper 17 0.0232813 -0.0354657 0.082028 18 0.0240757 -0.0371752 0.085327 19 0.0248701 -0.0391209 0.088861 20 0.0256644 -0.0412739 0.092603 21 0.0264588 -0.0436080 0.096526 22 0.0272532 -0.0461001 0.100606

Double Exponential Smoothing for IPB-Kresna

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt. Data IPB-Kresna

Length 16

Smoothing Constants Alpha (level) 0.120718 Gamma (trend) 0.190275 Accuracy Measures MAPE 100.622 MAD 0.020 MSD 0.001 Forecasts

Period Forecast Lower Upper 17 0.0073622 -0.0414374 0.0561618 18 0.0079378 -0.0417806 0.0576563 19 0.0085135 -0.0421921 0.0592191 20 0.0090891 -0.0426681 0.0608463 21 0.0096648 -0.0432046 0.0625341 22 0.0102404 -0.0437979 0.0642788

I nde x

M a rk N o n K e b j 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0.10 0.08 0.06 0.04 0.02 0.00 - 0.02

Smo o th in g Co n stan t

A lp h a 0.134404

A ccu r acy Measu r es

MA PE 246.548

MA D 0.018

MSD 0.001

Var iab le

Fo r ecasts 95.0% PI A ctu al Fits Single Exponential Smoothing Plot for Mar k N onKebj


(6)

I ndex M a rk K e b j 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0.075 0.050 0.025 0.000 -0.025 -0.050

Mov ing Av erage

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 451.830

MAD 0.023

MSD 0.001

Variable Forecasts 95.0% PI Actual Fits

Moving Average Plot for Mark Kebj

I ndex S IM N o n K e b j 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 -0.05 -0.10

Smoothing Constants

Alpha (lev el) 0.087420

Gamma (trend) 0.315770

Accuracy Measures

MAPE 80.9143

MAD 0.0290

MSD 0.0029

Variable Forecasts 95.0% PI Actual Fits

Double Exponential Smoothing Plot for SI M NonKebj

I ndex S IM K e b j 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0.15 0.10 0.05 0.00 -0.05 -0.10

Smoothing Constants

Alpha ( lev el) 0.102129

Gamma ( trend) 0.284374

Accuracy Measures

MAPE 306.366

MAD 0.024

MSD 0.002

Variable Forecasts 95.0% PI Actual Fits

Double Exponential Smoothing Plot for SI M Kebj

I ndex IP B -K re s n a 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0.075 0.050 0.025 0.000 -0.025 -0.050 Smoothing Constants

Alpha (lev el) 0.120718

Gamma (trend) 0.190275

Accuracy Measures

MAPE 100.622

MAD 0.020

MSD 0.001

Variable

Forecasts 95.0% PI Actual Fits

Double Exponential Smoothing Plot for I PB-Kresna

Lanjutan La

mpiran 15.