b. Reksa Dana Pendapatan Tetap fixed income funds, yaitu
Reksa Dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa
Dana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan secara tetap.
c. Reksa Dana Saham growth funds, yaitu Reksa Dana yang
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas. Reksa Dana ini mengupayakan
untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang. d.
Reksa Dana Campuran balanced funds, yaitu Reksa Dana yang melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek
bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk pada poin b dan c di atas. Reksa Dana ini mengutamakan
penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang antara efek ekuitas dan efek utang.
2.3.4 Manajer Investasi
Manajer Investasi berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpul dari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke
dalam portofolio efek, seperti deposito, SBI, obligasi, dan saham Pratomo Nugraha, 2002.
Manajer Investasi bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil
keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan oleh investor. Untuk
melakukan usahanya, perusahaan Manajer Investasi harus memperoleh ijin dari Bapepam. Untuk jasa yang ditawarkannya ini
Manajer Investasi memungut biaya yang disebut management fee dan terkadang entry fee serta exit fee.
2.3.5 Bank Kustodian
Definisi Bank Kustodian berdasarkan Bapepam adalah sebagai pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain berkaitan
dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan
hak-hak lainnya, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Berdasarkan pasal 43 ayat 1 UU Pasar Modal, yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, perusahaan efek, atau bank umum yang telah memeroleh persetujuan dari Bapepam
Dana milik investor disimpan dan diawasi oleh Bank Kustodian atas nama Reksa Dana. Diawasi dalam arti setiap
pengeluaran dana harus disertai pembelian instrumen investasi. Bank Kustodian menerapkan biaya custodian fee sebesar
sekian persen dari dana kelolaan Reksa Dana. Biaya ini ditanggung oleh Reksa Dana dan dipotong langsung dari Nilai Aktiva Bersih
NAB. 2.3.6
Unit Penyertaan
Unit Penyertaan dapat dianalogikan seperti satuan saham pada perusahaan. Harga Unit Penyertaan disebut sebagai Nilai Aktiva
Bersih per Unit NABunit yang dihitung oleh Bank Kustodian setiap hari dan diumumkan di beberapa harian Pratomo Nugraha,
2002.
2.3.7 Manfaat Investasi Reksa Dana
Menurut Pratomo dan Nugraha 2005, manfaat Reksa Dana adalah:
1. Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri karena
keterbatasan dana, namun dapat dilakukan Reksa Dana melalui dukungan dana dari sekian banyak investor yang berkumpul
dalam satu wadah. 2.
Likuiditas, manfaat ini bekaitan dengan kemudahan setiap pemegang unit untuk mencairkan kembali investasinya setiap
saat sesuai dengan ketentuan tipe Reksa Dana tersebut. 3.
Fleksibilitas investasi, manfaat ini berkaitan dengan keleluasaan dana, karena pemodal diperbolehkan untuk menanam dananya
ke dalam suatu portofolio dan kemudian keluar dari portofolio
tersebut untuk menginvestasikan dananya dalam portofolio yang lain, yang dipandang lebih sesuai dengan tujuan dan sasaran
investasinya. 4.
Informasi yang transparan, manfaat ini berkaitan dengan pemberian informasi yang transparan kepada pemodal sehingga
dapat diketahui besarnya resiko yang dihadapinya. Dalam Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif terbuka, pemegang unit
penyertaan dapat mengetahui dengan jelas portofolio investasinya dan juga besarnya biaya-biaya yang dibebankan.
5. Pengelolaan investasi yang profesional oleh Manajer Investasi
yang sudah berpengalaman serta administrasi investasi yang dilakukan oleh Bank Kustodian. Melalui Reksa Dana, investor
terbebas dari pekerjaan menganalisa, memonitor serta
melakukan administrasi yang rumit. 2.3.8
Kinerja Reksa Dana
Kinerja historis Reksa Dana mencerminkan kinerja Manajer Investasi dalam mengelola portofolio asetnya. Kinerja historis juga
menjadi salah satu referensi utama bagi calon investor ketika memilih Reksa Dana. Maka dari itu standardisasi pengukuran
kinerja menjadi suatu keharusan, sehingga kinerja suatu Reksa Dana dapat dibandingkan dengan yang lainnya.
Pengukuran kinerja Reksa Dana hanya didasarkan atas perubahan Nilai Aktiva Bersih per unit NABunit. Perubahan aset
NAB bukan merupakan indikator kinerja, karena adanya faktor masuk-keluarnya dana oleh investor Pratomo Nugraha, 2002.
Pengukuran kinerja Reksa Dana dapat diukur dengan hanya menghitung berdasarkan laba totalnya saja atau lebih baik lagi
dengan mengikutsertakan risiko dalam penilainnya. Pengukuran kinerja dengan melibatkan faktor risiko memberikan informasi yang
lebih baik bagi investor tentang sejauh mana suatu hasil atau kinerja yang diberikan oleh Manajer Investasi dikaitkan dengan risiko yang
diambil untuk mencapai kinerja tersebut Pratomo Nugraha, 2002.
2.3.9 Penelitian Tentang Reksa Dana di Indonesia