4.56 0.42 9.06
0.87 3.37
81.73
BSBR05AXBFTW BSBR05BXBVTW
FR0002 MPPA01XXBFTW
VR0013 VR0014
Gambar 10 Bobot tiap seri obligasi pada portofolio obligasi model indeks tunggal.
Gambar 10 menunjukkan bahwa sebagian besar portofolio didominasi oleh obligasi pemerintah seri VR0013 karena memiliki
risiko sistematis beta. Meskipun expected return VR0013 bukan yang tertinggi dibandingkan obligasi yang lain, namun beta yang
rendah membuat nilai ERB VR0013 di urutan kedua terbesar. Nilai varians residual yang rendah semakin mendorong obligasi VR0013
untuk memiliki porsi terbesar dalam portofolio. Bisa disimpulkan bahwa beta dan varians residual yang rendah ditambah dengan
expected return yang cukup tinggi pada VR0013 membuat obligasi ini mendominasi portofolio.
Sedangkan obligasi BSBR05AXBFTW menempati porsi terendah yaitu 0.42 dari keseluruhan dana yang dialokasikan ke
dalam portofolio. Kecilnya bobot obligasi BSBR05AXBFTW dipengaruhi oleh tingginya risiko tidak sistematis yang dimiliki
obligasi tersebut.
4.7.4 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal
Return pasar dari saham dan obligasi harus dibentuk terlebih dahulu untuk dapat membentuk portofolio gabungan menggunakan
model indeks tunggal. Return pasar yang digunakan bukan berasal dari hanya salah satu pasar – pasar saham atau pasar obligasi –
namun diambil dari rata-rata return tertimbang dari tiap aset. Return deposito tidak dimasukkan karena pergerakan return pasar uang dan
pasar modal yang berlawanan sehingga jika dimasukkan maka return
pasar gabungan yang terbentuk akan mengikuti pergerakan return pasar yang lebih kuat.
Dari pasar gabungan yang dibentuk diketahui bahwa pasar menghasilkan tingkat ekspektasi return sebesar 2.31 dengan
varians pasar sebesar 0.001. Obligasi memiliki beta sebesar 0.02 sedangkan beta saham
sebesar 1.89. Beta yang rendah inilah yang kemudian membuat ERB obligasi menjadi jauh lebih besar dibandingkan saham meskipun
excpected return-nya hanya sepertiga expected return saham. Unique cut-off point untuk portofolio gabungan ini adalah
sebesar 0.0084. Baik portofolio saham maupun portofolio obligasi, keduanya memiliki nilai ERB di atas nilai ERB minimum.
Bobot saham dan obligasi dihitung dengan menggunakan persamaan 15. Porsi saham dan obligasi ditunjukkan oleh Gambar
10 yang memperlihatkan bahwa lebih dari 90 portofolio terdiri dari obligasi karena tingkat risiko pasar dan varians residualnya jauh
lebih rendah dibandingkan saham.
Obligasi 90.87
Saham 9.13
Gambar 11 Alokasi aset pada portofolio gabungan model indeks tunggal tanpa menerapkan kebijakan investasi IPB-
Kresna. Beta portofolio gabungan ini adalah 0.19 yang berarti return
portofolio tidak akan banyak terpengaruh oleh fluktuasi return pasar. Sedangkan expected return portofolio ini adalah sebesar 1.45.
4.7.5 Portofolio Gabungan Menggunakan Model Indeks Tunggal
dengan Menerapkan Kebijakan Investasi IPB-Kresna
Portofolio dibentuk dengan memasukkan deposito ke dalam portofolio optimal yang dibentuk tanpa menerapkan kebijakan
investasi IPB-Kresna. Bobot saham dan obligasi harus disesuaikan
kembali dengan cara mengalikan bobot aset dengan bobot yang tersisa dalam portofolio setelah memasukkan deposito ke dalamnya.
Besarnya bobot yang tersisa dalam portofolio tergantung dari berapa alokasi untuk deposito. Dengan memasukkan deposito sebesar 5-
20 maka bobot yang tersisa berkisar 95-80. Portofolio yang terbentuk adalah sebanyak 4 buah, yaitu
portofolio dengan bobot deposito sebesar 5 model indeks tunggalMIT 1, 10 MIT 2, 15, dan 20 MIT 4. Dari
keempat portofolio tersebut dipilih satu portofolio denga rasio ERpbeta tertinggi.
Tabel 8 Rasio ER
p
beta dari 4 portofolio gabungan model indeks tunggal dengan menerapkan kebijakan ivestasi IPB-Kresna
Portofolio Beta Alpha ER
p
ER
p
beta MIT 1
0.1805 0.0108
0.0149 0.0828
MIT 2 0.1710
0.0103 0.0143
0.0836 MIT 3
0.1615 0.0099
0.0136 0.0845
MIT 4 0.1520
0.0095 0.0130
0.0855 Semakin besar alokasi deposito ke dalam portofolio, maka
semakin kecil risiko pasarnya Tabel 8. Namun penurunan risiko ini diiringi pula dengan penurunan ekspektasi return.
Rasio ER
p
beta tertinggi dimiliki oleh portofolio yang mengalokasikan 20 deposito ke dalam kombinasi asetnya. Rasio
sebesar 0.0855 diartikan bahwa portofolio ini mampu memberikan tambahan ekspektasi return sebesar 0.0855 untuk setiap penambahan
satu unit risiko sistematis. Portofolio yang mewakili portofolio model indeks tunggal dengan menggunakan kebijakan IPB-Kresna
adalah portofolio dengan rasio ER
p
beta tertinggi, yaitu portofolio yang mengalokasikan 20 dananya pada deposito.
4.8 Return dan Risiko Portofolio Markowitz, Model Indeks Tunggal, dan