vitelogenik pada udang, walaup un hanya diberikan pada dosis farmakologis, sehingga dapat mengarahkan individu yang terbentuk menjadi jantan.
i. Efek Negatif Akibat Pemberian Hormon
Hasil pengamatan morfologi juvenil pada masing–masing perlakuan, ditemukan cacat bawaan akibat perlakua n hormon. Berdasarkan 90 sampel yang diambil dari masing-
masing perlakuan, ditemukan 1 ekor 1,1 pada perlakuan D dan 3 ekor 3,3 pada perlakuan E yang mengalami cacat bawaan. Kisaran ukuran juvenil yang diamati juga
cukup besar. Pada hari ke-62 setelah menetas, terutama pada perlakuan E penyuntikan 17a-Metiltestosteron 15 ppm masih terdapat larva stadium 11 yang berukuran 1,2 cm,
sedangkan juvenil terbesar sudah berukuran 3 cm. Kelainan organ dan terhambatnya pertumbuhan udang galah tersebut di atas, diduga merupakan efek negatif akibat
pemberian hormon seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16.
a b
Gambar 16. Variasi ukuran juvenil a dan cacat bawaan b akibat hormon Kelainan yang ditunjukkan pada Gambar 16, diduga merupakan bukti terjadinya
perubahan proses biokimia dalam tubuh yang dapat memberikan efek sementara atau permanen pada organ tubuh. Menurut Huberman 2000 hal tersebut sebagai hasil
penolakan yang dilakukan antibodi udang terhadap zat asing yang dianggap mengganggu proses kimia dalam tubuh. Ditambahkan oleh Connell and Miller 2006 bahwa bahan
sintetis yang masuk ke dalam tubuh selanjutnya terbawa aliran hemolymph dan terakumulasi di hati atau hepatopankreas. Akumulasi bahan sintetis tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sistem kerja enzim di dalam hati atau hepatopankreas. Akibatnya, aktivitas beberapa enzim seperti aspartat amino transferase yang berfungsi
mensintesis protein menjadi asam amino mengalami penurunan, sehingga mengga nggu proses sintesis protein yang berperan penting pada pertumbuhan hewan air.
tonjolan daging
Menurut Fulierton 1980 cacat bawaan yang terjadi diduga merupakan salah satu efek toksik yang diakibatkan oleh dosis hormon yang terlalu tinggi, maupun akibat
masuknya hormon sintetis ke dalam tubuh udang galah. Hormon 17a- metiltestosteron merupakan hormon sintetis yang gugus hidroksil pada testosteronnya telah diubah menjadi
ester yang sesuai untuk memperpanjang aktivitas dan mencegah oksidasi. Perubahan tersebut bertujuan agar hormon yang masuk ke dalam tubuh tidak segera mengalami
inaktivasi oleh enzim-enzim pencernaan, sehingga pengaruhnya menjadi lebih lama. Pada udang yang mengalami cacat bawaan terlihat daging tumbuh lebih besar dari
karapas, sehingga menekan keluar melalui sela–sela ruas tubuh akibatnya bagian ekor udang menjadi bengkok permanen. Menurut Lu 1995 hormon yang masuk ke dalam
tubuh memicu perubahan genetik tertentu dalam sel, karena setelah berinteraksi dengan makromolekul genetik DNA maka akan terbentuk carcinogen adduct bagian DNA yang
abnormal karena karsinogen. Hal tersebut menyebabkan perubahan kimiawi lain pada DNA, sehingga menyebabkan pembentukan neoplasma atau mengubah neoplasma menjadi
kanker neoplasia Lu, 1995. Selain itu bahan sintetis yang masuk ke dalam tubuh juga dapat memberi efek
biphasik terhadap sistem antibodi, yaitu pada awalnya dapat merangsang pembentukan antibodi, tetapi efek selanjutnya adalah menghambat reaksi imun. Pemberian bahan
sintetis dalam waktu lama walaupun dalam dosis rendah, dapat merusak kemampuan sel imun untuk memperbanyak diri proliferasi Connell and Miller, 2006.
j. Kualitas Air