rerata hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol Rahayu, et al., 2013.
Selaras dengan hasil belajar psikomotorik siswa, nilai N-gain kelas eksperimen juga lebih tinggi 0,662 dari N-gain kelas kontrol 0,556. Baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan klasikal. Demikian dapat dinyatakan bahwa metode pembelajaran Seven Jump efektif terhadap hasil
belajar psikomotorik siswa.
4.2.3 Aktivitas Belajar Siswa
Berdasar hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 4.12 diketahui perolehan skor rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen sebesar 3,30 lebih
tinggi dari kelas kontrol sebesar 3,08. Jumlah siswa kelas eksperimen yang mendapat kriteria Sangat Baik SB sejumlah 12 siswa dan 23 siswa yang lain
mendapat kriteria Baik B. Sedangkan kelas kontrol yang mendapat kriteria Sangat Baik SB sejumlah 6 siswa dan kriteria Baik B sejumlah 28 siswa. Hal ini
menyatakan bahwa secara keseluruhan siswa kelas eksperimen tuntas dalam aspek aktivitas belajar.
Perbandingan pencapaian setiap aspek aktivitas belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontol disajikan pada Gambar 4.9. Perbedaan yang jelas
terlihat pada aspek dengan kode A, B, C dan G.
Gambar 4.4 Perbandingan Skor Rata-rata Tiap Aspek Aktivitas Belajar Keterangan:
A = Visual activities
B = Oral activities
C = Listening activities
D = Writing activities
E = Drawing activities
F = Motor activities
G = Mental activities
H = Emotional activities
Berdasar analisis data diketahui bahwa perbedaan terdapat dalam aspek visual, oral, listening dan mental activities. Hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi
oleh penerapan metode Seven Jump yang tahapannya berisi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Siswa kelas eksperimen terbiasa untuk aktif dalam bertanya,
menyampaikan dan menanggapi pendapat selama diskusi. Berbeda dengan kelas kontrol yang dalam pembelajarannya cenderung berpusat pada guru. Jarang sekali
siswa kelas kontrol yang berani bertanya, menyampaikan atau menanggapi suatu topic yang dibahas dalam pembelajaran.
Oral activities yang tinggi tentunya diimbangi dengan aktivitas mendengar listening activities dan membaca visual activities yang tinggi. Ketiga aktivitas
tersebut saling terkait. Siswa tentunya tidak bisa berpendapat dengan baik dan benar jika tidak ada pengetahuan awal yang didapat dari membaca atau mendengar.
Dalam hal ini, kelas eksperimen masih unggul dibanding kelas kontrol. Pencapaian yang tinggi tidak lain disebabkan oleh tuntutan tugas yang dirancang sesuai metode
2.99 3.36
3.00 3.04
2.80 3.13
3.23 3.09
3.37 3.63
3.29 3.20
2.97 3.29
3.54 3.14
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00
A B
C D
E F
G H
n il
ai r
ata -r
ata
aktivitas belajar yang diamati
KONTROL EKSPERIMEN
Seven Jump. Sedang dalam kelas kontrol tugas yang ada sebagian besar berorientasi pada buku paket yang dimiliki oleh siswa. Sehingga siswa kelas kontrol kurang giat
untuk mencari informasi dari sumber lain. Terlatihnya siswa kelas eksperimen untuk berdiskusi dan menyampaikan
hasil diskusi berdampak juga pada mental activities. Siswa kelas eksperimen cenderung lebih terlatih dan lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat
dalam diskusi. Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri siswa kelas eksperimen didukung oleh kemampuan siswa dalam memecahkan sebuah permasalahan sesuai
nalar dan pengetahuan dalam lingkar diskusi yang dilaksanakan. Selaras dengan hasil pencapaian aktivitas belajar siswa, nilai N-gain kelas
eksperimen juga lebih tinggi 0,668 dari N-gain kelas kontrol 0,597. Baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan klasikal. Demikian
dapat dinyatakan bahwa metode pembelajaran Seven Jump efektif terhadap aktivitas belajar siswa.
4.2.4 Hasil Angket Tanggapan Siswa