Secara umum,
faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil
belajar dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Anni, 2011.
Faktor internal mencakup 1 kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, 2 kondisi psikis, seperti kemampuan emosional dan intelektual, dan 3 kondisi sosial,
seperti kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Sedangkan faktor eksternal mencakup variasi kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim dan
budaya masyarakat. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki dan dikuasai peserta didik
setelah menempuh proses belajar dan menerima pengalaman belajarnya Sudjana, 2005. Hasil belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan oleh
guru kepada siswa pada mata pelajaran terkait. Hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik saling berhubungan. Sesuai tuntutan Kurikulum 2013
hasil belajar dalam ketiga ranah mempunyai kedudukan yang sama untuk diukur. Dalam penelitian ini, hasil belajar pada ranah kognitif diukur melalui tes, sedangkan
ranah afektif dan psikomotorik diukur melalui lembar observasi. Hasil penilaian pada ranah afektif dan psikomotorik dijabarkan melalui analisis deskriptif.
2.5 Metode Seven Jump
Metode Seven Jump dikembangkan oleh Gijselaers pada tahun 1995 sebagai metode pembelajaran untuk tutorial calon dokter pada University of Limburg-
Maastrich dengan pendekatan Problem Based Learning. Terdapat tujuh tahap pembelajaran yang harus ditempuh selama proses pembelajaran, yaitu 1 Identify
and clarify unfamiliar terms presented in the scenario, 2 Define the problem or problems to be discussed, 3 Brainstorming session to discuss the problems, 4
Review step 2 and step 3 and arrange explanations into tentative solutions, 5 Formulate learning objectives, 6 Private study, 7 Group shares results of private
study Wood, 2003. Ciri khas tutorial PBL yaitu adanya kelompok siswa yang terdiri dari 8-10
anggota dan dipandu dengan seorang tutor. Secara umum langkah-langkah metode Seven Jump menurut Wood 2003 dijabarkan sebagai berikut:
1. Identify and clarify unfamiliar terms presented in the scenario.
Siswa diminta untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah asing dan belum difahami dalam skenario yang diberikan dalam kelompok.
2. Define the problem or problems to be discussed.
Kemudian dalam langkah kedua, siswa diminta untuk menetapkan permasalahan yang akan didiskusikan dalam kelompok.
3. “Brainstorming” session to discuss the problems
Langkah ketiga mengharuskan siswa untuk menganalisis dan menawarkan penjelasan sementara atas permasalahan yang telah ditetapkan menurut prior
knowledge pengetahuan yang sudah dimiliki. 4.
Review step 2 and step 3 and arrange explanations into tentative solutions Selanjutnya siswa diminta untuk mengulas langkah kedua dan ketiga untuk
kemudian mengelompokkan permasalahan yang sudah jelas dan yang belum jelas, diteruskan dengan perumusan hipotesis atas permasalahan yang telah
dirumuskan dalam kelompok.
5. Formulate learning objectives
Langkah kelima adalah bekal utama untuk bisa menuju langkah keenam. Dalam langkah ini siswa secara berkelompok merumuskan tujuan
pembelajaran, sumber belajar yang digunakan, dan poin-poin penting yang akan dicari kejelasannya.
6. Private study
Berbekal catatan dari langkah kelima, siswa secara individu diharuskan untuk belajar mandiri, mencari kejelasan informasi, dan membuat catatan individual
sebagai bekal diskusi pada langkah ketujuh. Secara kelompok juga menyiapkan bahan untuk dipresentasikan dan didiskusikan dalam kelas.
7. Group shares results of private study.
Diskusi kelas dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana siswa belajar secara individu. Langkah ini dijadikan sebagai cara untuk saling melengkapi
pengetahuan yang diperoleh. Kemudian, hal-hal yang masih belum jelas dijadikan sebagai catatan kelas untuk kemudian didiskusikan bersama guru.
Nurohman 2009 menjelaskan ketujuh tahap dalam Seven Jump dapat dilaksanakan dalam tiga sesi belajar, yaitu pertemuan klasikal pertama, belajar
mandiri dan pertemuan klasikal kedua. Selengkapnya tahap pelaksanaan Seven Jump menurut Nurohman disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1Tahap Pelaksanaan Metode Seven Jump
Jump Aktivitas
Sesi
1 Klarifikasi terminologi dan konsep
yang belum difahami. Sesi
Pertama: Pertemuan
Klasikal Pertama.
2 Mendefinisikan permasalahan.
3 Menganalisis permasalahan dan
menawarkan penjelasan sementara. 4
Menginventarisir berbagai penjelasanan yang dibutuhkan.
5 Menformulasi tujuan belajar.
6 Mengumpulkan
informasi melalui
belajar mandiri. Sesi
Kedua: Belajar
Mandiri Antar
Pertemuan. 7
Mensintesis informasi baru dan menguji serta mengevaluasinya untuk
permasalahan yang
sedang dikemukakan.
Melakukan refleksi
penguatan hasil belajar. Sesi Ketiga: Pertemuan
Klasikal Kedua.
Sumber: Nurohman, 2009
Seven Jump merupakan bagian dari model PBL. Tinjauan klinis yang berjudul ABC of learning and teaching in medicine Problem based learning oleh
Diana F Wood 2003 menjelaskan tentang kelemahan dan kelebihan dari model PBL. Kelemahan dan kelebihan tersebut disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2Kelemahan dan Kelebihan Model PBL
Kelemahan Model PBL Kelebihan Model PBL
SDM, membutuhkan bantuan tutor dalam setiap proses diskusi.
Student Centred PBL, menumbuhkan pembelajaran aktif, meningkatkan
pemahaman, dan mengembangkan keterampilan belajar sepanjang hayat.
Fasilitas, banyaknya jumlah siswa membutuhkan
fasilitas seperti
perpustakaan dan internet secara bersamaan.
Pendekatan Kontruktivisme, siswa mengaktifkan pengetahuan awal dan
membangun kerangka
kerja konseptual
yang ada
dalam pengetahuan.
Informasi yang berlebihan, siswa mungkin belum bisa membedakan
mana informasi yang relevan dan informasi yang kurang relevan.
Motivasi, PBL menyenangkan bagi siswa dan guru dan proses yang
mengharuskan semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran.
Sumber: Wood, 2003
Contoh aplikasi metode Seven Jump pada materi hidrokarbon misalnya pengkarbidan buah. Pada pertemuan klasikal pertama, siswa secara berkelompok
mengklarifikasi istilah pengkarbidan buah. Menjelaskan pengertian pengkarbidan, zat apa yang digunakan, bagaimana proses pengkarbidan. Siswa merumuskan
penjelasan sementara bagaimana pengkarbidan buah bisa terjadi. Siswa bersama guru mengkaji istilah yang belum teridentifikasi. Kemudian siswa bersama guru
merumuskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya siswa melaksanakan belajar mandiri antar pertemuan, siswa dapat mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
pengkarbidan buah dari berbagai sumber. Siswa diminta membuat resume untuk perbekalan pertemuan klasikal kedua. Pada pertemuan klasikal kedua, resume yang
telah dibuat dikumpulkan lalu siswa mengkomunikasikan hasil belajar mandiri
kemudian melakukan praktikum sederhana tentang identifikasi senyawa karbon, siswa membuat kesimpulan, guru memberikan penguatan dan refleksi.
2.6 Tinjauan Materi Hidrokarbon