untuk mengetahui keefektifan metode Seven Jump terhadap aktivitas dan hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 1 Kebumen materi hidrokarbon.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah peneliti yaitu: 1.
Apakah metode Seven Jump efektif terhadap aktivitas belajar siswa kelas X- MIA SMAN 1 Kebumen?
2. Apakah metode Seven Jump efektif terhadap hasil belajar siswa kelas X-MIA
SMAN 1 Kebumen?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui keefektifan metode Seven Jump terhadap aktivitas belajar kimia siswa kelas X-MIA SMAN 1 Kebumen.
2. Mengetahui keefektifan metode Seven Jump terhadap hasi belajar kimia siswa
kelas X-MIA SMAN 1 Kebumen.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
Penerapan metode Seven Jump diharapkan mampu memberi ruang kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai juga meningkat.
1.4.2 Bagi Guru
Memberikan penawaran alternatif penggunaan metode pembelajaran yaitu metode Seven Jump yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar
kimia.
1.4.3 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan lebih dalam tentang penerapan metode Seven Jump serta mendorong peneliti untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
1.5 Penegasan Istilah
Beberapa istilah berikut perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah tafsir dalam memahami pengertian judul skripsi sehingga akan memberikan gambaran yang
jelas kepada pembaca.
1.5.1 Keefektifan
Keefektifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002:284 berarti keberhasilan dalam suatu usaha. Suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha
tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Metode Seven Jump dikatakan efektif apabila kriteria efektif yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Kriteria efektif yang dimaksud yaitu 1 27 dari 35 siswa memperoleh nilai hasil belajar kognitif minimal 75 dan mencapai kriteria minimal
Baik untuk aspek afektif, psikomotorik serta aktivitas siswa, dan 2 rata-rata klasikal hasil belajar kognitif sebesar 75.
1.5.2 Metode Seven Jump
Metode Seven Jump adalah metode yang dijalankan berdasar prinsip Prombelm Based Learning PBL. Seven Jump merupakan suatu metode
penyelesaian suatu kasus atau masalah dalam suatu skenario. Metode ini dilaksanakan melalui tujuh langkah pembelajaran, yaitu 1 Identify and clarify
unfamiliar terms presented in the scenario, 2 Define the problem or problems to be discussed, 3 Brainstorming session to discuss the problems, 4 Review step 2
and step 3 and arrange explanations into tentative solutions, 5 Formulate learning objectives, 6 Private study, 7 Group shares results of private study
Wood, 2003. Nurohman menjelaskan, pelaksanaan metode Seven Jump dibagi dalam tiga sesi belajar, yaitu pertemuan klasikal pertama langkah 1-5, belajar
mandiri langkah 6 dan pertemuan klasikal kedua langkah 7.
1.5.3 Aktivitas
Aktivitas merupakan bagian penting dalam interaksi pembelajaran. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai segala bentuk interaksi antar siswa dan
guru untuk mewujudkan pembelajaran aktif. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa, meliputi visual activities, oral
activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities Sardiman, 2011. Aktivitas belajar
siswa akan diukur melalui lembar observasi.
1.5.4 Hasil Belajar
Menurut Hamalik 2008, hasil belajar didefinisikan sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur.
Penilaian hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Hasil belajar aspek kognitif diukur menggunakan instrumen tes yaitu tes pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban. Sedangkan hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik diukur menggunakan instrumen nontes yaitu lembar observasi.
9
2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan sebuah sebutan untuk proses belajar mengajar. Hakikat Belajar dan Pembelajaran mempunyai kaitan yang erat sehingga tidak
dapat dipisahkan. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar
baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing Arifin, 2000. Menurut Heinich belajar diartikan sebagai sebuah proses pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar Silberman, 2011. Sudah
banyak ahli yang mengemukakan tentang pengertian belajar, namun pada intinya ada suatu kesamaan dalam hal pencapaian belajar yaitu suatu perubahan. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan menuju arah yang lebih baik. Gagne mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai “a set of events
embedded in pur poseful activities that facilitate learning” Silberman, 2011.
Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran adalah terjadinya
saling mempengaruhi antara komponen tujuan, guru, siswa, materi, jenis kegiatan yang dilakukan, dan sarana pembelajaran dalam suatu sistem lingkungan
Kamsinah, 2008.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sengaja. Sengaja diciptakan agar terjadi suatu aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan
kata lain, pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu.
Lebih ringkas, pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk menciptakan perubahan pada diri individu menuju ke arah yang
lebih baik. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kepribadian.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran
Disadari atau tidak, setiap orang selalu melaksanakan kegiatan belajar. Namun setiap pembelajaran pasti dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena
itu pembelajaran pasti mempunyai suatu tujuan. Secara eksplisit tujuan pembelajaran adalah instructructional effect yang berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap Rifai Anni, 2011. Instructional effect ini akan memberikan suatu tambahan pengalaman bagi pribadi siswa yang kemudian akan
mendorong siswa untuk berubah menuju arah yang lebih baik. Benjamin S. Bloom dan David Krathwohl mengemukakan tiga ranah yang digunakan sebagai dasar
merumuskan tujuan pembelajaran Silberman, 2011. Tiga ranah tersebut meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif yaitu untuk melatih kemampuan intelektual siswa. Kemampuan intelektual yang dimaksud meliputi pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif terkait dengan sikap. Krathwohl mengemukakan hierarki dalam ranah afektif, yaitu menerima,
merespon, memberi nilai, mengorganisasi dan memberi karakter terhadap suatu nilai. Sedangkan ranah psikomotorik terdiri atas empat hierarki yaitu imitasi,
manipulasi, presisi dan artikulasi. Pembelajaran dapat disebut berhasil jika tujuan pada ketiga ranah telah tercapai.
2.1.3 Pembelajaran Aktif
Kalangan pendidik menyadari bahwa siswa mempunyai bermacam-macam gaya belajar. Kurang lebih ada tiga jenis gaya belajar siswa, yaitu visual, aditori dan
kinestetik. Grinder menyatakan bahwa 22 dari 30 siswa dapat belajar secara efektif selama guru dapat menghadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual,
auditori dan kinestetik Silberman, 2011. Delapan sisanya, akan berusaha keras memahami pelajaran dengan cara yang mereka sukai.
Indikator tipe Myer-Briggs MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan dunia usaha masa kini Silberman,
2011. MBTI berguna untuk memahami fungsi perbedaan individu dalam proses belajar. Penerapan MBTI pada mahasiswa baru menunjukkan 60 persen dari
mahasiswa cenderung memiliki orientasi praktis. Schroeder menjelaskan bahwa siswa sekolah menengah lebih suka kegiatan belajar yang benar-benar aktif dari
pada reflektif abstrak dengan rasio lima banding satu Silberman, 2011. Pembelajaran aktif atau pembelajaran eksperimental adalah pembelajaran
yang berpusat pada siswa, termasuk teknik yang melibatkan dan mengajak siswa untuk merespon dalam proses pembelajaran Hackathorn, 2011. Pembelajaran
aktif dapat merubah keadaan kelas dan dapat meningkatkan keterlibatan siswa, motivasi siswa, ketertarikan siswa dan perhatian siswa Benek Mathews, 2004.
Dari perspektif kognitif, pembelajaran aktif dapat melatih kemampuan berfikir kritis seperti analisis, sintesis dan evaluasi.
Pembelajaran aktif dapat dilaksanakan untuk melibatkan para siswa dalam a pemikiran kritis atau kreatif, b berbicara dengan kawan dalam kelompok kecil,
atau dalam kelas besar, c mengekspresikan ide melalui tulisan, d mengeksplor sikap dan nilai-nilai pribadi, e memberi dan menerima umpan balik, dan f
merefleksikan proses pembelajaran Eison, 2010. Hackathorn 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Learning by Doing: An Empirical Study of Active
Teaching Techniques mengemukakan bahwa dari empat jenis teknik pembelajaran ceramah, diskusi, demonstrasi dan pembelajaran aktif, teknik pembelajaran aktif
mendapatkan nilai hasil belajar tertinggi sedangkan teknik ceramah mendapat nilai hasil belajar terendah.
Silberman 2011 menyatakan bahwa pembelajaran aktif sangat sesuai dengan siswa masa kini. Pembelajaran aktif tidak lepas dari peran guru. Diskusi dan
proyek kelompok kecil, presentasi dan debat kelas, pengalaman lapangan, simulasi dan studi kasus dapat digunakan oleh guru untuk memfasilitasi siswa agar
pembelajaran menjadi aktif. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu pembelajaran aktif. Dengan pemberian tugas yang berbeda kepada siswa akan
mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama namun juga mengajarkan satu sama lain.
2.2 Keefektifan
Efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002:284 berarti keberhasilan dalam suatu usaha. Keefektifan bersinonim dengan efektivitas.
Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya pencapaian penerapan metode Seven Jump terhadap aktivitas dan hasil belajar kimia.
Belajar tuntas adalah proses belajar-mengajar yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa Sugandi, 2004.
Kurikulum 2013 mengatur besarnya KKM minimal 75. Sedangkan ketuntasan klasikal minimal 75. Dalam penelitian ini siswa dapat dikatakan tuntas belajar
jika mampu mencapai hasil belajar minimal 75. Ketuntasan klasikal kelas dikatakan tercapai jika 26 dari 35 siswa mampu mencapai KKM.
Sesuai panduan Kurikulum 2013, pencapaian hasil belajar kognitif, afektif, psikomotorik dan aktivitas siswa dibagi menjadi empat kategori sebagai berikut:
SB = Sangat Baik = 3,33 nilai 4,00
B = Baik
= 2,33 nilai 3,33 C
= Cukup = 1,33 nilai 2,33
K = Kurang
= nilai 1,33 Metode Seven Jump dikatakan efektif apabila kriteria yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Kriteria efektif yang dimaksud yaitu: 1.
27 dari 35 siswa memperoleh nilai hasil belajar kognitif minimal 75 dan mencapai kriteria minimal Baik 2,33 nilai
3,33 untuk aspek afektif, psikomotorik dan aktivitas siswa.
2. Rata-rata klasikal hasil belajar kognitif lebih dari 75.
2.3 Aktivitas