3. Siswa dapat mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon setelah melakukan
kajian literatur 4.
Siswa dapat memberi nama alkana, alkena dan alkuna sesuai aturan IUPAC 5.
Siswa dapat menjelaskan sifat kimia alkana, alkena dan alkuna setelah melakukan diskusi kelompok
6. Siswa dapat menentukan isomer alkana, alkena dan alkuna setelah
melakukan diskusi kelompok 7.
Siswa dapat menuliskan reaksi adisi, substitusi, eliminasi dan pembakaran pada senyawa hidrokarbon dengan benar
Materi pokok
1. Identifikasi atom C, atom H dan atom O dalam senyawa hidrokarbon.
2. Kekhasan atom karbon.
3. Atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener.
4. Struktur alkana, alkena dan alkuna.
5. Sifat fisik alkana, alkena dan alkuna.
6. Isomer alkana, alkena dan alkuna
7. Reaksi senyawa hidrokarbon adisi, substitusi, eliminasi dan pembakaran.
Hadi, 2013
2.7 Kerangka Berpikir
Pembelajaran kimia khususnya materi hidrokarbon yang bersifat teoritis, siswa tidak hanya dituntut untuk hafal tetapi juga dituntut untuk paham tentang teori
secara utuh. Tidak jarang siswa yang mengaku sulit untuk mempelajari materi hidrokarbon. Kesulitan tersebut berawal dari rendahnya pemahaman siswa. Akan
tetapi bukan hanya faktor pemahaman siswa yang rendah, cara transfer informasi
dari guru ke siswa juga berpengaruh dalam masalah ini. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru menyebabkan kurangnya aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka diperlukan sebuah inovasi
metode pembelajaran yang dapat menambah aktivitas siswa dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dapat menambah pemahaman siswa yang
bermuara akhir pada peningkatan pencapaian hasil belajar siswa. Penerapan metode Seven Jump dinilai mampu membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran
karena sistem pembelajaran berkelompok yang diterapkan menuntut siswa untuk belajar dan memperoleh pengetahuan serta konsep esensial dari materi pelajaran
melalui pendekatan pengajaran berbasis masalah pada dunia nyata. Melalui keterlibatan siswa secara langsung dalam penemuan konsep esensial dari sebuah
mata pelajaran diyakini mampu memberikan efek pemahaman dan daya ingat yang lebih lama dalam diri siswa.
Terlepas dari kelebihan yang ditawarkan dengan penggunaan metode Seven Jump, dalam pelaksanaanya juga menemui beberapa kendala salah satunya yaitu
siswa akan sedikit kesulitan dalam memilah informasi yang relevan sesuai dengan tujuan inti pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan peran guru dalam
membimbing dan mengarahkan siswa untuk memilah informasi yang benar-benar relevan agar siswa dapat merumuskan konsep esensial dari sebuah pelajaran.
Berdasar uraian masalah yang ada, maka diduga bahwa metode Seven Jump efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar kimia siswa. Secara singkat, kerangka
berfikir penelitian ini tersaji pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Realita:
1. Pembelajaran masih
teacher-centered 2.
Aktivitas siswa rendah 3.
Ketuntasan klasikal 75 belum tercapai
Harapan:
1. Pembelajaran
student- centered
2. Aktivitas siswa tinggi
3. Ketuntasan klasikal 75
dapat tercapai Pemilihan metode pembelajaran menentukan
besarnya aktivitas
siswa dalam
proses pembelajaran dan sebanding dengan pencapaian
hasil belajar.
Metodologi Penelitian
Kelas kontrol Kelas Eksperimen
Menerapkan metode guru mitra Menerapkan metode Seven Jump
Aktivitas siswa tinggi
Ada perbedaan hasil belajar Ada perbedaan hasil belajar
Diduga bahwa aktivitas dan hasil belajar dari kelas eksperimen lebih
besar dari kelas kontrol, sehingga penggunaan metode Seven Jump dikatakan efektif.
2.8 Hipotesis