Rasa Ingin Tahu Kemampuan Berpikir Kritis Persamaan Linear Satu Variabel PLSV Pembelajaran Ekspositori

Penguatan dalam peneltian ini adalah penguatan non-verbal dalam bentuk pemberian simbol berupa sticker. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan stiker sebagai bentuk penguatan yaitu smart sticker. Pemberian smart stiker dilakukan setiap pertemuan yang ditempelkan pada sebuah kartu khusus pada masing-masing individu. Siswa berkompetensi untuk memperoleh sebanyak- banyaknya dalam proses kegiatan belajar mengajar.

1.5.4 Rasa Ingin Tahu

Menurut Kemendiknas 2011: 24 rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Kemendiknas 2011: 28 menguraikan indikator siswa memiliki rasa ingin tahu adalah sebagai berikut. 1 bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran, 2 berupaya mencari dari sumber belajar tentang konsep atau masalah yang dipelajari atau dijumpai, 3 berupaya untuk mencari masalah yang lebih menantang, 4 aktif dalam mencari informasi.

1.5.5 Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ennis 1985: 45 berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Kemampuan berpikir kritis dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang ditunjukkan siswa dalam mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir kritis pada materi Persamaan Linear Satu Variabel PLSV. Selanjutnya, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.

1.5.6 Persamaan Linear Satu Variabel PLSV

Persamaan Linear Satu Variabel PLSV merupakan salah satu pelajaran matematika yang diajarkan di kelas VII SMP Negeri 1 Slawi semester 2.

1.5.7 Pembelajaran Ekspositori

Sanjaya 2006: 179 menyatakan bahwa pembelajaran ekspositori menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Peserta didik tidak hanya mendengar dan membuat catatan dalam pembelajaran ekspositori. Akan tetapi, juga membuat soal latihan dan peserta didik bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan peserta didik secara individual, menjelaskan lagi kepada peserta didik secara individual atau klasikal. Menurut Sanjaya 2006: 185 sintaks pembelajaran ekspositori terdiri sebagai berikut: 1 persiapan preparation, 2 penyajian presentation,3 menghubungkan corellation,4 menyimpulkan generalization, 5 penerapan appraisal.

1.5.8 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM