dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan
membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi. 5 Mengaplikasikan Aplication
Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan
tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa.
2.1.6 Teori Belajar
Macam-macam teori yang sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.1.6.1 Teori Piaget
Teori perkembangan piaget mewakili kontruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif
`membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pemahaman- pemahaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut Trianto 2007: 14 teori
piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif
meliputi sensorimotor, praoperasional, operasi konkret dan operasi formal.
Piaget berpendapat bahwa pandangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa tanpa pengalaman
sendiri, perkembangan anak cenderung kearah verbalisme. Piaget dengan teori kontruktivismenya sebagaimana dikutip oleh Rifa’i Anni 2009: 207
berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan objek dan siswa selalu mencoba membentuk pengertan dari interaksi tersebut.
Siswa akan memahami materi apabila siswa aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dan hal-hal yang dinderannya, pengindraaan terjadi
melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Pengertian yang dimiliki siswa merupakan bentukannya sendiri dan bukan bentukan dari orang
lain. Teori Piaget sangat mendukung penggunakan model pembelajaran guided
discovery karena dalam pembelajaran ini guru merancang siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif melalui diskusi kelompok untuk mencari,
menyelesaikan masalah, dan menemukan suatu konsep yang berkaitan dengan Persamaan Linear Satu Variable PLSV.
2.1.6.2 Teori Belajar Bermakna Ausubel
David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna meaningful learning. Menurut
Rifa’i Anni 2009: 210 menyatakan belajar bermakna
adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep relevan yang terdapat dalam kognitif seseorang.
Menurut Suherman et al. 2003: 32 teori bermakna Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima
peserta didik hanya menerima, jadi tinggal menghapalkannya, tetapi pada belajar menemukan, konsep ditemukan oleh peserta didik, jadi tidak menerima pelajaran
begitu saja. Perbedaan lainnya adalah pada belajar menghafal, peserta didik menghafalkan materi yang sudah diperolehnya, tetapi pada belajar bermakna
materi yang telah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti.
Teori belajar ini berkaitan dengan pembelajaran guided discovery dalam hal mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang dimiliki oleh siswa
untuk menemukan pengetahuan atau konsep baru. Dengan kata lain belajar bermakna terjadi pada pembelajaran guided discovery.
Selain itu, teori Ausubel yakni pembelajaran bermakna berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini. Konsep belajar
bermakna digunakan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis sehingga siswa mampu menemukan penyelesaiaan dengan pengalamannya sendiri yang
sudah didapat sebelumnya.
2.1.6.3 Teori Bruner