2 Menentukan Alokasi Waktu dan Jumlah Item Tes
Jumlah waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan tes ini adalah sebanyak 80 menit dengan soal sebanyak 8 butir soal uraian.
3 Membuat Kisi-Kisi Soal
Kisi-kisi tes disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku dengan harapan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran yang ada di sekolah.
4 Penyusunan Butir-Butir Tes
Setelah kisi-kisi disusun, selanjutnya membuat butir-butir soal dengan ruang lingkup dan jenjang yang sesuai dengan kisi-kisi, membuat kunci jawaban
serta pedoman penskoran. 5
Mengujicobakan instrumen dan menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran.
6 Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah
dilakukan. Setelah perangkat tes tersusun, kemudian diujicobakan pada kelas yang
bukan merupakan sampel penelitian melainkan kelompok kelas lain yang sudah mendapatkan materi Persamaan Linear Satu Variabel PLSV. Tes uji coba
dilakukan untuk menguji apakah butir-butir soal tersebut memenuhi kualifikasi soal yang layak untuk digunakan atau tidak.
3.6.2 Instrumen Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
Instrumen lembar pengamatan aktivitas guru ini dikembangkan untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Instrumen tersebut menjadi refleksi dari proses
pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen agar pembelajaran untuk pertemuan berikutnya lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Lembar pengamatan aktivitas guru ini diisi oleh seorang observer di setiap pertemuan. Hasil analisis dari lembar pengamatan aktivitas guru ini digunakan
untuk melengkapi data secara kuantitatif agar penelitian lebih optimal. 3.6.3
Instrumen Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Instrumen lembar pengamatan aktivitas peserta didik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perkembangan keaktifan peserta didik pada setiap
pertemuan. Pengamatan ini dilakukan secara global dengan mengamati keaktifan peserta didik secara klasikal. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan jumlah
pengamat. 3.6.4
Instrumen Angket Rasa Ingin Tahu
Alat ukur yang digunakan adalah angket dengan skala likert . Menurut
Sugiyono 2010: 134 skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang.
Dengan skala likert menurut Sugiyono 2010: 135 variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Dalam skala sikap rasa ingin tahu ini, responden ditunjukkan pernyataan dengan memilih satu jawaban yang tersedia
yakni, sangat Setuju SS, Setuju S, Kurang Setuju KS, dan Tidak Setuju TS. Dalam pemberian skor, menurut Azwar 2012: 34 setiap respon positif ya,
setuju, selalu atau semacamnya terhadap item favorable akan diberi bobot yang
tinggi daripada respon yang negatif tidak, tidak setuju, tidak pernah dan semacamnya. Sebaliknya untuk item yang tidak favorable unfavorable, respons
positif akan diberi skor yang bobotnya lebih rendah daripada respon negatif. Pemberian skor pada skala likert ini, pilihan jawaban yang bersifat
favourable bergerak dari 4 empat untuk pilihan jawaban sangat setuju ke 1 satu untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju. Sebaliknya untuk pilihan jawaban yang
bersifat unfavourable bergerak dari 4 empat untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju ke 1 satu untuk pilihan jawaban sangat setuju.
Tabel 3.2 kategori jawaban dan penilaian angket rasa ingin tahu Kategori
Pilihan Jawaban
Favourable
Unfavourable Sangat Setuju SS
4 1
SetujuS 3
2
Kurang Setuju KS
2 3
Tidak Setuju TS
1 4
Penyusunan angket menggunakan indikator dari Kemendiknas. Dalam penyusunan angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1 Menentukan indikator untuk rasa ingin tahu 2 Membuat kisi-kisi angket
3 Membuat perangkat tes, yaitu dengan menuliskan butir angket dan pedoman penskoran
4 Mengujicobakan instrumen angket.
5 Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas dan reliabilitas. 6 Mengadakan refleksi terhadap item-item yang sekiranya kurang sesuai,
setelah itu baru dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.7 Analisis Instrumen Penelitian