Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di SMP Negeri 1 Slawi adalah 76.
Kriteria ketuntasan klasikal dalam penelitian ini yaitu persentase siswa yang mencapai
KKM 76 minimal sebesar 75 .
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi terbagi menjadi tiga bagian yakni sebagai berikut.
1.6.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian awal skripsi berisi halaman judul, pernyataan keaslian tulisan, abstrak, pengesahan, persembahan, motto, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
dan daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Inti Skripsi
Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab sebagai berikut. Bab 1: Pendahuluan
Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab 2: Tinjauan Pustaka Dalam bab ini berisi teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan
penelitian, tinjauan materi pelajaran, kerangka berpikir, kajian penelitian yang relevan, dan hipotesis yang dirumuskan.
Bab 3: Metode Penelitian Bab ini berisi tentang populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian,
teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, analisis instrumen, dan metode analisis data.
Bab 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian. Bab 5: Penutup
Bab ini mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan yang diperoleh.
1.6.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang digunakan dalam penelitian.
18
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pembelajaran Guided Discovery
2.1.1.1 Pengertian Guided Discovery
Guided Discovery adalah salah satu bentuk dari Discovery learning. Discovery learning merupakan salah satu model instruksional kognitif dari
Jerome Brunner yang sangat berpengaruh. Menurut Brunner, Discovery learning sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan
sendirinya memberikan hasil yang baik. Menurut Trianto 2007: 26 menyatakan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna. Menurut Zuhdan Kun Prasetyo dalam Suprihatiningrum 2013: 245
mengungkapkan bahwa discovery learning dibedakan menjadi dua, yaitu penemuan bebas free discovery dan penemuan terpadu atau terpimpin guided
discovery learning, dalam pelaksanaannya penemuan dengan bimbingan guru lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih
terarah dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Hamalik 2002:134 pembelajaran penemuan terbimbing atau
guided discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek, dan eksperimentasi oleh siswa sebelum
membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep. Siswa melakukan