.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
13. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
4 Sumber energi yang digunakan pada proses produksi di Industri kecil tahu di Kabupaten Bogor, antara lain biomassa kayu bakar, batok
kelapa, dan limbah industri meubel, dan bahan bakar minyak minyak tanah dan solar. Total kebutuhan energi produksi tahu di industri kecil
tahu yang meggunakan bahan bakar biomassa adalah sebesar 13.62209 MJkg tahu atau 36.28933 MJkg kedelai, terdiri dari energi listrik
0.01, energi manusia sebesar 0.20, energi bahan bakar minyak solar sebesar 2.00, energi bahan bahan bakar sebesar 97.80.
Sedangkan total kebutuhan energi untuk industri kecil yang menggunakan bahan bakar minyak tanah adalah sebesar 4.44358
MJkg tahu 13.9597 MJkg kedelai, terdiri dari energi listrik sebesar 0.03, energi manusia sebesar 0.60, energi bahan bakar solar
sebesar 5.43, dan energi bahan bakar minyak tanah sebesar 93.94 dari total kebutuhan energi pada produksi tahu.
2. Penggunaan energi dimulai dari tahap perendaman dan pencucian, penggilingan, pemasakan, penyaringan, penggumpalan, hingga
pencetakan. Tahap perendaman dan pencucian membutuhkan energi manusia sebesar 0.00186 MJkg tahu atau 0.00683 MJkg kedelai.
Tahap penggilingan membutuhkan energi bahan bakar solar sebesar 0.26187 MJkg tahu 0.82108 MJkg kedelai, dan energi manusia
sebesar 0.00031 MJkg tahu atau 0.00105 MJkg kedelai. Penggunaan energi bahan bakar untuk pemasakan yaitu tungku dengan bahan bakar
biomassa sebesar 13.32190 MJkg tahu atau 41.77000 MJkg kedelai dan tungku dengan bahan bakar minyak tanah sebesar 4.17423 MJkg
tahu atau 13.08804 MJkg kedelai. Tahap pemasakan tersebut juga membutuhkan energi manusia sebesar 0.00057 MJkg tahu atau
0.00219 MJkg kedelai. Tahap penyaringan membutuhkan energi sebesar 0.01161 MJkg tahu atau 0.02309 MJkg kedelai.
Tahap penggumpalan membutuhkan energi manusia sebesar 0.00425 MJkg tahu atau 0.01263 MJkg kedelai. Tahap pencetakan
membutuhkan energi manusia sebesar 0.00848 MJkg tahu atau 0.02146 MJkg kedelai. Penggunaan energi listrik pada produksi tahu
adalah sebesar 0.00130 MJkg tahu atau 0.00430 MJkg kedelai untuk industri kecil tahu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Penggunaan energi listrik pada produksi tahu adalah sebesar 0.00121 MJkg tahu atau 0.00273 MJkg kedelai untuk industri kecil tahu yang
menggunakan bahan bakar biomassa. 5 Energi spesifik hanya dapat diperoleh pada proses pemasakan saja
karena data dan referensi yang diperlukan tidak mencukupi. Energi spesifik pada proses pemasakan dengan bahan bakar minyak tanah
sebesar 2.47912 MJkg tahu atau 7.66898 MJkg kedelai. Energi spesifik pada proses pemasakan dengan bahan bakar biomassa sebesar
1.92541 MJkg tahu atau 5.32324 MJkg kedelai. 6 Berdasarkan hasil pengukuran, tungku yang menggunakan bahan bakar
biomassa memiliki efisiensi sistem 12 – 19 . Dan tungku yang menggunakan bahan bakar minyak tanah mempunyai efisiensi sistem
lebih besar yaitu 56 - 60. Tungku yang digunakan di lokasi I memiliki efisiensi sistem sebesar 15.28, lokasi II memiliki efsiensi
sistem sebesar 16.27 dan 18.56, lokasi III sebesar 60.27. Tungku
di lokasi IV dan V memiliki efisiensi sistem sebesar 12.28 dan 18.55. Tungku yang digunakan di lokasi VI memiliki efisiensi sistem
sebesar 57.46 dan 56.30. 7 Dampak kenaikan harga BBM menyebabkan terjadinya perubahan
pola penggunaan energi dan pola produksi pada industri kecil tahu di Kabupaten Bogor. Perubahan pola penggunaan energi yaitu jenis
sumber energi yang digunakan dari bahan bakar minyak menjadi biomassa yang mengakibatkan kenaikan jumlah energi yang
digunakan, perubahan peralatan produksi, serta efisiensi peralatan yang digunakan. Perubahan pola produksi pada industri kecil tahu
yaitu penurunan jumlah karyawan, peningkatan jumlah produksi.
8 Pola penggunaan energi yang baik diantara 6 lokasi penelitian adalah lokasi ke V yang menggunakan biaya energi langsung sebesar Rp
392.38kg tahu atau Rp 1165.87kg kedelai. Biaya perubahan peralatan tungku yang digunakan akibat kenaikan harga BBM pada Oktober
2005 adalah sebesar Rp 3.05kg tahu atau Rp 11.23kg kedelai. Penghematan biaya energi langsung akibat kenaikan harga BBM pada
Oktober 2005 karena perubahan jenis sumber energi bahan bakar tungku adalah sebesar Rp 189.30kg tahu atau Rp 692.46kg kedelai.
5.2 SARAN