ENERGI SPESIFIK PEMASAKAN Pola Konsumsi Energi pada Industri Kecil Tahu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Studi Kasus : Industri Kecil Tahu di Kecamatan Ciampea dan Kecamatan Cibungbulang)

listrik pada industri kecil tahu dengan bahan bakar minyak tanah adalah sebesar 0.00430 MJkg kedelai atau 0.00273 MJkg tahu. Nilai rata-rata energi listrik pada industri kecil tahu dengan bahan bakar biomassa adalah sebesar 0.00130 MJkg kedelai atau 0.00121 MJkg tahu.

4.4 ENERGI SPESIFIK PEMASAKAN

Energi spesifik yang dapat dihitung pada kegiatan penelitian hanya energi spesifik pada tahapan proses pemasakan bubur kedelai karena data- data yang diperlukan untuk menghitung total kebutuhan energi spesifik produksi tahu seluruhnya tidak dapat diperoleh. Energi spesifik pada proses produksi tahu merupakan total kebutuhan energi efektif yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg tahu. Hasil perhitungan energi spesifik pemasakan di setiap lokasi penelitian dapat dilihat di Lampiran 10. Sebagian besar input energi produksi tahu tersebut berasal dari energi bahan bakar yaitu minyak tanah sebesar 93.94 dan energi biomassa sebesar 97.79. Dengan demikian nilai energi spesifik yang sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan nilai energi spesifik pemasakan bubur kedelai. Jumlah tersebut merupakan suatu nilai kebutuhan energi yang cukup besar, bila dibandingkan dengan kebutuhan energi dari jenis sumber energi lain. Sehingga, perlu memperhatikan efisiensi alat yang digunakan untuk menyediakan kebutuhan energi tersebut. Efisiensi alat mempengaruhi energi yang dapat dimanfaatkan dari hasil pembakaran dalam upaya penghematan energi. Energi spesifik pada tahapan pemasakan bubur kedelai yang diperoleh dari setiap lokasi penelitian bervariasi karena perbedaan suhu pemasakan bubur kedelei dan tahu yang dihasilkan pada proses produksi tersebut. Energi spesifik Tabel 15 yang terbesar di industri kecil tahu yang menggunakan bahan bakar biomassa adalah di lokasi IV yaitu sebesar 3.12736 MJkg tahu atau 6.23174 MJkg kedelai, sedangkan energi spesifik terkecil di lokasi 1 sebesar 1.23347 MJkg tahu atau 4.53254 MJkg kedelai. Nilai rata-rata energi spesifik pemasakan di industri kecil tahu yang menggunakan bahan bakar biomassa adalah sebesar 1.92541 MJkg tahu atau 5.32324 MJkg kedelai. Sedangkan nilai rata-rata energi spesifik pemasakan di industri kecil tahu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah adalah sebesar 2.47912 MJkg tahu atau 7.66898 MJkg kedelai. Nilai rata-rata energi spesifik dari 6 lokasi industri kecil tahu di Kabupaten Bogor adalah 2.20227 MJkg tahu atau 6.49611 MJkg kedelai. Tabel 15. Energi spesifik pada proses pemasakan bubur kedelai Energi pemasakan MJ Energi spesifik pemasakan MJkg tahu Energi spesifik pemasakan MJkg kedelai Lokasi Produksi tahu kg BB minyak tanah BB biomassa BB minyak tanah BB biomassa BB minyak tanah BB biomassa I 502.21 617.98437 1.23347 4.53254 II 203.68 325.91753 1.42253 4.82903 III 154.00 350.53401 2.28117 8.78249 IV 65.10 203.16822 3.12736 6.23174 V 396.16 757.66362 1.91826 5.69967 VI 236.72 632.17810 2.67707 6.55546 Rata- rata 259.65 491.35605 476.18343 2.47912 1.92541 7.66898 5.32324 Rata-rata 2.20227 6.49611 Ket : BB = bahan bakar Tabel 16 Perbandingan energi spesifik pemasakan terhadap total konsumsi energi Energi spesifik pemasakan MJkg tahu Prosesntase energi spesifik terhadap total input energi Lokasi Total input energi MJkg tahu BB minyak tanah BB biomassa BB minyak tanah BB biomassa I 8.28674 1.23347 14.88 II 8.60107 1.42253 16.54 III 4.11372 2.28117 55.45 IV 26.67411 3.12736 11.72 V 10.92281 1.91826 17.56 VI 4.77085 2.67707 56.11 Rata- rata 10.56155 2.47912 1.92541 55.78 15.18 Ket : BB = bahan bakar Perbandingan antara nilai energi spesifik dengan nilai input energi langsung pada proses pemasakan bubur kedelai Tabel 16 di industri kecil tahu di Kabupaten Bogor yang menggunakan bahan bakar biomassa adalah sebesar 15.18 dari total input energi langsung. Sedangkan, di industri kecil tahu yang menggunakan bahan bakar minyak tanah sebesar 55.78 dari total input energi bahan bakar. Prosentase energi spesifik pemasakan yang besar menunjukkan bahwa tungku yang digunakan adalah efisien artinya kalor yang dihasilkan dari hasil pembakaran dapat dimanfaatkan dengan baik.

4.5 EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI