3.4.3 Dampak Kenaikan Harga BBM di Industri Kecil Tahu
Data yang diperlukan untuk masing-masing parameter dalam mengetahui dampak kenaikan harga bahan bakar minyak pada kegiatan
penelitian adalah: II. Tingkat kenaikan harga bahan bakar minyak BBM
III. Jumlah produksi tahu yang dihasilkan IV. Perubahan pola penggunaan bahan bakar jenis, jumlah, peralatan yang
digunakan dan efisiensi penggunaan energinya.
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data
primer.
3.5.1 Pengambilan Data Sekunder Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara wawancara
menggunakan kuesioner Lampiran 2
dan berdasarkan referensi. 1 Nilai kalor biologis manusia untuk perhitungan konsumsi energi
manusia berdasarkan referensi Stout 1990 yaitu untuk kegiatan pengolahan di pabrik sebesar 0.725 MJjam.
2 Nilai kalor bahan bakar dan biomassa berdasarkan referensi Wardi 1969 dalam Wibowo 1993 dan Cervinka 1980 dalam Pimentel
1980. Biomassa jenis kayu bakar diukur di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian. Nilai kalor kayu bakar sebesar 14.2 MJkg dan
tempurung kelapa sebesar 19.7 MJkg. Nilai kalor biomassa limbah industri meubel adalah 15.9 MJkg.
3 Harga bahan bakar minyak sebelum kenaikan dan setelah kenaikan pada Oktober 2005 seperti yang disajikan pada Tabel 2.
3.5.2 Pengambilan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan pada 6 industri kecil tahu di Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat, masing-masing selama tiga hari berturut-turut karena pola produksi yang digunakan relatif sama.
www. pertamina.com, 2005
1. Pengambilan data yang digunakan untuk menentukan pola konsumsi energi pada kegiatan penelitian tersebut adalah:
1 Pengukuran kebutuhan tenaga manusia Tenaga manusia yang diperlukan untuk proses produksi tahu
diperoleh dengan mengukur jam kerja orang menggunakan stopwatch
, dan jumlah karyawan. Pengukuran jam kerja dilakukan dari awal hingga akhir proses produksi. Kegiatan ini dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan selama 3 hari produksi. 2 Pengukuran kebutuhan energi biomassa
Bahan biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar, ditimbang terlebih dahulu. Jumlah energi yang diperlukan untuk proses
produksi diperoleh dengan mengalikan bahan biomassa yang diperlukan untuk pemasakan dengan nilai kalor dari biomassa.
Waktu pembakaran biomassa pada tungku diukur menggunakan stopwatch. Pengukuran data-data dilakukan sebanyak 3 kali
ulangan selama 3 hari produksi. 3 Pengukuran kebutuhan bahan bakar solar dan minyak tanah
Bahan bakar minyak yang diperlukan untuk proses produksi tahu diukur jumlahnya liter menggunakan gelas ukur. Pengukuran
dilakukan dengan cara mengukur jumlah bahan bakar minyak sebelum digunakan. Selanjutnya setelah proses produksi selesai,
dilakukan pengukuran jumlah bahan bakar minyak yang masih tersisa. Selisih antara jumlah bahan bakar pada saat sebelum dan
setelah proses produksi merupakan jumlah bahan bakar yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Alat ukur waktu
stopwatch digunakan untuk menentukkan laju konsumsi bahan bakar minyak. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dari
awal hingga akhir proses produksi. 4 Pengukuran kapasitas produksi
Data kapasitas produksi dapat diketahui dari hasil pengukuran jumlah produksi yang dihasilkan setiap proses produksi tahu. Data
tersebut diambil sebanyak 3 kali ulangan selama 3 hari produksi.
5 Pengukuran jumlah bahan yang dimasak Pengukuran jumlah bahan yang dimasak dilakukan dengan
mengukur massa bubur kedelai dan massa air yang ditambahkan pada proses pemasakan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali
ulangan selama 3 hari produksi. 6 Pengukuran suhu pemasakan
Suhu pemasakan bubur kedelai setelah penggilingan kedelai diukur menggunakan termometer berskala -10
o
C – 110
o
C. Termometer raksa diletakkan pada bubur kedelai yang dimasak.
Suhu pemasakan diperoleh apabila suhu bubur kedelai tidak mengalami kenaikan. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali
dengan selang pengukuran 5 menit. Pengukuran tersebut dilakukan selama 3 hari produksi. Data suhu pemasakan diperlukan untuk
menentukan kebutuhan energi pemasakan, kemudian dibandingkan dengan energi input tungku sehingga diketahui efisiensi
penggunaan energinya. 7 Pengukuran panas jenis
Pengukuran panas jenis menggunakan metode campuran methode of mixture
. Timbang air sebanyak 300-500 gram dan bubur kedelai sebanyak 50 gram pada suhu sekitar 4-5
o
C. Air dimasukkan ke dalam kalorimeter dan pengaduk dijalankan hingga
suhu air merata, dan dicatat kenaikan suhunya setiap 10 detik. Setelah pengukuran berlangsung selama 190 detik, bubur kedelai
dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dicatat kenaikan suhu campuran setiap 10 detik selama 7 menit. Sebelum dimasukkan
suhu bubur kedelai diukur terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
8 Pengkuran jumlah uap air Jumlah air yang diuapkan selama proses produksi tahu diukur
dengan cara menimbang massa bahan yang dimasukkan sebelum dan sesudah proses produksi berlangsung. Selisih antara massa
Tabel 9. Hasil perhitungan kebutuhan energi di industri kecil tahu dengan bahan bakar minyak tanah di Kabupaten Bogor
Lokasi Jumlah
bahan baku kedelai kering
kg kedelei Total
Energi manusia
MJ Total E
bb
minyak tanah MJ
Total E
bb
solar MJ
Total energi
listrik MJ
Jumlah produksi
Tahu kg
E
bb
minyak tanah
untuk produksi
MJkg tahu
Energi manusia
untuk produksi
MJkg tahu
E
bb
solar untuk
produksi MJ
Energi listrik
untuk
produksi MJkg
tahu Total
kebutuhan energi
produksi dengan E
bb
minyak tanah MJkg tahu
Total kebutuhan
energi produksi
dengan E
bb
minyak tanah MJkg
kedelai III
40.00 4.46570 582.84220
46.18733 0.24000
154.00 3.78469 0.02899 0.30004 0.00156 4.11528 15.84383
VI 96.67 5.87487
1114.45803 44.59467
0.25200 244.63
4.56378 0.02410 0.18298 0.00103 4.77188 12.07557
Rata-rata 4.17423 0.02655 0.24151 0.00129 4.44358 13.9597
Prosesntase 93.94
0.60 5.43 0.03 100
Keterangan : E
bb
= Energi bahan bakar
Tabel 10. Hasil perhitungan kebutuhan energi di industri kecil tahu dengan bahan bakar biomassa di Kabupaten Bogor
Lokasi Jumlah
bahan baku kedelai kering
kg kedelei Total
Energi manusia
MJ Total E
bb
biomassa MJ
Total E
bb
solar MJ
Total energi
listrik MJ
Jumlah produksi
Tahu kg
E
bb
Biomassa untuk
produksi MJkg
tahu Energi
manusia untuk
produksi MJkg
tahu E
bb
solar untuk
produksi MJ
Energi listrik untuk
produksi MJkg tahu
Total kebutuhan
rnergi poduksi
dengan E
bb
biomassa MJkg
tahu Total
kebutuhan rnergi
poduksi dengan E
bb
biomassa MJkg
kedelai
I 136.67 8.60160
4054.5 117.85733
0.08760 502.21 8.03547 0.01714 0.23413
0.00017 8.28691
30.45123
II 60.00 4.12820
1709.25 58.92867
0.00000 203.68 8.29166 0.02048 0.28892
0.00000 8.60107
29.19777
IV 32.67 3.60643
1704.4 27.07533
0.18000 64.97 26.20114 0.05508 0.41789
0.00277 26.67688 53.05163
V 133.33 6.38421
4213.6 57.33600
0.27120 396.16 10.75932 0.01621
0.14729 0.00068 10.92349 32.45668
Rata-rata 13.32190 0.02723 0.27206
0.00121 13.62209 36.28933
Prosesntase 97.80 0.20 2.00
0.01 100
Keterangan : E
bb
= Energi bahan bakar
39
bahan sebelum dan sesudah proses produksi berlangsung adalah massa air yang diuapkan.
2. Pengambilan data yang digunakan untuk mengetahui dampak kenaikan harga bahan bakar minyak BBM terhadap pola penggunaan bahan
bakar adalah: 1 Perubahan pola produksi
Data mengenai jumlah produksi masing-masing industri kecil diperoleh melalui pengukuran jumlah produksi tahu per hari, mutu
produksi sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak dan setelah kenaikan pada Oktober 2005.
2 Perubahan pola penggunaan bahan bakar jenis, jumlah, peralatan yang digunakan dan efisiensi produksinya
Data yang diperlukan meliputi jenis bahan bakar yang digunakan, umlah bahan bakar, peralatan yang digunakan sebelum dan
sesudah kenaikan harga bahab bakar minyak pada Oktober 2005.
3.6 BAHAN DAN ALAT