pelaksanaan pembelajaran konvensional yaitu siswa kurang bisa memberdayakan semua kemampuan yang dimiliki. Active Learning
menggunakan lebih banyak macam model pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang menggunakan model monoton. Selain itu
media pembelajaran yang digunakan dalam Active Learning juga lebih banyak daripada media yang digunakan dalam pembelajaran konvensional.
Pembelajaran menggunakan Active Learning membuat siswa merasa lebih
menyenangkan sedangkan
pembelajaran konvensional
kurang menyenagkan bagi siswa.
2. Pembelajaran Sejarah
Secara harifah, “sejarah” berasal dari kata Arab “syajara” berarti terjadi.
“syajarah” yang berarti pohon, “syajarah an- nasab” berarti pohon silsilah Kuntowijoyo, 1995:1. Pengertian yang terkandung dalam sejarah
sesungguhnya diadopsi dari kata bahasa Yunani “Istoria”, yang merupakan
kata asal dari bahasa Latin “historia”, bahasa Perancis “historie” dan bahasa
Inggris “history” yang mula berarti : pencaharian, penyelidikan, dan
penelitian. Berdasarkan pengertian itu, menurut Wasino 2007:1-2, sejarah
mengandung arti kejadian-kejadian yang dibuat manusia atau yang mempengaruhi manusia, perubahan atau kejadian yang berubah dari satu
keadaan ke keadaan yang lainnya, sejarah juga berarti seluruh totalitas dari pengalaman manusia di masa lampau. Sedangkan pembelajaran learning
adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi
dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik
penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian belajar Uno, 2008:v. Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan
mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat hubungannya dengan masa kini Widja,1989:23. Pengajaran sejarah
berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun
perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-
tengah perdamaian dunia Isjoni,2007:72. Menurut Kochar 2008:27-37, ada beberapa hal yang menjadi sasaran
umum dari pembelajaran sejarah, antara lain: a Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri, yang artinya pembelajaran; b Sejarah mampu menjadikan
kita belajar tentang siapa diri kita; c Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan masyarakat; d Membuat masyarakat
mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya, karena sejarah membuat mereka lebih peka terhadap berbagai permasalahan
masyarakat, politik, sosial dan ekonomi pada dewasa ini; e Mengajarkan toleransi; f Menanamkan sikap intelektual, karena dengan sejarah kita mampu
memformulasikan penilaian yang objektif, mempertimbangkan setiap bukti dengan penuh kehati-hatian, dan menganalisis bukti-bukti yang dikumpulkan
secara tepat; g Memperluas cakrawala intelektualitas; h Mengajarkan
prinsip-prinsip moral; i Menanamkan orientasi ke masa depan; j Memberikan pelatihan mental, karena sejarah dapat merangsang pikiran,
penilaian, dan pemilahan, serta menciptakan sikap ilmiah pada orang dewasa sebagai imbangan ketidakstabilan emosinya; k Melatih siswa menangani isu-
isu kontroversial; l Membantu memecahkan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan perseorangan; m Memperkokoh rasa nasionalisme; n
Mengembangkan pemahaman
internasional; o
Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna.
Tujuan pembelajaran sejarah, tujuan pelaksanaan pendidikan sejarah dalam kurikulum tahun 2006 seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lamapu, masa kini, dan masa
depan. 2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah dengan
didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. 3. Menunbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan.
3. Model Pembelajaran