6 Kelas XII SMASMK
Semester 1
2 Hasil releksimu dapat dipajangkan di Mading kelas.
Doa Penutup
Terima kasih ya Bapa, Putra dan Roh Kudus atas rahmat penyertaan-Mu bagi kami selama kegiatan pembelajaran ini, sehingga dapat memahami
bahwa hidup itu sebuah panggilan yang sangat berharga yang perlu kami perjuangkan selama hidup di dunia ini. Semoga kami senantiasa
memuliakan Engkau sepanjang segala masa. Amin.
B. Panggilan Hidup Berkeluarga
Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen, karena itu setiap pasang suami istri harus menjaga kesucian
perkawinan. Karena itu sifat perkawinan Katolik adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali hanya oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah
tidak boleh diceraikan oleh manusia” Mat 19:6. Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan keluarga Katolik hendaknya dijaga kesuciannya,
karena keluarga merupakan Gereja kecilmini atau ecclesia domestica. Artinya antara lain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat iman yang
hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan-kebajikan dan cinta kasih Kristen bdk. KGK 1656
1666.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh kasih, Puji dan syukur kami haturkan kehadirat-Mu atas anugerah kehidupan
yang Engkau berikan kepada kami. Bimbinglah kami dalam kegiatan pembelajaran ini agar kami sungguh memahami makna hidup kami di
dunia, dan menghayati panggilan hidup berkeluarga, serta menghargai orangtua kami yang telah membangun keluarga di mana kami menjadi
bagian dari keluarga ini. Doa ini kami sempurnakan dengan doa yang diajarkan Yesus Putra-Mu...
Bapa Kami..
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 7
1. Pemahaman umum tentang makna keluarga
a. Melihat kasus sekitar kita
Simaklah sebuah cerita kehidupan keluarga berikut ini
Saya Tidak Ingin Diganggu
“Biasanya saya mendahulukan ego saya ketika di rumah, apalagi jika sedang dikejar deadline. Saya akan sibuk di depan komputer, penuh
konsentrasi dan tidak mudah diganggu. Ketika anak atau istri saya mengganggu, saya akan mudah emosi karena ‘tekanan deadline’ atau
kadang-kadang sebenarnya hanya ‘keasikan pribadi saya’ ditambah dengan permintaantekanan anak atau istri.
Nada bicara saya akan mudah meninggi. Setelah itu istri akan marah juga. Dan pada akhirnya istri saya akan mengatakan ‘papa sekarang
gampang marah’.
Hal yang saya lakukan sekarang adalah memberi perhatian akan
kebutuhan anak dan istri. Jika anak saya yang masih TK minta
dibacakan sesuatu, saya bacakan sambil memberi dia kasih sayang
dengan memangkunya dan memeluknya. Jika anak saya yang
besar minta dibantu belajar, saya mencoba merelakan kepentingan
saya dan memberi perhatian akan kebutuhan anak saya. Jika
istri minta tolong sesuatu, saya segera meninggalkan konsentrasi
saya, dan membantu istri terlebih dahulu.
Kadang-kadang memang terlalu sulit. Sampai-sampai pekerjaan yang sedang dikerjakan jadi terbengkalai. Dan juga sulit untuk selalu tetap
melakukan hal-hal yang baik tersebut. Perlu kesadaran penuh akan niat memperhatikan istri dan anak ketika permintaan anak dan istri
itu datang.
Salah satu kuncinya adalah penyerahan kepada Tuhan. ‘Pekerjaan dengan deadlinenya’ saya serahkan pada Tuhan. Walaupun waktu
saya tidak sepenuhnya pada pekerjaan, saya yakin Tuhan akan
Sumber : https:asmatrch.wordpress.com Diakses pada tanggal 26 Mei 2014
Gambar 1.5 Ilustrasi “sibuk kerja, lupa kebersamaan dalam keluarga”