Pemahaman umum tentang Perkawinan

14 Kelas XII SMASMK Semester 1 b. PendalamanDiskusi 1 Gambar-gambar pada nomor 1.a merupakan simbol-simbol dalam masyarakat berkaitan dengan perkawinan. Cobalah kamu menafsirkan makna dari simbol-simbol itu. 2 Diskusikan dalam kelompok kecil pertanyaan-pertanyaan berikut ini: a Apa makna gambar bahterakapal berkaitan dengan perkawinan? b Apa makna gambar cincin terkait dengan perkawinan? c Apa makna gambar peraduan burung dengan perkawinan? 3 Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, sekarang coba simak tulisan berikut ini. a Makna Perkawinan Menurut Peraturan Perundang-undangan • Sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila, di mana sila yang pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agamakerohanian, sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahirjasmani, tetapi juga unsur batinrohani. • Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 1 UU berbunyi: “Perkawinan ialah ikatan lahir-batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami- istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa”. • Membentuk keluarga yang bahagia erat hubungannya dengan keturunan, yang merupakan tujuan perkawinan. Pemeliharaan dan pendidikan anak menjadi hak dan kewajiban orang tua. b Makna Perkawinan menurut Pandangan Tradisional Dalam masyarakat tradisional perkawinan pada umumnya masih merupakan suatu ”ikatan”, yang tidak hanya mengikat seorang laki-laki dengan seorang wanita, tetapi juga mengikat kaum kerabat si laki-laki dengan kaum kerabat si wanita dalam suatu hubungan tertentu. Perkawinan tradisional ini umumnya merupakan suatu proses, mulai dari saat lamaran, lalu memberi mas kawin belis, kemudian peneguhan, dan seterusnya. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 15 c Makna Perkawinan menurut Pandangan Hukum yuridis Dari segi hukum perkawinan sering dipandang sebagai suatu ”perjanjian”. Dengan perkawinan, seorang pria dan seorang wanita saling berjanji untuk hidup bersama, di depan masyarakat agama atau masyarakat negara, yang menerima dan mengakui perkawinan itu sebagai sah. d Makna Perkawinan Pandangan Sosiologi Secara sosiologi, perkawinan merupakan suatu ”persekutuan hidup” yang mempunyai bentuk, tujuan, dan hubungan yang khusus antaranggota. Ia merupakan suatu lingkungan hidup yang khas. Dalam lingkungan hidup ini, suami dan istri dapat mencapai kesempurnaan atau kepenuhannya sebagai manusia, sebagai bapak dan sebagai ibu. e Makna Perkawinan menurut Pandangan Antropologis Perkawinan dapat pula dilihat sebagai suatu ”persekutuan cinta”. Pada umumnya, hidup perkawinan dimulai dengan cinta. Ia ada dan akan berkembang atas dasar cinta. Seluruh kehidupan bersama sebagai suami-istri didasarkan dan diresapi seluruhnya oleh cinta.

2. Ajaran Kitab Suci Alkitab tentang Perkawinan

a. Menyimak teks Kitab Suci 1 Cobalah temukan teks-teks Kitab Suci yang menjelaskan tentang makna dan hakikat perkawinan Katolik. Tuliskan pasal dan ayatnya. 2 Sekarang cobalah menyimak teks-teks Kitab Suci berikut ini dan bandingkan dengan teks Kitab Suci yang kamu temukan. Kejadian 2:18 - 25 18 TUHAN Allah berirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa- Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang 16 Kelas XII SMASMK Semester 1 hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” 24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Mrk 10:2-12; bdk Luk 16:18 2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: “Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?”: 3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Apa perintah Musa kepada kamu?” 4 Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” 5 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. 9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” 10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. 11 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.” b. PendalamanDiskusi Setelah menyimak teks-teks Kitab Suci, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1 Apa maksud teks Kejadian 2:18-25 berkaitan dengan perkawinan? 2 Apa maksud teks Mrk 10:2-12, berkaitan dengan perkawinan?