Ajaran Gereja tentang Perkawinan

18 Kelas XII SMASMK Semester 1 Kristus Tuhan melimpahkan berkat-Nya atas cinta kasih yang beranekaragam itu, yang berasal dari sumber cinta kasih Ilahi, dan terbentuk menurut pola persatuan-Nya dengan Gereja. Sebab seperti dulu Allah menghampiri bangsa-Nya dengan perjanjian kasih dan kesetiaan, begitu pula sekarang Penyelamat umat manusia dan Mempelai Gereja, melalui sakramen perkawinan menyambut suami- isteri kristiani. Selanjutnya Ia tinggal beserta mereka supaya seperti Ia sendiri mengasihi Gereja dan menyerahkan Diri untuknya, begitu pula suami-isteri dengan saling menyerahkan diri dan mengasihi dengan kesetiaan yang tak kunjung henti. Kasih sejati suami-isteri ditampung dalam cinta Ilahi, dan dibimbing serta diperkaya berkat daya penebusan Kristus serta kegiatan Gereja yang menyelamatkan, supaya suami-isteri secara nyata diantar menuju Allah, dan diteguhkan dalam tugas mereka yang luhur sebagai ayah dan ibu. Oleh karena itu, suami-isteri kristiani dikuatkan dan dikuduskan dengan sakramen yang khas untuk tugas kewajiban dan martabat status hidup mereka. Berkat kekuatan-Nyalah mereka menunaikan tugas sebagai suami- isteri dalam keluarga; dan dijiwai semangat Kristus, yang meresapi seluruh hidup mereka dengan iman, harapan dan cinta kasih. Suami- istri makin mendekati kesempurnaan dan saling menguduskan, dan pada akhirnya secara bersama-sama makin memuliakan Allah. Maka dari itu, mengikuti teladan orangtua dan berkat doa keluarga, anak- anak, bahkan semua yang hidup dilingkungan keluarga, akan lebih mudah menemukan jalan perikemanusiaan, keselamatan dan kesucian. Suami-isteri yang mengemban martabat serta tugas kebapakan dan keibuan, akan melaksanakan dengan tekun kewajiban memberi pendidikan terutama dibidang keagamaan, yang manjadi tugas utama mereka. Anak-anak, selaku anggota keluarga yang hidup, dengan cara mereka sendiri ikut serta menguduskan orangtua mereka. Sebab mereka akan membalas budi orangtua dengan rasa syukur dan terima kasih; cinta mesra dan kepercayaan, serta akan membantu orangtua di saat kesukaran dan dalam kesunyian usia lanjut. Status janda, yang sebagai kelangsungan panggilan berkeluarga ditanggung dengan keteguhan hati, hendaknya dihormati oleh semua orang. Hendaknya keluarga dengan kebesaran jiwa berbagi kekayaan rohani dengan keluarga- keluarga lain. Maka dari itu, keluarga kristiani, karena berasal dari pernikahan yang merupakan gambar dan partisipasi perjanjian cinta Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 19 kasih antara Kristus dan Gereja, akan menampakkan kepada semua orang kehadiaran Sang Penyelamat yang sungguh nyata di dunia dan hakikat Gereja yang sesungguhnya, baik melalui kasih suami- isteri; kesuburan yang dijiwai semangat berkorban; kesatuan dan kesetiaan, maupun melalui kerja sama yang penuh kasih antara semua anggotanya. GS. 48. Pengabdian kepada manusia Umat manusia zaman sekarang terpukau oleh rasa kagum akan berbagai penemuan serta kekuasaannya sendiri. Akan tetapi sering pula manusia dengan gelisah bertanya-tanya tentang perkembangan dunia dewasa ini; tentang tempat dan tugasnya di alam semesta; tentang makna jerih-payahnya secara individu maupun kelompok; dan akhirnya tentang tujuan akhir manusia itu sendiri. Oleh karena itu, Konsili menyampaikan kesaksian dan penjelasan tentang iman kepada segenap Umat Allah yang dihimpun oleh Kristus. Konsili tidak dapat menunjukkan secara lebih jelas-tentang kesetiakawanan, penghargaan serta cinta kasih Umat itu terhadap seluruh keluarga manusia yang mencakupnya, selain dengan menjalin temuwicara tentang pelbagai hal. Konsili akan menerangi permasalahan itu dengan cahaya Injil, menyediakan bagi manusia daya-kekuatan pembawa keselamatan, yang oleh gereja, dibawah bimbingan Roh Kudus, diterima dari pendirinya. Sebab pribadi manusia harus diselamatkan, dan masyarakatnya diperbaharui. Maka manusia, ditinjau dari kesatuan dan keutuhannya, beserta jiwa maupun raganya, dengan hati serta nuraninya, dengan budi dan kehendaknya, akan merupakan poros seluruh uraian kami.” GS. 3. Pengembangan perkawinan dan keluarga merupakan tugas semua orang “Keluarga adalah tempat pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya keluarga mampu mencapai kepenuhan hidup dan misinya, diperlukan komunikasi, hati penuh kebaikan, kesepakatan suami- isteri, dan kerja sama orangtua yang tekun dalam mendidik anak- anak. Kehadiran aktif ayah sangat membantu pembinaan mereka dan pengurusan rumah tangga oleh ibu, terutama dibutuhkan oleh anak-anak yang masih muda, perlu dijamin, tanpa maksud supaya pengembangan peranan sosial wanita yang sewajarnya dikesampingkan. 20 Kelas XII SMASMK Semester 1 Melalui pendidikan hendaknya anak-anak dibina sedemikian rupa, sehingga ketika sudah dewasa mereka mampu dengan penuh tanggung jawab mengikuti panggilan mereka; dan panggilan religius; serta memilih status hidup mereka. Maksudnya, apabila kelak mereka mengikat diri dalam pernikahan, mereka mampu membangun keluarga sendiri dalam kondisi-kondisi moril, sosial dan ekonomi yang menguntungkan. Merupakan kewajiban orang tua atau para pengasuh, membimbing mereka yang lebih muda dalam membentuk keluarga dengan nasehat bijaksana, yang dapat mereka terima dengan senang hati. Hendaknya para pendidik itu menjaga jangan sampai memaksa mereka, langsung atau tidak langsung untuk mengikat pernikahan atau memilih orang tertentu menjadi jodoh mereka. Demikianlah keluarga, lingkup berbagai generasi bertemu dan saling membantu untuk meraih kebijaksanaan yang lebih penuh, dan mempadukan hak pribadi-pribadi dengan tuntutan hidup sosial lainnya, merupakan dasar bagi masyarakat. Oleh karena itu, siapa saja yang mampu memengaruhi persekutuan-persekutuan dan kelompok- kelompok sosial, wajib memberi sumbangan yang efektif untuk mengembangkan perkawinan dan hidup berkeluarga. Hendaknya pemerintah memandang sebagai kewajibannya yang suci untuk mengakui, membela dan menumbuhkan jati diri perkawinan dan keluarga; melindungi tata susila umum; dan mendukung kesejahteraan rumah tangga. Hak orangtua untuk melahirkan keturunan dan mendidiknya dalam pangkuan keluarga juga harus dilindungi. Hendaknya melalui perundang-undangan yang bijaksana serta pelbagai usaha lainnya, mereka yang malang, karena tidak mengalami kehidupan berkeluarga, dilindungi dan diringankan beban mereka dengan bantuan yang mereka perlukan. Hendaknya umat kristiani, sambil menggunakan waktu yang ada dan membeda-bedakan yang kekal dari bentuk-bentuk yang dapat berubah, dengan tekun mengembangkan nilai-nilai perkawinan dan keluarga, baik melalui kesaksian hidup mereka sendiri maupun melalui kerja sama dengan sesama yang berkehendak baik. Dengan demikian mereka mencegah kesukaran-kesukaran, dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan keluarga serta menyediakan keuntungan- keuntungan baginya sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Untuk Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 21 mencapai tujuan itu semangat iman kristiani, suara hati moril manusia; dan kebijaksanaan serta kemahiran mereka yang menekuni ilmu-ilmu suci, akan banyak membantu. GS.52 b. PendalamanDiskusi Setelah menyimak dokumen ajaran Gereja tersebut, cobalah diskusikan dalam kelompok pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1 Apa makna ajaran Gereja tentang perkawinan dalam Kitab Hukum Kanonik; 1055 2 Apa makna ajaran Gereja tentang perkawinan menurut Gaudium et Spess art. 48 3 Apa makna ajaran Gereja tentang perkawinan menurut Gaudium et Spess art. 3a 4 Apa makna ajaran Gereja tentang perkawinan menurut Gaudium et Spess art. 52a

4. Menghayati Perkawinan sebagai Panggilan Hidup

a. Releksi Tulislah sebuah releksi pribadi bertemakan perkawinan sebagai panggilan hidup. b. Aksi • Membuat niat untuk selalu bersikap hormat pada orangtua serta semua orang tua yang lain. • Menuliskan sebuah doa atau puisi untuk orangtua. Doa Penutup Ya Allah yang mahasetia, Engkau telah menguduskan cinta kasih suami isteri, dan mengangkat perkawinan menjadi lambang persatuan Kristus dengan Gereja. Semoga suami-istri Katolik, semakin menyadari kesucian hidup berkeluarga, dan berusaha menghayatinya dalam suka dan duka. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin. 22 Kelas XII SMASMK Semester 1

D. Tantangan dan Peluang untuk Membangun Keluarga

yang Dicita-citakan Gereja Katolik memberikan perhatian yang sangat serius pada kehidupan keluarga, karena keluarga adalah sel dari Gereja dan masyarakat. Maka keluarga yang sejahtera adalah harapan sekaligus perjuangan Gereja. Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostoliknya “Familiaris Consortio” memandang keluarga sejahtera dalam kesetiaan pada rencana Allah sebagai sebuah perkawinan. Ditegaskan pula bahwa pribadi manusia sebagai citra Allah diciptakan untuk mencintai. Keluraga, menurut Paus, adalah suatu komunitas pribadi-pribadi yang membentuk masyarakat dan Gereja. Doa Pembuka Tuhan Yesus, Engkau menguduskan hidup berkeluarga dengan hidup sendiri dalam keluarga Santo Yusuf di Nazaret. Berkatilah kami pada kegiatan pembelajaran ini agar dapat memahami makna keluarga sejati sebagaimana Engkau kehendaki. Semoga kami hidup menurut pedoman injilMu, rukun, bijaksana, sederhana, saling menyayangi, saling menghormati, saling menolong dengan senang hati. Berilah supaya keramahan dan cinta kasih, semangat pengorbanan, kerajinan, dan penghasilah yang cukup selalu berada dalam keluarga kami. Semoga keluarga kami menjadi garam dan terang bagi keluarga-keluarga di sekitar kami. Berkatilah kami agar jangan ada di antara keluarga kami yang menjauh dari Mu, satu-satunya sumber kebahagiaan kami.Dikau kami puji bersama Bapa dan Roh Kudus, sekarang dan selamanya. Amin.

1. Memahami Tantangan-tantangan yang dihadapi

keluarga-keluarga saat ini. a. Menyimak berita “Sebuah konferensi tentang keluarga yang disponsori oleh Vatikan berakhir pada Jumat di Manila de-ngan seruan bagi umat Katolik Asia untuk melawan aborsi, kontrasepsi dan pernikahan sesama jenis se- bagai “ancaman terhadap eksistensi keluarga”.