Menghayati makna Membangun Masyarakat yang Dikehendaki Tuhan

174 Kelas XII SMASMK Semester 1 b. Rencana Aksi 1 Kelompok Buatlah suatu rencana aksi di lingkungan sekolah, dengan memilih salah satu prinsip etika politik dan ekonomi yang sudah dibicarakan di atas. Misalnya: mengembangkan keadilan, solidaritas, tanggung jawab, dan sebagainya. 2 Pribadi Terlibat aktif kerja bhakti, gotong royong di lingkungan RT, RW dan desa atau kelurahan. Jadilah motor kegiatan gotong royong itu. Doa Penutup Allah, Bapa yang maha pengasih dan penyayang, Kami bersyukur kepada-Mu atas komunitas-komunitas masyarakat yang kini memenuhi bumi ciptaan-Mu. Kami bersyukur atas kebhinnekaan yang Kau taburkan dalam masyarakat kami: suku, kebudayaan, pendidikan, pola hidup, dan agama. Namun, kami dapat tinggal bersama sebagai saudara yang saling menghargai dan saling membantu dalam semangat kerjasama. Sudilah Engkau memupuk semangat persaudaraan antarwarga masyarakat kami. Jauhkanlah masyarakat kami dari perpecahan. Semoga kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan warga selalu mendapat perhatian dari seluruh masyarakat. Bapa, jadikanlah kami alat-Mu untuk menggarami masyarakat dengan cinta dan semangat persaudaran yang sejati. Sudilah Engkau tinggal di tengah masyarakat kami. Jadikanlah kami umat-Mu, dan Engkau sendiri menjadi Allah kami. Kami mohon, semoga seluruh warga masyarakat berusaha membangun masyarakat yang adil dan makmur. Berilah kami rahmat kebijaksanaan agar kami mampu mengabdikan hidup kami demi kebenaran dan keadilan di dalam masyarakat. Doronglah seluruh masyarakat kami untuk memelihara lingkungan. Berkatilah pula kaum muda yang menjadi harapan masa depan; para pemimpin yang Kau tugasi menghimpun dan melindungi rakyat; para pendidik yang berusaha mengatasi kebodohan, serta berjuang demi kemajuan masyarakat pada umumnya. Dampingilah kami semua agar selalu tekun dan tabah dalam menghadapi segala cobaan dan kesulitan. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 175

B. Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa

dan Negara seperti yang Dikehendaki Tuhan Umat Katolik Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia ikut bertanggung jawab atas krisis yang sedang terjadi. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia juga menjadi tantangan bagi umat Katolik juga. Karena itu, tantangan-tantangan yang ada dapat menjadi peluang bagi umat Katolik untuk ikut merestorasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa “...Gereja, yang bertumpu pada cinta kasih Sang Penebus, menyumbangkan bantuannya, supaya di dalam kawasan bangsa sendiri dan antara bangsa-bangsa makin meluaslah keadilan dan cinta kasih. Dengan mewartakan kebenaran Injil, yang menyinari semua bidang manusiawi melalui ajaran-Nya dan kesaksian umat kristen, Gereja juga menghormati dan mengembangkan kebebasan serta tanggung jawab politik para warganegara.” KV II, GS art. 76. Doa Pembuka Allah Bapa yang penuh kasih, Terima kasih untuk segala rahmat yang engkau berikan kepada kami sepanjang hidup kami. Pada kesempatan yang indah ini kami akan belajar untuk memahami tentang tantangan dan peluang umat Katolik dalam membangun bangsa dan negara sebagaimana yang Engkau kehendaki. Semoga tantangan-tantangan yang ada dapat kami hadapi dengan baik, dan oleh karena pertolongan-Mu, kami umat-Mu dapat menjadi saluran berkat bagi bangsa dan negara kami tercinta. Amin.

1. Tantangan- tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Berikut ini secara garis besar diberikan gambaran tentang beberapa tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, guna menjadi perhatian kita semua sebagai warga negara Indonesia untuk bersama- 176 Kelas XII SMASMK Semester 1 sama menghadapinya. Bahkan kita secara positif melihat tantangan ini menjadi peluang bagi kita untuk menggunakan talenta yang diberikan Tuhan untuk membangun bangsa dan negara yang kita cintai ini. a. Krisis Etika Politik Etika Politik di Indonesia masih carut marut. Politik hanya dipahami secara pragmatis sebagai sarana untuk mencari kekuasaan dan kekayaan bagi pribadi-pribadi dan golongan sendiri. Politik yang berkembang saat ini, khususnya oleh partai politik lebih bersifat transaksional yaitu untuk membagi-bagi kekuasaan dan berujung pada praktik politik uang. Banyak kepala daerah dan para pejabat lembaga negara lainnya, baik eksekutif, legislatif, dan yudislatif polisi, jaksa, hakim kini berurusan dengan KPK karena terlibat kasus korupsi yang tentu saja merugikan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat. b. Krisis Ekonomi. Masyarakat Indonesia kini masih dilanda krisis ekonomi. Banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, padahal Indonesia sendiri dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Dengan berkembangnya neoliberalisme saat ini, orang kaya akan semakin kaya, dan orang miskin akan semakin miskin. Orang miskin, bahkan para pedagang kecil atau menengah sekalipun, tidak pernah akan mampu bersaing dengan para pedagang besar atau orang-orang kaya. c. Merebaknya aliran fundamentalisme radikal Kini merebak berbagai aliran fundamental radikal di Indonesia. Fundamentalisme itu pandangan yang berpusat pada diri manusia, sehingga manusia menjadi tolok ukurnya. Karena itu fundamentalisme prinsipnya “menutup diri” terhadap kebenaran dari paham di luar dirinya. Akhirnya fundamentalisme dapat berakhir pada arogansi terhadap orang lain, kekerasan demi mencapai tujuannya sendiri. Fundamentalisme radikal tidak hanya terbatas pada aliran agama tertentu, tetapi juga suku bahkan daerah. Nampaknya setelah diberlakukan sistem otonomi daerah dan otonomi khusus, terjadilah gerakan daerahisme. Mereka berusaha menolak dan bahkan “mengusir” orang dari daerah lain, khususnya dalam urusan pejabat pemerintahan, atau pengangkatan PNS dengan istilah mengutamakan putra daerah.