Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 149 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” 10:37 Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian” 3 Pendalaman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. a Apa yang dikisahkan dalam cerita Injil itu? b Apa ajaran Yesus tentang sesama? c Bagaimana caranya mewujudkan persaudaraan sejati menurut kisah itu? d Apa sikapmu sebagai pengikut Kristus dalam pergaulan hidupmu sehari-hari? b. Menggali Ajaran Gereja 1 Menelusuri Ajaran Gereja Temukan ajaran-ajaran Gereja tentang pentingnya dialog untuk membangun persaudaraan sejati, selain dokumen yang dipaparkan di bawah ini. 2 Menyimak ajaran Gereja “Pada zaman kita bangsa manusia semakin erat bersatu dan hubungan-hubungan antara pelbagai bangsa berkembang. Gereja mempertimbangkan dengan lebih cermat, manakah hubungannya dengan agama-agama bukan kristiani. Dalam tugasnya mengem- bangkan kesatuan dan cinta kasih antar manusia, bahkan antarbangsa, gereja disini terutama mempertimbangkan manakah hal-hal yang pada umumnya terdapat pada bangsa manusia, dan yang mendorong semua untuk bersama-sama menghadapi situasi sekarang. Sebab semua bangsa merupakan satu masyarakat, mempunyai satu asal, sebab Allah menghendaki segenap umat 150 Kelas XII SMASMK Semester 1 manusia mendiami seluruh muka bumi [1] . Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, yang penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya meli- puti semua orang, sampai orang yang terpilih dipersatukan dalam Kota suci, yang akan diterangi oleh kemuliaan Allah; di sana bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahaya-Nya ...NA.1 “...Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai- nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka...”NA.2. 3 Pendalaman Dalam kelompok diskusi, cobalah menjawab pertanyaan-perta- nyaan berikut ini: a Apa ajaran Gereja tentang sikap kita umat Katolik terhadap agama-agama lain? b Apa ajaran Gereja tentang sikap diskriminasi?

3. Usaha-usaha konkret untuk Membangun Persaudaraan Sejati Antarpemeluk Agama dan Kepercayaan Lain.

a. Diskusi kelompok Jawablah pertanyaan berikut ini. 1 Dialog seperti apa yang dapat mengembangkan persaudaraan sejati antarpemeluk agama dan kepercayaan lain? 2 Kerja sama seperti apa yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan persaudaraan sejati dalam hidup kita sehari- hari? 3 Sikap bagaimana yang perlu kita miliki untuk membangun persaudaraan sejati antarpemeluk agama dan kepercayaan lain? b. Releksi dan Aksi Sebagai bahan releksi dan aksi, simaklah cerita berikut ini. Ningrum Septianda, mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, bersyukur bila fotonya bersama sahabatnya, Suster Maria Patrice OSF, mampu mengilhami persaudaraan umat beragama di Nusantara. Meskipun demikian, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 151 Ningrum mengaku kaget pertemanannya dengan biarawati yang diabadikan oleh Lexy Rambadeta pada 8 Januari 2014 lalu menjadi istimewa. Padahal, pertemanan antarumat beragama merupakan hal yang wajar dan biasa di Yogyakarta. Seperti diberitakan, foto Ningrum dan Suster Maria Patrice OSF yang sedang bergandengan tangan di Jalan Loji Kecil, Yogyakarta, Rabu 812014, menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Foto itu diunggah oleh Lexy Rambadeta, pembuat ilm dokumenter, di akun Facebook-nya. Foto itu dinilai menunjukkan keindahan persahabatan antarumat beragama di Indonesia di tengah berbagai berita tentang peristiwa intoleransi yang terjadi. “Alhamdulillah kalau bisa menginspirasi orang, kita juga tidak tahu bakalan jadi seperti ini. Kalau ada yang memandang positif, ya terima kasih. Namun, jika dipandang negatif, ya itu hak setiap orang,” kata Ningrum saat ditemui di asrama suster OSF Jalan Senopati Yogyakarta, Selasa 1412014 malam. Sumber: www.renungankatolik.com Diakses pada tgl. 8 Juli 2014 Gambar 4.27 Biarawati dan Perempuan berjilbab Ningrum berpendapat, dalam kemajemukan, Yogyakarta masih mampu mempertahankan toleransi hingga saat ini. Semua suku, ras, dan agama hidup berdampingan dan bersaudara. “Bagi saya, indahnya Yogya salah satunya di situ. Bersatu dalam perbedaan,” katanya. “Jadi ketika foto saya dengan suster beredar dan banyak responsnya, ini jadi pertanyaan, kenapa hal yang biasa di sini jadi begitu istimewa,” ujar dia. Menurut Ningrum, jika setiap manusia hanya melihat