Gambar 14 Diagram alir tahapan penelitian
3.3 Pengumpulan dan Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan sejumlah data dan beberapa teknik pengolahan data untuk memperoleh tujuan penelitian yang diharapkan. Data yang
PEMODELAN SISTEM
Verifikasi dan Validasi
Prakiraan Harga dan Permintaan Prakiraan Pasokan Bahan Baku
Perencanaan Produksi Ketersediaan Kapasitas
Kinerja Rantai Pasok Sistem Manajemen Basis Data
Sistem Manajemen Basis Model
Sistem Manajemen Basis Pengetahuan
Sistem Manajemen Dialog
Hasil Analisis Sistem Rantai Pasok Agroindustri Karet Spesifikasi Teknis
Analisis kebutuhan , formulasi masalah dan identifikasi sistem
Potensi , proses produksi, sistem perencanaan produksi
Latar belakang dan perumusan masalah Tujuan Penelitian
Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Produksi Karet Spesifikasi Teknis
Tidak sesuai Sesuai
telah dikumpulkan baik primer maupun sekunder diolah dengan menggunakan berbagai alat analisis sesuai dengan tujuan analisis. Pengumpulan data penelitian
berdasarkan pada kebutuhan sistem yang dilakukan melalui studi pustaka, wawancara dan survai lapang. Model dan teknik pengolahan data disajikan pada
Tabel 1. Tabel 1 Model dan teknik pengolahan data
No Sub model
Data Diperlukan Jenis
Data Sumber Data
Metode
1. Sistem dan
struktur rantai pasok
TSR - Struktur dan aliran
informasi dalam perencanaan dan
pengendalian produksi TSR
- Ekspor dan jenis karet alam dari PTPN
- Proses produksi primer
sekunder sekunder
pakar dari : PTPN VIII ,
PT. KPBN dan PT. BSP
PT KPBN ,dan PT.BSP,
Gapkindo PTPN VIII ,dan
PT.BSP Deskriptif,
wawancara mendalam
deskriptif,
2. Prakiraaan
permintaan dan prakiraan
harga Volume penjualan,dan
permintaan TSR 20 Harga karet spesifikasi
teknis dunia Sekunder
Sekunder PT KPBN dan
Gapkindo Jaringan
Syaraf Tiruan
3. Prakiraaan
ketersediaan bahan baku
jumlah pasokan dari petani dan kebun
sendiri, Primer ,
sekunder PT BSP, Pakar
Praktisi Jaringan
Syaraf Tiruan
4 Rencana
produksi Jadwal induk produksi,
kapasitas produksi Struktur aturan
“jika maka
” Sekunder
Primer PT BSP, Pakar
Praktisi Pakar
Fuzzy Inference
System.
5 Ketersediaan
Kapasitas Waktu proses,
ketersediaan sumber daya
Sekunder PT. BSP
RCCP
6 Kinerja rantai
pasok Data realisasi produksi
dan dara jadwal produksi
sekunder PT. BSP
Bullwhip Effect
Data primer sebagai data yang langsung diperoleh dari sumbernya, dalam penelitian ini berupa data dan informasi dari pakar terkait. . Pakar sebagai sumber
informasi untuk membangun rule base dan proses penyusunan basis pengetahuan dipilih atas dasar pengetahuan, pengalaman dan kewenangan yang dimiliki pakar.
Pakar yang dilibatkan berasal dari, PTPN VIII, PT KPBN , PT BSP, GAPKINDO dan Pusat Penelitian Karet, Bogor. Metode yang digunakan adalah wawancara
mendalam in-depth interview, hasil akuisisi data dan informasi diolah mejadi basis pengetahuan untuk menyusun rencana produksi. Data sekunder untuk
membangun sub model basis data diperoleh dari laporan milik instansi yang terkait dengan penelitian. Data perkembangan agroindustri karet juga diperoleh
dari IRSG, Gapkindo beberapa website seperti Deptan.go.id dan IRCo.biz sebagai insitusi yang menyediakan berbagai informasi yang berkaitan dengan agroindustri
karet alam.
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara PTPN VIII, Jawa Barat dan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk dengan lokasi pabrik di Kisaran,
Sumatera Utara. Pemilihan obyek penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian karena mempunyai pabrik pengolahan karet spesifikasi teknis sebagai salah satu
produk utama, dengan sumber pasokan bahan baku dari kebun sendiri dan perkebunan rakyat.
Sistem distribusi karet alam yang diproduksi PTPN VIII secara terpusat dilakukan oleh PT.KPBN PT. Kantor Pemasaran Bersama Nusantara yang
berlokasi di Jakarta. Berkaitan dengan mekanisme pengaturan distribusi, perkembangan produksi dan harga karet spesifikasi teknis merupakan bagian data
dan informasi yang berkaitan dengan PTPN dikumpulkan dari pakar di PT-KPBN, Jakarta. Penelitian juga dilakukan di PT. BSP sebagai agroindustri karet berskala
besar yang juga memiliki pengolahan karet spesifiaksi teknis. Secara khusus untuk validasi data yang berkitan dengan data-data produksi digunakan data dari
perusahaan ini.
4 ANALISIS SISTEM
4.1 Kondisi Situasional
Sistem agroindustri karet alam merupakan rangkaian industri dari hulu ke hilir yang membentuk struktur rantai pasok guna menghasilkan berbagai barang
pada industri hilir. Produk yang dihasilkan agroindustri karet alam sebagai hasil pengolahan bahan baku dari kebun dikelompokkan menjadi produk 1 karet untuk
bahan baku industri barang jadi karet padat seperti ban dan komponen 2 lateks untuk bahan baku industri barang jadi lateks seperti sarung tangan.
Agroindustri karet alam berdasarkan kepemilikan dikelompokan atas atas 1 perkebunan besar milik negara, 2 perkebunan besar milik swasta dan 3
perkebunan rakyat. Perkebunan besar umumnya memiliki pabrik dengan fasilitas produksi yang mampu menghasilkan komoditas primer berbentuk lateks pekat,
dan karet jenis sheet, creepe dan karet spesifikasi teknis. Pada penelitian ini agroindustri yang menjadi fokus penelitian adalah agroindustri perkebunan besar
milik negara yaitu PT Perkebunan Nusantara VIII dan PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. sebagai perkebunan besar swasta. Untuk mendapatkan gambaran
kondisi agroindustri karet spesifikasi teknis secara lebih komprehensif, pada sub bab selanjutnya dipaparkan beberapa aspek yang terkait dengan objek yang dikaji
pada penelitian ini.
4.1.1 Agroindustri Karet Alam
Agroindustri karet alam merupakan industri yang mengolah lateks atau koagulum menjadi berbagai produk primer karet alam. Bahan baku untuk
memproduksi karet alam diperoleh dari getah hasil penyadapan batang tanaman Hevea Brasiliensis. Getah yang terdapat terdapat pada lapisan kambiun batang
karet disadap untuk menghasilkan cairan segar bewarna putih sampai kekuningan yang disebut dengan lateks. Komponen utama lateks adalah senyawa hidrokarbon
dan sejumlah kecil bagian bukan karet seperti lemak, glikolipida, fosfolipida, protein, karbohidrat, bahan anorganik. Kadar karet kering lateks berkisar 35
yang dipengaruhi oleh faktor umur tanaman, musim dan tenggang waktu penyadapan Tanaka, 1998 dalam Utama, 2003
Lateks hasil sadapan diolah menjadi berbagai jenis barang yang dapat dikelompokkan menjadi barang jadi karet dan barang jadi lateks. Pemekatan
lateks hasil sadapan menghasilkan lateks pekat dan lateks dadih yang dijadikan sebagai bahan baku barang jadi lateks seperti karet busa, sarung tangan dan lain-
lain. Selain untuk menghasilkan lateks pekat concentrate latex, cairan lateks merupakan bahan baku untuk menghasilkan karet berkualitas tinggi seperti Ribbed
Smoked Shee RSS, Standar Indonesian Rubber SIR bermutu tinggi seperti SIR- 3CV, SIR-3L dan lainnya. Lateks yang telah menggumpal pada umumnya
digunakan untuk membuat SIR berkualitas rendah seperti SIR-10, SIR-20 dan beberapa jenis karet lain. Pohon industri karet yang menggambarkan pemanfaatan
hasil tanaman karet dapat dilihat pada Gambar 15. Agroindustri karet alam sebagai pemasok bahan baku untuk berbagai
keperluan industri tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan total ekspor karet alam Tabel 2 menunjukan peningkatan dari tahun 2005
sampai 2008, namun mengalami penurunan pada tahun 2009 karena dampak krisis keuangan global. Pada tahun 2010 kembali terjadi peningkatan ekspor seiring
membaiknya perekonomian dunia.
Tabel 2 Ekspor karet alam Indonesia tahun 2005 – 2010 metrik ton
Sumber : Gapkindo 2011