Manajemen Rantai Pasok Rekayasa sistem manajemen ahli dalam perencanaan produksi rantai pasok agroindustri karet spesifikasi teknis

Keterangan : CV = Koefisien variansi σ = Standar deviasi µ = Rata – rata x i = Data ke – i n = jumlah datasampel Koefisien Bullwhip Effect BE yang lebih besar dari 1 satu mengisyaratkan bahwa terjadi amplifikasi permintaan untuk sebuah produk. Sedangkan untuk koefisien bullwhip effect yang kurang dari 1 satu mengisyaratkan adanya penghalusan pola pesanan pada produk yang bersangkutan. Menurut Pujawan 2005 terdapat dua tantangan langsung yang harus dihadapi dalam mengelola rantai pasok, yaitu kompleksitas struktur rantai pasok dan ketidakpastian. a. Kompleksitas struktur rantai pasok Sistem rantaipasok sangat kompleks, melibatkan banyak pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Kompleksitas suatu rantai pasok juga dipengaruhi oleh perbedaan bahasa, zona waktu, dan budaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. b. Ketidakpastian uncertainty Ketidakpastian merupakan sumber utama kesulitan pengelolaan suatu rantai pasok Ketidakpastian menimbulkan ketidakpercayaan diri terhadap rencana yang telah dibuat. Sebagai akibatnya, perusahaan sering menciptakan pengamanan di sepanjang rantai pasok. Berdasarkan sumbernya, ada tiga klasifikasi utama ketidakpastian pada rantai pasok, yaitu : 1 ketidakpastian permintaan, 2 ketidakpastian pasokan, 3 ketidakpastian lingkungan internal. Pengurangan bullwhip effect bisa dilakukan apabila penyebabnya dimengerti dengan baik oleh pihak – pihak pada rantai pasok. Beberapa pendekatan yang diyakini bisa mengurangi bullwhip effect adalah : 1 information sharing, 2 memperpendek atau mengubah struktur rantai pasok, 3 pengurangan biaya tetap 4 menciptakan sabilitas harga, dan 5 pemendekan lead time

2.4 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan proses untuk merencanakan aliran bahan dari suatu sistem produksi sehingga permintaan dapat dipenuhi dalam jumlah yang tepat, waktu yang tepat dengan biaya produksi minimum. Perecanaan produksi dilakukan dengan maksud menentukan arah tindakan dalam berproduksi dengan cara mengatur, menganalisa, mengorganisasi dan koordinasi bahanm mesin, peralatan, tenaga kerja dan tindakan lain yang dibutuhkan. Salah satu model perencanaan produksi yang banyak digunakan adalah model Manufacturing Resources Planning MRP II yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Manufacturing Resources Planning, MRP II Forgarty et al., 1991: Sheikh 2002 Perencanaan Strategi dan Bisnis Mengelola permintaan Perencanaan Kapasitas Kasar RCCP Jadual Induk Produksi MPS Perencanaan kebutuhan kapasitas CRP Perencanaan kebutuhan pemasok VRP Perencanaan Kebutuhan Bahan MRP I Perencanaan Operasi dan Penjualan Realistis Realistis Perencanaan Pengendalian Pembelian Pengendalian Lantai Pabrik Membuat Membeli Tidak Tidak Ya Ya