Bullwhip Effect Rekayasa sistem manajemen ahli dalam perencanaan produksi rantai pasok agroindustri karet spesifikasi teknis

MRP dan CRP, menjadwalkan pesanan produksi dan pembelian, memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas serta memberikan dasar untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada pelanggan. Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif dari suatu fasilitas per unit waktu. Kekurangan maupun kelebihan kapasitas memberikan dampak yang merugikan, sehingga diperlukan perencanaan kapasitas . Perencanaan kapasitas yang efektif adalah perencanaan yang menyediakan kapasitas sesuai dengan kebutuhan pada waktu yang tepat. Keterkaitan aktifitas penting dalam proses perencanaan produksi ditunjukkan pada Gambar 4. Fogarty 1991 ; Sheikh, 2002. Gambar 4. Hubungan aktifitas perencanaan dan pengendalian produksi Forgarty et al., 1991: Sheikh 2002 Untuk memeriksa apakah rencana produksi sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki seperti tenaga kerja dan jam mesin maka dilakukan validasi melalui penghitungan Rough Cut Capacity Planning RCCP. Perhitungan RCCP menentukan apakah sumber daya yang direncanakan cukup Demand Management Production Planning Material Requirement Planning Final Assembly Shedulling Rough Cut Capacity Planning Master Requirement Planning Resource Requirement Planning Capacity Requirement Planning Production Activity Control InputOutput control Operation Sequencing untuk melaksanakan jadwal induk produksi. RCCP merupakan langkah menghitung beban untuk semua item yang dijadwalkan dan dalam periode waktu yang aktual. Jika proses RCCP mengindikasikan bahwa MPS layak dilaksanakan maka MPS akan diteruskan ke proses MRP guna menentukan bahan baku atau material, komponen dan subassemblies yang dibutuhkan. Tahapan dalam melakukan RCCP dimulai dengan mengidentifikasi sumber daya utama, seperti work center, tenaga kerja atau material kritis, kemudian menentukan kebutuhan tiap sumber daya untuk memenuhi MPS setiap periode. Tahap selanjutnya perhitungan kapasitas nominal Calculated Capacity sumber data yang tersedia setiap periode lalu melakukan perbandingan terhadap beban sumber daya, apakah terjadi underload atau overload. Penyesuaian kapasitas atau jadwal MPS harus dilakukan ketika beban sumber daya overload. Langkah yang diperlukan untuk melaksanakan RCCP, yaitu: 1. Memperoleh informasi tentang rencana produksi dari MPS. 2. Memperoleh informasi tentang struktur produk dan waktu tunggu lead time. 3. Menentukan bill of resources. 4. Menentukan sumber daya spesifik dan membuat laporan RCCP. Hasil RCCP ditampilkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagai load profile untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. Analisis ini dilakukan untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia di dalam memenuhi jadwal induk produksi yang telah disesuaikan, karena telah memberikan ketersediaan kapasitas untuk memenuhi jadwal induk produksi yang telah ditetapkan. Proses pengolahan data ini menghasilkan jadwal induk produksi yang telah disesuaikan, karena telah memberikan gambaran tentang ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target produksi yang disusun dalam jadwal induk produksi. Menurut Fogarty 1991 dan Sheikh 2002 selain MPS, sumber daya yang terdapat dalam pabrik jumlah tenaga kerja, mesin dan waktu yang tersedia dalam melakukan RCCP dibutuhkan informasi-informasi lain, yaitu utilisasi dan efesiensi. Utilisasi adalah faktor yang mengukur performansi aktual dari pusat kerja relatif terhadap standar yang diterapkan. Sedangkan efisiensi adalah pecahan yang menggambarkan persentase waktu yang tersedia dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi berdasarkan pengalaman lalu. Dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut: jadwal menurut tersedia yang jam produksi untuk digunakan yang jam Utilisasi Penerapan RCCP juga membutuhkan data-data jumlah mesin yang digunakan, jam kerja per hari, jumlah shift per hari, dan jumlah hari kerja perbulan. Data-data tersebut diperlukan untuk menentukan jumlah kapasitas yang tersedia di dalam pabrik menggunakan rumus berikut : Keterangan : AC : Kapasitas yang tersedia jambulan T : Waktu yang tersedia jambulan M : Jumlah Mesin S : Jumlah shift per hari H : Jumlah jam kerja per hari W : Jumlah hari kerja per bulan U : Utilisasi E : Waktu Efektif Pengujian kelayakan kapasitas dalam konsep MRP dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut : 1. Capacity Planning Using Overall Factors CPOF CPOF merupakan perencanaan yang memerlukan input berupa MPS, waktu total pabrik untuk memproduksi satu item tertentu dan proporsi historis. Pendekatan ini membutuhkan data dan teknik perhitungan yang paling sedikit dibandingkan teknik lainnya, sehingga pendekatan ini paling mudah terpengaruh bila terjadi perubahan dalam volume produk maupun jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk. Perhitungannya dengan mengalikan proporsi historis dengan total kuantitas MPS pada periode tertentu untuk masing-masing stasiun kerja. Dari hasil perhitungan ini nantinya diperoleh waktu total yang diperlukan, total waktu ini kemudian dirata-ratakan dan dibandingkan dengan waktu kapasitas. AC = T U E T = M S H W Data yang dibutuhkan rencana produksi dan waktu proses unitsatuan waktu pada setiap stasiun kerja. Rumus yang digunakan untuk perhitungan proporsi historis adalah : T i i WP WP PH Dimana : PHi : Proporsi Historis pada work center ke i WPi : Waktu proses pada work center ke i WP T : Total waktu proses. Perhitungan untuk masing-masing stasiun kerja adalah perkalian proporsi historis masing-masing stasiun kerja dengan kapasitas total yang dibutuhkan : KB ij = PH T KB j Keterangan : KB ij : Kebutuhan Kapasitas stasiun kerja i pada periode j PH T : Proporsi historis pada stasiun kerja i KB j : Kapasitas yang dibutuhkan pada periode j 2. Bill of Labor Approach BOL Bill of Labor Approach didefinisikan sebagai suatu daftar yang berisi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu item. BOL bukan merupakan routing, melainkan suatu alat untuk memperkirakan kebutuhan agar dapat digunakan item atau kelompok item-item yang yang telah terjadwal untuk menentukan kebutuhan kapasitas. Pendekatan dengan teknik ini menggunakan data yang rinci mengenai waktu baku setiap produk pada sumber-sumber utama dan masukan yang dibutuhkan adalah MPS. Pendekatan BOL membutuhkan data rencana produksi dan data waktu standar dalam masing-masing stasiun kerja dengan cara perhitungan sebagai berikut : Perhitungan kapasitas total pada tiap periode yaitu: KB j = WP T RP j Perhitungan kebutuhan kapasitas untuk stasiun kerja i pada periode j yaitu: KB ij = WP i RP j