39
39
3. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup manusia tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya.
Sumberdaya dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai segala sesuatu yang baik langsung maupun tidak langsung memiliki nilai untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan man-
made. Sumberdaya alam di wilayah pesisir terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih renewable resources dan sumberdaya alam yang tidak dapat pulih
non renewable resources. Sumberdaya alam yang dapat pulih satu diantaranya adalah sumberdaya perikanan. Sumberdaya alam yang
dapat pulih, pemanfaatannya memerlukan pengelolaan yang tepat dan terintegrasi. Hal ini
diperlukan guna menjamin kelestarian sumberdaya alam untuk kepentingan generasi yang akan datang, serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Kawasan pesisir dan lautan merupakan kawasan yang kaya akan berbagai ekosistem sumberdaya alam. Wilayah pesisir pada umumnya merupakan wilayah
yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Karena kondisi geografis dan potensi yang dimilikinya, banyak sektor ekonomi yang berkembang diwilayah
pesisir. Khususnya di wilayah pesisir, sektor-sektor ekonomi yang dominan adalah perikanan. Pengembangan sektor perikanan menjadi penekanan
pembangunan dengan tujuan peningkatan pendapatan dan taraf hidup nelayan, menciptakan kesempatan kerja produktif dan mendorong pengembangan wilayah.
Sektor perikanan diberbagai daerah mempunyai arti strategis terhadap pembangunan wilayah. Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar
yang membedakan keadaan wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan sangat erat dengan kondisi dan potensi wilayah baik dari segi fisik lingkungan dan sosial
ekonomi. Kekuatan ekonomi wilayah sangat tergantung ketersediaan sumberdaya alam berkelanjutan. Dalam perekonomian yang luas, hubungan antar kegiatan
ekonomi menunjukkan keterkaitan yang kuat dan dinamis. Kemajuan di satu sektor tidak dapat dicapai tanpa dukungan sektor lain. Hubungan manajemen
40
40 sumberdaya dan pembangunan ekonomi dijelaskan dengan konsep nilai
sumberdaya. Nilai dikuantifikasi dengan mengukur nilai hasil produksi sumberdaya, pendapatan, jumlah orang yang terserap ke dalam lapangan
pekerjaan baik langsung maupun tidak langsung. Ruang ekonomi mengandung pusat-pusat dan kutub-kutub yang
mempunyai kekuatan centrifugal yang memancar sekelilingnya dan mempunyai kekuatan centripental yang menarik Hasil analisis diketahui bagaimana
perkembangan sektor wilayah dibandingkan secara relative sektor-sektor lainnya, apakah tumbuh secara cepat atau lambat. Pendekatan pembangunan wilayah yang
sangat menekankan pertumbuhan ekonomi makro cenderung mengakibatkan terjadinya disparitas pembanguan antar wilayah yang cukup besar. Investasi dan
sumberdaya terserap dan terkonsentrasi dipusat pertumbuhan, sementara wilayah belakangnya mengalami pengurasan sumberdaya berlebihan Rustiadi, 2005.
Ketidakseimbangan disparity pembangunan wilayah diartikan sebagai keterkaitan yang bersifat asimetris dan dapat memperlemah pembangunan
ekonomi wilayah secara menyeluruh. Ketidakseimbangan atau disparitas dari pertumbuhan wilayah akan mengakibatkan suatu kondisi yang tidak stabil.
Disparitas antar wilayah telah menimbulkan banyak permasalahan sosial, ekonomi dan politik. Paradigma keterkaitan antar wilayah, suatu kesejahteraan harus
didistribusikan secara berkeadilan keseluruh wilayah, untuk itu dibutuhkan kebijakan atau program yang mampu mengatasi permasalahan disparitas antar
wilayah dan perencanaan yang mampu mewujutkan pembangunan wilayah yang berimbang Rustiadi, 2005.
Salah satu permasalahan utama pengelolaan wilayah pesisir adalah kemiskinan masyarakat pesisir. Wilayah pesisir yang memiliki sumbedaya
melimpah, namun pada saat yang bersamaan kemiskinan di wilayah pesisir merebak diwilayah ini. Secara teoritis, berdasarkan metode pengukurannya
kemiskinan masyarakat pesisir dapat digolongkan dalam kemiskinan absolut dankemiskinan relatif. Kemiskinan absolut diukur dengan menggunakan
pendekatan garis kemiskinan poverty line sedangkan kemiskinan relatif diukur dari perbandingan pendapatan anatar kelompok rumahtangga. Kemiskinan
masyarakat pesisir merupakan hal yang nyata Kusumastanto, 2006.
41
41 Menurut Rustiadi 2005, beberapa faktor utama yang menyebabkan
terjadinya disparitas antar wilayah diantaranya adalah : 1. aspek geografi, 2. aspek aktifitas ekonomi serta 3. aspek kebijakan pemerintah. Aspek geografi,
suatu wilayah yang cukup luas akan terjadi variasi spasial kuantitas dan kualitas dari sumberdaya yang dimiliki. Salah satu contoh kebijakan yang mengakibatkan
munculnya disparitas wilayah adalah beberapa kebijakan yang lebih menekankan pertumbuhan dengan membangun pusat-pertumbuhan telah menimbulkan
kesenjangan antar wilayah yang luar biasa. Di Jawa Timur secara makro dapat dilihat ketimpangan pembangunan
signifikan antara perkembangan wilayah pesisir Utara Jawa Timur dengan wilayah pesisir Selatan Jawa Timur. Disparitas pembangunan antara wilayah
pesisir Utara Jawa Timur dengan wilayah pesisir Selatan Jawa Timur pada akhirnya menimbulkan permasalahan yang sangat merugikan proses
pembangunan yang ingin dicapai. Pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan pesisir pada masa otonomi
daerah yang paling tepat adalah dengan melakukan pengelolaan secara optimal, yang dapat menjamin potensi lestari sumberdaya perikanan dan stablitas produksi
serta keberlanjutan ditingkat usaha perikanan, sesuai Undang-undang otonomi daerah dalam rangka menjamin kelestarian sumberdaya wilayah pesisir dan
sumberdaya hayati laut. Pengelolaan optimal perikanan laut memberikan ruang tidak saja untuk keberlanjutan sumberdaya perikanan namun juga mendorong
pemerataan dan kearifan lokal di wilayah pesisir dan lautan. Pengelolaan optimal juga dapat mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien sehingga
mendorong perubahan produksi kearah yang sesuai dengan daya dukung ekonomi dan daya dukung ekologis wilayah pesisir. Pengelolaan sumberdaya ikan adalah
suatu proses yang terintegrasi mulai dari pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pengambilan keputusan, alokasi sumber dan
implementasinya, dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas serta pencapaian tujuan pengelolaan.
42
42 Indikator-indikator yang digunakan sebagai alat bantu pengelolaan harus
dapat membantu mengkomunikasikan secara jelas, efektif dan dapat dipertanggung jawabkan dalam aspek pengelolaan sumberdaya. Secara
diagramatik kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada gambar 1 berikut :
Ekosistem Pesisir dan Laut Jawa Timur
Pengelolaan Selatan Pengelolaan Utara
Strategi Integrasi Parameter Disparitas
Ekonomi Disparitas Ekonomi
Pengelolaan Sumberdaya Karakteristik Utara dan
Selatan Pengembangan
Sumberdaya Alam
Peran Pemerintah
Umpan Balik Disparitas
Tidak Ada
Ada Pengelolaan Sumberdaya
eksisting
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
43
43 Asumsi penelitian dari :
1. Setiap sektor memproduksi suatu output tunggal dengan struktur input tunggal dan bahwa tidak ada substitusi otomatis antara berbagai sektor;
2. Dalam proses produksi, hubungan antara input dengan output merupakan fungsi linier yaitu tiap jenis input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau
turun sebanding kenaikan atau penurunan output sektor tersebut; 3. Efek total pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh masing-
masing sektor secara terpisah berarti diluar sistim input output semua pengaruh dari luar diabaikan.
3.2 Hipotesis