46
4.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. 1 Data sekunder yang diperlukan guna menganalisis perkembangan wilayah pesisir dan
laut adalah : PDRB Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Trenggalek per Kecamatan menurut sektor tahun 2004 dan 2007, data sarana prasarana
perkembangan wilayah indikator kependudukan, kependidikan dan kesehatan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Trenggalek tahun 2004 dan 2007. 2 Data
sekunder yang diperlukan guna menganalisis kontribusi dan keterkaitan sektor perikanan laut terhadap perkembangan wilayah pesisir dan laut : tabel input output
transaksi domestik atas dasar harga konstan Provinsi Jawa Tmur tahun 2000 klasifikasi 20 sektor, dan data perekonomian regional Kabupaten Lamongan dan
Kabupaten Trenggalek dalam angka tahun 2004 dan 2007. 3 Data sekunder yang diperlukan guna menganalisis pemetaan potensi ekonomi wilayah pesisir dan laut
adalah data perekonomian regional Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Trenggalek per Kecamatan dan per sektor dalam angka tahun 2004 dan 2007. 4
Data sekunder hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan diperoleh dari Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Trenggalek.
4.3 Metode Analisis
4.3.1 Analisis Keragaan Perikanan
Hasil tangkapan adalah output dari kegiatan penangkapan, sedangkan effort yang diperlukan merupakan input dari kegiatan penangkapan. Besaran atau nilai
dari catch per unit effort CPUE menggambarkan tingkat produktifitas dari upaya penangkapan, semakin tinggi nilai CPUE menunjukkan tingkat produktifitas alat
tangkap yang digunakan semakin tinggi. CPUE merupakan nlai yang dihasilkan dari perbandingan jumlah produksi dan jumlah upaya tangkap Dajan, 1983 :
a. Rumus menghitung CPUE tontrip
b. Rumus menghitung CPUE Standard tontrip
47
4.3.2 Analisis Disparitas Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Wilayah
Pesisir
Pemetaan potensi ekonomi wilayah merupakan seperangkat proses menghasilkan rumusan informasi pendukung bagi pemerintah dalam menyusun
sebuah kebijakan. Sebuah kebijakan seharusnya didasarkan pada kerangka logika keilmuan serta kondisi riil dilapangan. Tabel 1 memperlihatkan matrik analisis
pemetaan potensi ekonomi wilayah pesisir dan laut. Tabel 1. Matrik Analisis Pemetaan Potensi Ekonomi Wilayah Pesisir dan Laut
No Parameter
Formula Deskripsi
1. Rasio antar Dua
Variabel Tiap Lokasi
Nilai R
i, j1,j2, t
α, pada tahun t,
keberadaan x
j2
di lokasi i bersifat melimpah relatif terhadap
keberadaan x
jx
atau keberadaan x
fl
di lokasi i bersifat langka relatif terhadap keberadaan x
j2
. 2.
Pangsa Sektotal Tiap Lokasi
Nilai pS
i, j, t
mendekati angka 100 pada tahun t, untuk lokasi i, sector y
merupakan sektor dominan relatif terhadap sektor-sektor lainnya.
3. Pangsa Lokal
Tiap Sektor Nilai pL
i, j, t
yang mendekati angka 100 pada tahun t, untuk sektor j,
lokasi i lebih dominan relatif thdp lokasi-lokasi lainnya
4. Indeks Spesialisasi
Tiap Lokasi Nilai cS
i, t
yang mendekati angka 1 pada tahun t, lokasi i lebih
terkonsentrasi terspesialisasikan pada sektor-sektor tertentu.
5. Indeks Lokalisasi
Tiap Sektor Nilai cL
j, t
yang mendekati angka 1 pada tahun t, sektor j lebih
terkonsentrasi terlokalisasikan di lokasi-lokasi tertentu.
6. Kuota Lokasi
Nilai LQ
i, j, t
,yang lebih besar dari angka 1 sektor perikanan laut
merupakan sektor basis. 7.
Laju Pertumbuhan Lokal Tiap Sektor
Nilai IDE
i, t
yang mendekati angka 100 pada tahun t, lokasi i memiliki
diversitas keberagaman sektor yang lebih tinggL
8. Dayasaing Lokal
Tiap Sektor Nilai DS
i, j, t0, t1
yang positif 0 antara periode tahun t
sd. t
1
laju pertumbuhan lokasi i untuk sektor j
lebih cepat relatif thdp laju pertumbuhan sektor j secara agregat
wilayah. Sektor j, lokasi i lokasi dayasaing kompetitif. Angka
negatif sektor j lokasi i bukan sektor yang kompetitif.
Sumber : Saefulhakim, S. 2008.
48
4.3.3 Analisis Disparitas Pembangunan Wilayah Pesisir