62 2. Kepekaan Penyebaran
Kepekaan penyebaran memberikan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di
dalam perekonomian. Kepekaan penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dinormalkan dengan jumlah
sektor dan jumlah seluruh koefisien matriks kebalikan Leontief Sutomo,1995, yang dirumuskan sebagai berikut :
, i,j = 1,2, ..., n
Dimana f
i
= kepekaan penyebaran C
ij
= unsur kebalikan matriks Leontief I-A
-1
4.3.5 Analisis Kebijakan Pembangunan Perikanan
baris ke-i, kolom ke-j = dampak yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir
sektor ke-i terhadap semua sektor. = dampak yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir
semua sektor terhadap salah satu sektor. Apabila nilai indeks bj dari sektor i 1, hal ini menunjukkan
bahwa sektor tersebut memperoleh pengaruh dari sektor lainnya juga tinggi. Dengan perkataan lain, sektor peka terhadap pengaruh sektor lain.
Sebaliknya apabila indeks fi dari sektor j 1, berarti pengaruh sektor tersebut terhadap sektor lainnya juga tinggi Sutomo, 1996.
Pengelolaan adalah sebuah proses yang berkelanjutan, iterative, adaptif dan partisipatif yang tediri dari sebuah set tugas yang saling terkait satu sama lain
dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan harus dimonitor agar sistem yang sudah direncanakan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan harus dievaluasi untuk mengetahui tingkat kesusksesan maupun tingkat kegagalannya, sehingga diperlukan suatu analisis kebijakan
Adrianto, 2007.
63 United Nations dalam Budiharsosno, 2003, kebijakan adalah pedoman
untuk bertindak atau lebih lengkapnya adalah suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai
kegiatan-kegiatan tertentu atau suatu rencana. Carl Frederich dalam Budiharsosno, 2003, kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari
peluang-peluang mencapai tujuan atau mewujutkan sasaran yang diinginkan. Teknik Amoeba digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pengelolaan kebijakan pembangunan perikanan, indikator-indikator yang dianalisis didasarkan evaluasi program dan bentuk kegiatan pembangunan
perikanan. Pada hakekatnya, pendekatan ini dikembangkan berdasarkan kerangka pembangunan berkelanjutan sebagaimana dipersyaratkan oleh Food and
Agricultural Organization FAO melalui Code of Conduct for Responsible Fisheries. Dengan pendekatan ini dimungkinkan dilakukan diagnose terhadap
kondisi suatu kebijakan berdasarkan hasil pengukuran beberapa indikator Pitcher and Preikshot, 2001.
Aplikasi teknik amoeba dalam penelitian ini didasarkan pada hasil identifikasi berdasarkan indikator CPUE, potensi sumberdaya perikanan
DPSDPI, pembanguan wilayah pesisir DPWP, kontribusi sebaran perkembangan wilayah pesisir DKSPWP dan kebijakan pembangunan perikanan
AK. Teknik amoeba didasarkan pada teknik ordinasi dengan multi dimensional scaling, yang mencoba melakukan transformasi multidimensi ke dalam dimensi
yang lebih rendah. Multi dimensional scaling adalah satu klas prosedur yang menyajikan persepsi secara spasial dengan menggunakan tayangan yang dapat
dilihat. Hubungan antara indikator ditunjukkan sebagai hubungan geografis antara titik-titik di dalam suatu ruang multidimensional. Sumbu dari peta spasial
diasumsikan menunjukkan dimensi yang dipergunakan dengan menggunakan acuan pengukuran atribut sehingga diperoleh daftar skor untuk setiap dimensi
Supranto, 2004.
64
5. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN