Potensi Perikanan Keragaan Umum Kabupaten Trenggalek .1 Kondisi Geografis

76 Kondisi prasarana dan sarana daerah Kabupaten Trenggalek dapat diketahui dari beberapa indikator seperti panjang Jalan dan jembatan serta sarana telekomunikasi daerah. Sarana prasarana jalan merupakan unsur vital yang dapat menggerakkan dan memperlancar kegiatan perekonomian, pendidikan dan kesehatan di suatu wilayah baik perkotaan maupun perdesaan. Panjang jalan di Kabupaten Trenggalek 859,290 Km, 457,96 Km kondisi baik 53,29, 220,97 Km kondisi sedang 25,71, 126,87 Km kondisi rusak ringan 14,76 dan 53,49 Km kondisi rusak berat 6,22. Jumlah jembatan di Kabupaten Trengggalek sebanyak 293 buah, yang terdiri dari : 254 jembatan beton, 6 jembatan komposit, 4 jembatan besi dan 29 jembatan kayu.

5.3.4 Potensi Perikanan

Pusat pendaratan perikanan laut di Kabupaten Trenggalek terletak antara, sebelah Utara berbatasan Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo, sebelah Timur Kabupaten Tulungagung, sebelah Selatan Samudra Hindia dan sebelah Barat Kabupaten Ponorogo dan Pacitan. Luas wilayah Kabupaten Trenggalek 120.532.950 hektar terdiri 60 pegunungan dan 40 merupakan daratan rendah. Panjang pantai Selatan Kabupaten Trenggalek ± 96 km, dimana sebagian besar pantainya berbentuk teluk yang terdiri dari Teluk Panggul, Tuluk Mujungan dan yang terbesar adalah Teluk Prigi. Teluk Prigi mempunyai tiga pantai yaitu Pantai Damas yang berada di Desa Karanggandu, Pantai Ngresep yang berada di Desa Tasikmadu dan Desa Prigi, kemudian Pantai Karanggongso termasuk Pasir Putih yang terletak di Dusun Karanggongso Desa Tasikmadu. Teluk Prigi memiliki dasar laut Lumpur bercampur pasir dengan sedikit berbatu karang dan memiliki kedalaman antara 15-61 m. Sebagian besar Pantai Prigi sudah terbuka dan hanya sebagian kecil masih terdapat hutan. Komoditasnya meliputi Tengiri Scomberomorus commersoni, Tembang Sardinella fimbriata, Kembung Rastrelliger spp, Teri Stolepharus spp, Lemuru Sardinella longiceps. 77 Tabel 6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Trenggalek No Tahun Lokal org Pertumb Andon org Pertumb Jumlah Pertumb 1. 2001 3.157 -- 276 -- 3.433 -- 2. 2002 3.433 8,74 805 191,67 4.247 23,70 3. 2003 3.444 0,32 180 -77,64 3.624 -14,66 4. 2004 3.878 12,60 312 73,33 4.203 15,96 5. 2005 4.210 8,56 221 -29,17 4.440 5,64 6. 2006 4.387 4,03 240 7,92 4.627 4,04 7. 2007 3.609 -21,55 198 -21,21 3.807 -21,54 Sumber :Kab Trenggalek dalam angka 2008. Iklim yang ada di Kabupaten Trenggalek terdiri dari musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan yang terbagi menjadi tujuh bulan dan pada musim kemarau terbagi menjadi lima bulan. Pada Tabel 6 terlihat pertumbuhan jumlah nelayan di pesisir selatan ini berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun penurunan dan kenaikannya tidak terlalu besar. Sebagian besar nelayan didominasi nelayan lokal yang rata-rata pertumbuhannya adalah 2,12 persen. Tabel 7. Jumlah dan jenis Alat Tangkap di Kabupaten Trenggalek No Jenis Alat Tangkap Th 2001 Th 2002 Th 2003 Th 2004 Th 2005 Th 2006 Th 2007 1. Pukat Pantai 73 75 75 72 74 81 81 2. Jarring Klitik 3.320 3.220 3.230 1.997 1.567 1.461 1.434 3. Pukat Cincin 120 120 122 122 127 122 119 4. Pancing 2.103 2.103 4.374 2.110 3.047 2.058 1.839 5. Jaring Angkat 48 48 52 36 36 44 40 Jumlah 5.664 5.566 7.853 4.337 4.851 3.766 3.513 Sumber :Kab Trenggalek dalam angka 2008. Di wilayah pesisir Selatan jenis alat tangkap hanya ada enam jenis yaitu Pukat Pantai, Jaring Klitik, Pukat Cincin, Pancing dan Jaring Angkat. Jumlah alat tangkap tahun 2001-2007 fluktuasinya tidak terlalu tinggi. 78 Tabel 8. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Laut Kabupaten Trenggalek No Tahun Produksi Ton Pertumb. Produksi Nilai Produksi Rp. Jt Pertumb. Nilai Prod 1. 2001 8.954,90 -- 5.760,12 -- 2. 2002 13.340,10 48,97 26.094,28 353,02 3. 2003 8.936,50 -33,01 14.353,57 -44,99 4. 2004 14.027,60 56,97 24.205,14 68,63 5. 2005 57.293,40 308,43 53.836,79 122,42 6. 2006 23.883,30 -139,89 85.527,70 37,05 7. 2007 22.589,10 - 5,73 95.946,60 10,09 Sumber :Kab Trenggalek dalam angka 2008. Nilai produksi tahun 2001-2002 meningkat sebesar 48 , tahun berikutnya justru mengalami penurunan 33,01 dan naik kembali tahun 2004. Tahun 2005 mengalami kenaikan yang nyata yaitu 308 . Tahun 2006 dan 2007 justru mengalami penurunan. Nilai produksi dari tahun ketahun semenjak tahun 2001 sampai tahun 2007 selalu meningkat. Keragaan jenis, produksi utama dan lokasi industri perikanan laut menunjukkan di wilayah pesisir selatan hanya ada satu jenis industri yaitu ikan pindang dengan jumlah industri 24 industri, semuanya berada di Kecamatan Watulimo. Industri yang ada berskala sedang sampai besar, diharapkan industri perikanan dapat menampung produksi nelayan setempat. Tabel 9. Keragaan Jenis, Produksi Utama Lokasi Industri Perikanan Laut di Kab.Trenggalek. No Jenis Industri Produksi Utama Skala Usaha Jml Lokasi Di Kec Status Jarak dr wil Penghasil ikan 1. Ikan pindang Sedang-besar 24 24 di Watulimo Wil pesisir 0 km Jumlah 24 lokasi di 1 Kec Sumber :Kab Trenggalek dalam angka 2008. 79 79

6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumerdaya Perikanan

Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dari waktu ke waktu mengalami perubahan, perubahan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tersebut, dipengaruhi intensitas pemanfaatan berupa penambahan atau pengurangan jumlah unit alat penangkapan ikan atau jumlah satuan upaya penangkapan ikan yang dilakukan, serta ketersediaan besarnya stok sumberdaya ikan yang dimanfaatkan. Salah satu ukuran untuk mengetahui tingkat pemanfaatan ataupun laju pemanfaatan suatu jenis sumberdaya perikanan selama kurun waktu tertentu, adalah dengan melihat besar kecilnya hasil tangkapan ikan yang diperoleh dari seluruh upaya penangkapan ikan yang dilakukan. Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan ini didasarkan pada nilai catch per unit effort CPUE yang dihasilkan. Penghitungan nilai CPUE untuk mengetahui status pemanfaatan sumberdaya ikan, banyak digunakan beberapa kalangan karena tidak memerlukan penghitungan yang rumit dan dengan biaya rendah. CPUE dapat diperoleh dari data statistik perikanan yang tersedia atau dari hasil pencatatan kegiatan penangkapan ikan di tempat pendaratan ikan. Data yang dihasilkan sangat ditentukan pada kemampuan petugas yang ada di tempat pendaratan atau pada kemampuan dalam memberikan laporan sesuai dengan yang sebenarnya. Upaya penangkapan dinyatakan dalam satuan upaya penangkapan jumlah unit alat tangkap, jumlah trip penangkapan ataupun jumlah mata pancing yang digunakan. Jumlah hasil tangkapan ikan catch merupakan jumlah hasil tangkapan ikan yang diperoleh dan upaya penangkapan effort merupakan jumlah satuan upaya penangkapan ikan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil tangkapan tersebut. Hasil tangkapan ikan catch dapat dinyatakan dalam satuan berat kg atau ton ataupun satuan ekor ikan yang diperoleh Uktolseja et al, 1998. Upaya effort adalah berbagai sarana atau faktor masukan input yang dipergunakan dalam mengeksploitasi sumberdaya ikan. Pengertian umum dari upaya ini pada dasarnya merupakan indeks dari berbagai faktor masukan seperti tenaga kerja, kapal, jaring alat tangkap dan sebagainya yang dibutuhkan untuk suatu aktivitas penangkapan Fauzi, 2004.