17 dan menjalankan serta menentukan unsur yang lainnya. Guru dapat memanfaatkan
material, fasilitas dan perlengkapan yang ada guna memaksimalkan kegiatan belajar siswa. Bahkan guru dituntut untuk bisa mengatasi berbagai keterbatasan
yang ada dengan mendayagunakan unsur prosedur, salah satunya melalui metode pembelajaran. Metode pembelajaran harus dibuat menyesuaikan berbagai unsur
yang ada dalam pembelajaran dan sebisa mungkin memaksimalkannya demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Indikator keterpacapaian tujuan
pembelajaran ini dapat dilihat salah satunya melalui hasil belajar siswa.
2.1.2 Hasil belajar
Hasil belajar merupakan semua hasil yang dapat terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah
kondisi yang berbeda Rusmono 2012: 7. Akibat ini dapat berupa akibat yang sengaja dirancang yang memang diinginkan dan bisa juga berupa akibat nyata
sebagai hasil dari penggunaan metode pengajaran tertentu. Snelbeker dalam Rusmono 2012: 7 menyatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang
berubah sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Suprijono 2011: 5 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pendapat Gagne dalam Suprijono 2011: 5-6, hasil belajar
yaitu berupa: 1
Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
18 2
Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip- prinsip keilmuan.
3 Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4 Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan
nilai-nilai sebagai standar perilaku.
2.1.3 Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn SD
Civics berasal dari kata civicus yang berarti warga negara citizen atau
citoyen . Mengutip Wahab 2011: 29 civics bertujuan membentuk warga negara
yang baik, yaitu warga negara yang tahu dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Selain itu juga untuk menghasilkan warga
negara yang mampu membudayakan lingkungannya serta mampu memecahkan masalah-masalah individu maupun masyarakat sekitarnya. Masih menurut Wahab
2011: 31 pendidikan kewarganegaraan merupakan perluasan dari civics yang lebih menekankan pada aspek-aspek praktik kewarganegaraan. Sehingga
pendidikan kewarganegaraan juga disebut sebagai pendidikan orang dewasa adult education yang mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
memahami perannya sebagai warga negara.
19 Menurut Mulyasa 2007: 1.25 PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan,
yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.2 tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang
diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Sedangkan menurut Ruminiati 2007: 1.30 PKn
SD merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai
Pancasilabudaya bangsa seperti yang terdapat pada kurikulum PKn SD. Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak warga negara yang baik,
yaitu yang tahu, yang mau dan yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn menurut
Mulyasa dalam Ruminiati 2007: 1.26 yaitu : 1
Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2 Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan
bertanggungjawab, sehingga dapat bertindak dengan cerdas dalam semua kegiatan.
3 Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan
mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik,
maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.
20 Pada pedoman Belajar Mengajar Sekolah Dasar Kurikulum 2006, PKn
memiliki karakter yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ciri-ciri atau hal-hal yang bersifat khusus, yang pada
prinsipnya PKn lebih menekankan pada pembentukan aspek moral afektif tanpa meninggalkan aspek yang lain.
2.1.4 Karakteristik Perkembangan Siswa SD