Reliabilitas Tingkat kesukaran Daya pembeda butir soal

52 Keterangan : r ix : koefisien korelasi item total : skor item : skor total : banyaknya subjek Priyatno 2010: 91 Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika r hitung r tebel uji 2 sisi dengan sig. 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan dinyatakan valid. Namun jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan dinyatakan tidak valid Priyatno 2010: 91. Untuk membantu penghitungan validitas soal digunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 17.

3.5.3.2 Reliabilitas

Sama halnya dengan validitas, kata reliabilitas berasal dari bahasa inggris “reliability” yang berarti kemantapan atau keajegan. Sehingga secara sederhana pengertian reliabilitas merujuk pada masalah keajegan tetap atau kemantapan alat ukur yang dipakai. Ada tiga aspek penting dalam reliabilitas, yaitu dapat diandalkan dependability, dapat diramalkan predictability dan menunjukan ketepatan Aslichati 2010: 6.6. Jadi suatu alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk memprediksi atau meramalkan karena hasilnya selalu 53 konstan tetap dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Untuk mengetahui reabilitas perangkat tes soal bentuk pilihan ganda digunakan metode alpha dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: r 11 : nilai reliabilitas : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total k : jumlah item Riduwan, 2012: 115 Besar r 11 dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N – 1, signifikansi 5 dan uji 2 sisi. Keputusan dengan membandingkan r 11 dengan . Kaidah keputusan yaitu jika r 11 berarti reliabel dan jika r 11 berarti tidak reliabel Riduwan 2012: 118. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, digunakan program SPSS versi 17.

3.5.3.3 Tingkat kesukaran

Dihitung dengan rumus: P Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes 54 Arikunto 2012: 223. Harga tingkat kesukaran yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah. Arikunto 2012: 225.

3.5.3.4 Daya pembeda butir soal

Menurut Sugihartono dkk. 2007: 138 daya pembeda atau “discriminating power” soal adalah seberapa jauh suatu butir soal mampu membedakan tentang keadaan aspek yang diukur apabila keadaannya memang berbeda. Tes yang baik harus dapat membedakan kemampuan anak sesuai dengan tingkat kepandaiannya Sugihartono dkk., 2007: 138. Rumus daya pembeda butir soal yaitu: Keterangan: : daya beda soal : Jumlah peserta tes : banyaknya peserta pada kelompok atas : banyaknya peserta pada kelompok bawah : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar 55 Arikunto 2012: 229 Klasifikasi daya pembeda: : 0,00 – 0,20 : jelek poor : 0,21 – 0,40 : cukup satistifactory : 0,41 – 0,70 : baik good : 0,71 – 1,00 : baik sekali excellent : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto 2012: 232.

3.6 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN STRATEGI CATATAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI UNSUR CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PESAREAN 01 KABUPATEN TEGAL

0 11 246

KEEFEKTIFAN METODE BERMAIN JAWABAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBENTUKAN TANAH DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON2 KOTA TEGAL

0 15 328

Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langgen Kabupaten Tegal

1 16 207

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 6 KOTA TEGAL

1 21 247

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL

0 8 272

Keefektifan Penggunaan Metode Role Playing pada Materi Menghargai Keputusan Bersama untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Sungapan Kabupaten Pemalang

0 9 182

METODE SIMULASI ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKANMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Metode Simulasi Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar Negeri 2 Gondang Kelas V Semeste

0 1 14

METODE SIMULASI ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKANMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Metode Simulasi Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar Negeri 2 Gondang Kelas V Semeste

0 0 18

KEEFEKTIFAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA SISWA KELAS V SDN PONCOL 01 PEKALONGAN

0 0 95

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PESERT DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR

1 2 11