6 Tabel 1
Estimasi potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di Indonesia
Wilayah Potensi
Produksi Pemanfaatan
10
3
10 tontahun
3
tontahun
Selat Malaka 27,67
35,27 001
Laut Cina Selatan 66,08
35,16 53,21
Laut Jawa 55
137,82 001
Selat Makassar Laut Flores 193,6
85,1 43,96
Laut Banda 104,12
29,1 27,95
Laut Seram Teluk Tomini 106,57
37,46 35,17
Laut Sulawesi Samudera Pasifik 175,26
153,43 87,54
Laut Arafura 50,86
34,55 67,93
Samudera Hindia 386,26
188,28 48,74
Perairan Indonesia 1.165.36
736.17 63.17
Sumber: Pengkajian stok ikan di perairan Indonesia tahun 2001
2.2. Sumberdaya Ikan Pelagis 1 Ikan Cakalang
Katsuwonus pelamis
Deskripsi morfologi dan meristik cakalang dari berbagai samudera menunjukkan bahwa hanya ada satu spesies cakalang yang tersebar di seluruh dunia yaitu Katsuwonus
pelamis Waldron King 1963 diacu in Taeran 2007. Klasifikasi cakalang menurut
FAO 1991 adalah sebagai berikut: Filum: Chordata
Kelas: Pisces Ordo: Perciformes
Subordo: Scorbroidae Genus: Katsuwonus
Species: K. Pelamis Badan memanjang, gelendong dengan penampang melintang bundar. Kepala
bagian atas sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Sirip dada pendek, badan kurang bersisik. Pangkal ekor ramping dengan plat tulang yang kuat. Kepala dan badan
bagian atas biru kehitaman, bagian bawah abu-abu keperakan dan sirip-sirip kehitaman. Hidup diperairan pantai dan oseanis, ukurannya dapat mencapai 100 cm, tersebar luas di
perairan tropis dan sub tropis Paristiawady 2006 in Taeran 2007. Khususnya di kawasan timur Indonesia, ikan Cakalang tersebar di wilayah
perairan terutama laut Maluku, Laut Banda, laut Seram dan laut Sulawesi. Perairan tersebut termasuk daerah migrasi kelompok ikan di Samudera Pasifik bagian selatan,
7 khusus jenis ikan cakalang. Populasi cakalang yang dijumpai memasuki perairan timur
Indonesia terutama mengikuti arus. Fluktuasi keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap periode migrasi musiman serta terdapatnya ikan di suatu
perairan Uktolseja et al. 1991. Selanjutnya Nontji 2002, menyatakan bahwa faktor pembatas yang penting bagi keberadaan ikan cakalang di suatu perairan adalah suhu dan
salinitas. Telah diketahui bahwa cakalang hidup di perairan lapisan permukaan dengan suhu 16-32
˚C dan salinitas 32-36‰. Lokasi penangkapan ikan cakalang Katsuwonus pelamis ditentukan oleh
musim yang berbeda untuk setiap perairan. Penangkapan ikan cakalang Katsuwonus pelamis
secara umum dapat dilakukan sepanjang tahun. Hasil yang diperoleh berbeda dari musim ke musim bervariasi pula menurut lokasi penangkapan. Musim dengan hasil
lebih banyak dari biasanya disebut musim puncak dan musim dengan hasil penangkapan lebih sedikit disebut musim paceklik Nikijuluw 2002.
2 Ikan Tongkol Euthynnus sp
Secara umum Tongkol terdiri dari 2 genus dan 5 spesies dan diklasifikasikan sebagai berikut Collete Nauen 1983 in Taeran 2007.
Filum: Chordata Kelas: Pisces
Ordo: Percomorphi Subordo: Scombroidea
Famili: Scombridae Genus: Euthynnus auxis
Species:E.Affinis; E.Alletteratus; E.Lineatus; A.thazard; A.rochei Ciri morfologi tongkol Euthynnus affinis adalah badan memanjang dan
penampang melintang agak bundar. Bentuk kepala bagian atas sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Sirip dada pendek, ujung sirip tidak melewati bagian depan
area yang kurang bersisik. Kepala dan badan atas biru tua kehitaman, bagian bawah abu-abu keperakan. Daerah yang kurang bersisik diatas garis rusuk dengan garis-garis
bergelombang menyilang kehitaman. Sirip perut dan dubur keputihan. Sirip ekor, sirip dada dan sirip punggung kehitaman. Hidup diperairan pantai dan oseanis, dapat
8 mencapai 100 cm, tersebar luas di bagian tengah Indo Pasifik Paristiwady 2006 in
Taeran 2007. Sedangkan ciri morfologi tongkol Auxis thazard adalah badan memanjang
dengan penampang melintang bundar. Bentuk kepala bagian atas sampai setelah mata hampir lurus, sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Sirip dada pendek,
ujung sirip melewati bagian depan area yang kurang bersisik. Kepala dan badan bagian atas biru tua kehitaman, bagian bawah abu-abu keperakan. Daerah yang kurang bersisik
diatas garis rusuk dengan garis-garis menyilang kehitaman. Sirip punggung, dada, perut dan dubur keputihan. Sirip ekor kehitaman. Hidup di perairan pantai dan oseanis, dapat
mencapai 58 cm, tersebar luas di perairan tropis dan sub tropis Paristiwady 2006 in Taeran 2007.
3 Ikan Layang Decapterus sp
Lima jenis Layang yang umum ditemukan di perairan Indonesia yakni Decapterus russelli
, Decapterus kurroides, Decapterus lajang, Decapterus macrosoma, dan Decapterus maruadsi. Namun dari kelima spesies ikan layang hanya Decapterus
russelli yang mempunyai daerah penyebaran yang luas di Indonesia mulai dari
kepulauan Seribu hingga pulau Bawean dan Pulau Masalembo. Decapterus lajang hidup di perairan yang dangkal seperti di laut Jawa termasuk Selat Sunda, Selat
Madura, dan Selat Bali Selat Makassar, Ambon dan Ternate. Decapterus macrosoma banyak dijumpai di Selat Bali dan Pelabuhan Ratu. Decapterus maruadsi termasuk ikan
yang berukuran besar, hidup dilaut dalam dan tertangkap pada kedalaman 1000 meter atau lebih Nontji 2002.
Ikan Layang tergolong ikan stenohaline diatas 30‰ yang suka pada perairan dengan salinitas 32‰ - 34‰. Sebagai ikan pelagis yang suka berkumpul dan
bergerombol, pemakan zooplankton serta senang pada perairan yang jernih, banyak tertangkap pada perairan sejauh 20-30 mil dari pantai Hardenberg 1937 in Taeran
2007. Ciri morfologi Layang Decapterus russelli adalah badan memanjang, panjang
kepala lebih besar daripada tinggi badan, panjang moncong lebih besar daripada garis tanda mata, maxilla bagian belakang tidak mencapai bagian depan mata, garis rusuk
yang lurus dengan 30-31 sisik tebal. Kepala dan badan bagian atas biru tua, bagian bawah putih keperakan, sirip punggung dan sirip dubur sedikit kekuningan, sirip perut
9 keputihan. Hidup diperairan pantai dengan ukuran dapat mencapai 27 cm Paristiwady
2006 in Taeran 2007. Ciri dari Decapterus macrosoma adalah badan memanjang seperti cerutu.
Bagian atas berwarna biru kehijauan, bagian bawah berwarna putih perak, sirip-siripnya kuning pucat, satu totol hitam pada bagian atas penutup insang dan pangkal sirip dada.
Ukuran panjangnya dapat mencapai 40 cm. Klasifikasi ikan layang menurut Direktorat Jenderal Perikanan 1979 adalah sebagai berikut Direktorat Jenderal Perikanan 1979 in
Taeran 2007: Filum: Chordata
Kelas: Pisces Ordo: Percomorphi
Subordo: Percoidea Famili: Carangidae
Genus: Decapterus Species: D.russelli; D.kurroides; D.lajang; D.macrosoma; D.maruadsi.
4 Ikan Kembung Rastrelliger sp
Ikan Kembung dibagi atas dua jenis yakni kembung lelaki Rastrelliger kanagurta
dan kembung perempuan Rastelliger brachysoma. Kembung lelaki mempunyai tubuh yang lebih langsing, dan biasanya terdapat diperairan yang agak jauh
dari pantai. Kembung perempuan sebaliknya mempunyai tubuh yang lebih lebar dan lebih pendek, dijumpai di perairan dekat pantai.
Secara umum ikan kembung Rastrelliger spp berbentuk cerutu, badan tinggi dan agak pipih, kepala bagian atas hingga mata hampir lurus sampai awal dasar sirip
punggung agak cembung. Panjang kepala sama atau lebih kecil daripada tinggi badan. Sirip dada pendek, kepala dan badan bagian atas kehijauan, bagian bawah putih
keperakan. Pada kembung perempuan terdapat bercak-bercak di badan yang membentuk garis kehitaman memanjang. Sedangkan Kembung lelaki dibadan bagian atas terdapat
strip kehitaman memanjang. Klasifikasi ikan Kembung adalah sebagai berikut Paristiwady 2006 in Taeran 2007:
Filum: Chordata Kelas: Pisces
10 Ordo: Perchomorphi
Subordo: Scombroideae Famili: Scombridae
Genus: Rastrelliger Species: R.branchysoma; R.kanagurta
Ikan Kembung lelaki Rastreliger kanagurta biasanya ditemukan di perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai dengan kadar garam lebih dari 32‰, sedangkan
kembung perempuan Rastreliger branchysoma dijumpai di perairan dekat pantai dengan kadar garam lebih rendah Nontji 2002. Penyebaran utama ikan kembung
Rastreliger spp adalah Kalimantan di perairan barat, timur dan selatan serta Malaka, sedangkan daerah penyebarannya mulai dari pulau Sumatera bagian barat dan timur,
Pulau Jawa bagian utara dan selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian utara dan selatan, Maluku dan Irian Jaya Direktorat Jenderal Perikanan 1979 in Taeran 2007. Jenis ikan
ini biasanya ditangkap menggunakan sero, jala lompa dan sejenisnya, kadang-kadang masuk trawl, jaring insang lingkar dan pukat cincin.
5 Ikan Julung-Julung Hemirchamphus sp
Bentuk badan memanjang dengan rahang atas pendek membentuk paruh sedangkan rahang bawah panjang dan membentuk segitiga. Sirip-sirip tidak mempunyai
jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur terletak jauh dibelakang, sirip dada pendek. Garis rusuk terletak dibadan bagian bawah Paristiwady 2006 in Taeran 2007.
Daerah penyebaran terdapat diperairan pantai,lepas pantai, terutama Indonesia timur laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda dan
perairan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Tergolong ikan pelagis lapisan atas. Penangkapan dengan soma antoni, jala oras, jala buang, soma giob Direktorat
Jenderal perikanan 1979 in Taeran 2007.
2.3. Model Bioekonomi Perikanan