Geografis dan Administrasi Pemerintahan

17 melakukan penangkapan dengan alat yang membahayakan dan merusak ekosistem sumberdaya perikanan. 5 Kuota Penangkapan Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan kuota penangkapan adalah upaya pembatasan jumlah ikan yang boleh ditangkap Total Allowble Catch = TAC . Kuota penangkapan diberikan oleh Pemerintah kepada perusahaan penangkapan ikan yang melakukan penangkapan di Perairan Indonesia. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan, maka nilai TAC harus dibawah Maximum Sustainable Yield MSY. Implementasi dari kuota dengan TAC adalah: 1 Penentuan TAC secara keseluruhan pada skala nasional atau suatu jenis ikan diperairan tertentu, kemudian diumumkan kepada semua nelayan sampai usaha penangkapan mencapai total TAC yang ditetapkan maka aktifitas penangkapan terhadap jenis ikan tersebut dihentikan dengan kesepakatan bersama. 2 Membagi TAC kepada semua nelayan dengan keberpihakan kepada nelayan sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial. 3 Membatasi atau mengurangi efisiensi penangkapan ikan sehingga TAC tidak terlampaui. 6 Pengendalian Upaya Penangkapan Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan pendekatan pengendalian upaya penangkapan didasarkan pada hasil tangkapan maksimum agar dapat menjamin kelestarian sumberdaya ikan. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah alat tangkap, jumlah armada maupun jumlah trip penangkapan. Untuk menentukan batas upaya penangkapan perlu adanya data time series yang akurat tentang jumlah hasil tangkapan dan jumlah upaya penangkapan di suatu daerah penangkapan. Mekanisme pengendalian upaya penangkapan yang paling efektif yaitu dengan membatasi izin usaha penangkapan ikan pada suatu daerah

2.6. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

2.6.1. Geografis dan Administrasi Pemerintahan

Wilayah Kota Administratif Ternate dengan luas wilayah 5.797,24 km 2 terdiri dari 5.547,55 km 2 perairan dan 249,79 km 2 daratan, yang mencakup delapan pulau yaitu Pulau Ternate 110,7 km 2 , Pulau Moti 24,6 km 2 , Pulau Hiri 12,4 km 2 , Pulau Mayau 18 78,4 km 2 , Pulau Tifure 22,1 km 2 , Pulau Maka 0,5 km 2 , Pulau Mano 0,05 km 2 dan Pulau Gurida 0,05 km 2 , tiga pulau terakhir disebut Gura Mangofa atau pulau tidak berpenghuni. Pulau-pulau tersebut terletak dalam lingkup yang bergerak melalui kepulauan Filiphina, Sangihe Talaud dan Minahasa dan dilengkapi dengan lengkung Sulawesi dan Pulau Sangihe. Secara geografis, Kota Ternate berada diantara 3 Lintang Utara sampai 3 Lintang Selatan dan 124 sampai 127 Sebelah Utara dengan Laut Maluku. Bujur Timur berbatasan dengan BPS Kota Ternate 2006-2009 : Sebelah Selatan dengan Laut Maluku. Sebelah Timur dengan Selat Halmahera, dan Sebelah Barat dengan Laut Maluku. Sejak tahun 2001, seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah serta dengan adanya perkembangan dan kemajuan daerah Kota Ternate pada umumnya dan juga adanya tuntutan aspirasi masyarakat serta untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan, maka Kota Ternate telah dimekarkan menjadi 7 kecamatan yang terdiri atas 77 kelurahan dimana 79,22 atau 61 kelurahan berada dikawasan pesisirpantai, diantaranya: • Kecamatan Ternate Utara : 17 Kelurahan • Kecamatan Ternate Selatan : 12 Kelurahan • Kecamatan Ternate Tengah : 14 Kelurahan • Kecamatan Pulau Ternate : 13 Kelurahan • Kecamatan Pulau Moti : 6 Kelurahan • Kecamatan Pulau Batang Dua : 6 Kelurahan • Kecamatan Pulau Hiri : 6 Kelurahan Tabel 2 Banyaknya desa pantai dan bukan pantai serta Luas wilayah per kecamatan di KotaTernate. No Kecamatan Desa Pantai Desa bukan Pantai Luas km 2 1 Pulau Ternate 16 1 72,58 2 Ternate Selatan 13 3 19,44 3 Ternate Utara 12 3 14,16 4 Ternate Tengah 6 9 18,52 5 Pulau Moti 6 - 24,6 6 Pulau Batang Dua 5 - 101,55 7 Pulau Hiri 3 - 12,4 Jumlah 61 16 249,75 Sumber : BPS Kota Ternate 2009. 19 Pembagian wilayah Kota Ternate berdasarkan topografi cukup bervariasi namun dalam berbagai publikasi dapat diklasifikasi menjadi tiga kategori yaitu kategori rendah yakni ketinggian dari 0 - 499 m dimana dari kategori ini sekitar 67 kelurahan atau 83, kategori sedang dengan ketinggian 500 – 599 m berjumlah 6 kelurahan atau 10 sedangkan yang termasuk ketegori tinggi dengan ketinggian diatas 700 m berjumlah 4 kelurahan atau 7. Sedangkan musim di wilayah Kota Ternate beriklim tropis sehingga keadaan iklimnya sangat dipengaruhi oleh iklim laut yang biasanya heterogen sesuai ciri indikasi umum iklim tropis. Di wilayah ini juga mengenal dua musim yaitu musim utara-barat dan musim timur-selatan yang biasanya diselingi dengan dua kali masa pancaroba setiap tahun. Melalui stasiun Meteorologi dan Geofisika Ternate, selama tahun 2008 diperoleh informasi tentang klimatologi yaitu temperatur rata-rata 26,70

2.6.2. Penduduk dan Ketenagakerjaan