4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keragaan Perikanan Tangkap Wilayah Kota Ternate
4.1.1Rumah tangga perikanan RTPPenduduk nelayan
Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara tahun 2009, jumlah Rumah Tangga Perikanan RTP di Kota Ternate sebanyak 414
unit. Perkembangan jumlah RTP rata-rata per tahun di Kota Ternate dari tahun 2005 sampai 2009 menga
lami penurunan sebesar
2,67 yaitu dari sebesar 464 buah pada tahun 2005 menjadi 414 buah pada tahun 2009. Perkembangan jumlah
penduduk, RTP dan RT di Kota Ternate dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9
Perkembangan jumlah RTP dan jumlah kapal di Kota Ternate, 2005-2009
Rincian Tahun
Rata-rata perubahan
2005-2009 2005
2006 2007
2008 2009
RTP 464
474 471
466 414
2,67 Jumlah
kapal motor 293
303 298
297 240
4,44
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara tahun 2005–2009; BPS Kota Ternate 2006–2009.
Penurunan RTP ini disebabkan oleh adanya beberapa RTP yang mengalihkan pekerjaannya akibat kapalperahu dan alat tangkap yang mereka
gunakan telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berproduksi lagi. Tabel 9 juga memperlihatkan perbandingan antara perkembangan antara jumlah RTP
dan jumlah kapal yang beroperasi di Kota Ternate. Pada tahun 2009 tercatat jumlah RTP adalah sebesar 414 buah, sedangkan jumlah kapal yang beroperasi
adalah sebesar 240 buah. Dilihat dari perkembangan jumlah rata-rata per tahun, jumlah kapal dari tahun 2005-2009 mengalami penurunan sebesar 4,44, dan
hampir dua kali lebih besar dibandingkan dengan penurunan jumlah RTP rata-rata yang sebesar 2,67.
4.1.2 Armada Penangkapan
Perkembangan armada penangkapan ikan di Kota Ternate menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara dari tahun 2005–2009 dapat
dilihat pada Tabel 10. Secara keseluruhan jumlah jenis kapal penangkap ikan
52 didominasi oleh perahu tanpa motor dan motor tempel 66 dan
rata-rata menurun sebesar 4,26 per tahun. Peningkatan rata-rata per tahun jumlah kapal
motor terbesar terjadi pada kapal motor yang berukuran antara 10–20 GT sebesar 72,22 disusul kemudian oleh kapal motor berukuran 20-30 GT 25. Penurunan
jumlah kapal terjadi pada kapal motor berukuran 5-10 GT sebesar 15,34 yaitu dari 69 buah kapal pada tahun 2005 menjadi 26 buah kapal pada tahun 2009,
disusul kemudian oleh kapal motor tempel dan kapal tanpa motor sebesar 11,91 yaitu dari 287 buah kapal pada tahun 2005 menjadi 216 buah pada tahun 2009.
Tabel 10 Perkembangan jumlah armada penangkapan menurut ukuran kapal GT di Kota Ternate, 2005–2009
Jenis Kapal
Tahun Rata-rata
perubahan 2005-2009
2005 unit
2006 unit
2007 unit
2008 unit
2009 unit
Perahu Tanpa Motor
135 135
137 136
114 3,86
Motor Tempel 152
152 155
155 102
8,05 Kapal Motor
141 151
143 142
138 0,43
0 – 5 GT 58
67 58
58 69
5,26 5 – 10 GT
69 69
71 70
26 15,34
10 – 20 GT 8
9 8
8 31
72,22 20 – 30 GT
6 6
6 6
12 25,00
Jumlah 428
438 435
433 354
4,26
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005–2009
Peningkatan dan penurunan jumlah unit kapal penangkapan ikan tersebut pada dasarnya sejalan dengan program motorisasi dan pengadaan kapal
penangkap ikan yang penangkapannya dapat menjangkau perairan yang lebih jauh. baik dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara, maupun dari
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate. 4.1.3 Alat tangkap
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara terdapat 17 jenis alat tangkap yang dioperasikan di wilayah Kota Ternate. Secara
keseluruhan,
jenis
alat tangkap pole and line merupakan alat tangkap paling terbanyak dibandingkan dengan alat tangkap lain yang ada wilayah ini. Dilihat
dari alat tangkap yang dioperasikan, terdapat sepuluh jenis alat tangkap yang memiliki jumlah unit yang banyak yaitu
purse seine, gillnet, pole and line, bottom
53
handline, pukat pantai, jaring insang hanyut, rawai tuna, pancing tonda, jaring insang
lingkar, dan bubu.
Peningkatan rata-rata tahunan dari seluruh jenis alat tangkap yang ada hanya terdapat 4 alat tangkap yang mengalami peningkatan yaitu purse seine, pole
and line , pancing tonda, dan muroami, sedangkan 13 alat tangkap lainnya
mengalami penurunan jumlah atau tetap tidak berubah jumlahnya. Peningkatan rata-rata per tahun jumlah alat tangkap terbesar terjadi pada alat tangkap purse
seine yaitu sebesar 24,55. Perkembangan jumlah alat tangkap di Kota Ternate
dapat dilihat pada Tabel 11 .
Tabel 11 Perkembangan jumlah alat tangkap di Kota Ternate, 2005–2009
No. Jenis
Alat Tangkap Tahun
Rata-rata perubahan
2005 unit
2006 unit
2007 unit
2008 unit
2009 unit
2005 - 2009
1. Purse seine
18 21
28 24
39 24.55
2. Gillnet
24 24
24 24
20 4,17
3. Pole and line
35 38
40 42
40 3,52
4. Bottom handline
30 30
40 40
18 5,42
5. Pukat pantai
18 18
18 18
18 0,00
6. Jaring insang
hanyut 18
18 15
15 15
4,17 7.
Rawai tuna 14
15 15
15 12
3,21 8.
Pancing tonda 20
20 22
42 22
13,32 9.
Jaring insang lingkar
21 21
22 21
18 3,52
10. Bubu
10 12
10 10
10 0,83
11. Rawai hanyut
4 4
4 4
4 0,00
12. Rawai tetap
3 4
4 4
2 4,17
13. Bagan tancap
2 2
2 2
2 0,00
14. Sero
1 1
1 1
1 0,00
15. Muroami
3 2
3 3
3 4,17
16. Trammel net
4 4
3 3
3 6,25
17. Jaring klitik
2 2
1 1
1 12,5
Total 227
236 252
269 228
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005-2009
Alat tangkap yang dioperasikan di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2009, alat tangkap pole and line yang memiliki jumlah trip frekuensi melaut
terbesar yaitu 9.600 kali, disusul kemudian oleh alat tangkap purse seine sebesar 8.892 kali. Peningkatan jumlah trip rata-rata per tahun terjadi pada alat tangkap
bagan tancap sebesar 247,2, namun pada tahun 2008-2009 terjadi penurunan sebesar 50 pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan karena alat tangkap ini
54 banyak yang sudah tidak dapat beroperasi lagi karena mengalami kerusakan.
Perkembangan jumlah trip operasi penangkapan ikan masing-masing alat tangkap di Kota Ternate dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Perkembangan jumlah trip operasi penangkapan ikan menurut jenis alat penangkapan ikan di Kota Ternate, 2005–2009
No. Jenis
Alat Tangkap Tahun
Rata-rata perubahan
2005 - 2009 2005
2006 2007
2008 2009
1. Purse seine
5.040 5.040
5.040 5.760
8.892 17,17
2. Gillnet
4.290 4.310
4.320 4.320
4.080 1,21
3. Pole and line
7.560 8.208
8.640 9.072
9.600 16,16
4. Bottom handline
6.840 6.840
9.120 9.600
4.320 4,10
5. Pukat pantai
4.752 4.752
3.888 4.320
4.410 1,25
6. Jaring insang hanyut
2.376 2.376
1.800 1.800
3.060 11,44
7. Rawai tuna
1.680 2.160
2.160 2.160
2.304 8,81
8. Pancing tonda
3.360 3.360
3.696 3.696
3.960 4,29
9. Jaring insang
lingkar 4.032
4.032 3.960
3.024 4.104
2,57 10.
Bubu 720
1.296 1.080
1.080 1.080
15,83 11.
Rawai hanyut 864
864 864
832 816
1,41 12.
Rawai tetap 252
432 432
432 216
5,36 13.
Bagan tancap 21
252 252
96 48
247,2 14.
Sero 168
168 168
168 168
0,00 15.
Muroami 84
120 180
432 540
64,46 16.
Trammel net -
- -
- -
- 17.
Jaring klitik 120
120 60
60 37,50
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2005-2009; data tidak tersedia
4.1.4 Produksi penangkapan