Gambaran Perekonomian dan Struktur Sosial

21 dan wirausaha BPS Kota Ternate 2009. Untuk jelasnya tabel tentang angkatan kerja yang bekerja dirinci menurut sektor lapangan usaha tahun 2008 , rinciannya sebagai berikut. Tabel 5 Jumlah angkatan kerja yang bekerja dirinci menurut sektor lapangan usaha di Kota Ternate. No. Sektor Lapangan Kerja Tahun 2008 Persentase Tahun 2009 Persentase 1. Pertanian 32.034 72,38 51.561 72,54 2. PertambanganPenggalian 269 0,61 315 0,44 3. IndustriListrik, Gas dan Air 3.285 7,42 3.843 5,41 4. Bangunan 841 1,9 984 1,38 5. Perdagangan 4.134 9,34 6.752 9,5 6. Perhubungan dan Angkutan 142 0,32 1.335 1,88 7. KeuanganAsuransi 94 0,21 109 0,15 8. J a s a 3.319 7,5 5.438 7,65 9. Lain-lain 142 0,32 738 1,04 J u m l a h 44.260 100.00 71.075 100.00 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Ternate, 2010.

2.6.3. Gambaran Perekonomian dan Struktur Sosial

lndikator utama dalam mengukur pertumbuhan perekonomian suatu wilayah adalah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Tabel 6 memperlihatkan PDRB Kota Ternate pada tahun 2008 atas dasar harga konstan sebesar 516.574 juta rupiah atau meningkat sebesar 7,92 BPS Kota Ternate 2009. Struktur perekonomian lebih didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan serta sektor pertanian. Hal ini terlihat dari kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB tahun 2008 atas dasar harga konstan didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 66.918 juta rupiah atau 33,20, begitu juga PDRB tahun 2009 dimana sektor tertinggi masih didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 68.946 juta rupiah atau 33,58, sedangkan sektor pertanian pada tahun yang sama menduduki urutan kelima yakni sebesar 22.937 juta rupiah atau 15,58 BPS Kota Ternate 2009. Sementara itu laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi daerah Kota Ternate tahun 2008 pada umumnya bervariasi. Laju pertumbuhan ekonomi sektoral di Kota Ternate pada periode 2006-2008 mengalami peningkatan dari -0.93 menjadi 2,83. Bila ditinjau pada masing-masing sektor terlihat bahwa pertumbuhan tertinggi periode 2008 22 menurut harga konstan 2007 terdapat pada sektor pengangkutan dan komunikasi atau 6,84, dan pada tahun ini sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi terdapat pada perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan pada tahun 2008 sektor pengangkutan dan komunikasi kembali menjadi sektor yang memiliki pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 4,98, diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,84, dan yang terendah terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,63. Tabel 6 PDRB Kota Ternate menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2006-2009 No Sektor Tahun 2006 2007 2008 1. Pertanian 64.756 76.963 108.284 2. Pertambangan dan Penggalian 5.111 5.761 7.373 3. Industri Pengolahan 31.343 34.049 37.925 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7.645 8.114 10.508 5. Bangunan 27.686 30.032 39.906 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 166.854 187.741 199.348 7. Pengangkutan dan Komunikasi 77.338 89.648 114.500 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 32.824 36.794 55.764 9. Jasa-jasa 104.365 115.658 121.272 Produk Domestik Regional Bruto 517.921 585.660 694.884 Sumber : BPS Kota Ternate, 2008. Kondisi sosial Kota Ternate dapat terlihat dari tingkat pendidikan, kesehatan, penerapan keluarga berencana dan kondisi sosial lainnya. Untuk pendidikan jumlah sekolah yang terdapat di wilayah Kota Ternate secara umum cukup memadai dibandingkan dengan wilayah lainnya dimana jumlah sekolah dasar negeri maupun swasta sebanyak 104 unit dan tersebar merata di setiap kecamatan, sekolah menengah berjumlah 26 unit dimana belum tersebar secara merata dan hanya terpusat pada daerah- daerah tertentu, sedangkan sekolah menengah umum berjumlah 15 unit dan menengah kejuruan 7 unit. Selain jenjang pendidikan dasar dan menengah, di kota ini juga terdapat enam perguruan tinggi. Sementara itu rasio murid-guru untuk jenjang pendidikan dasar adalah 19 murid per seorang guru di SD Negeri dan 22 murid per seorang guru di SD Swasta. Untuk SLTP Negeri tercatat 16 murid per seorang guru dan 14 murid per seorang guru di SLTP Swasta, sedangkan untuk pendidikan menengah atas tercatat rasio 17 murid per seorang guru untuk SMU Negeri dan 13 murid per seorang guru untuk SMU Swasta BPS Kota Ternate 2009. 23 Bidang kesehatan mencakup pengembangan sumberdaya manusia melalui program pembangunan kesehatan dengan mengutamakan upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk memperlancar pelaksanaan program dimaksud maka sejak tahun 2008 tercatat sebanyak 8 buah Rumah Sakit, 8 buah Puskesmas, 13 unit Puskesmas Pembantu, 1 buah Rumah Bersalin dan ditunjang dengan 162 unit Pos Pelayanan Terpadu Posyandu. Berkaitan dengan kondisi kesehatan, terdapat upaya penerapan penurunan angka kelahiran melalui keluarga berencana dengan cara mendorong kesadaran masyarakat dalam pemakaian alat kontrasepsi keluarga berencana yang mana dari tahun ke tahun semakin nampak hasilnya, sesuai dengan kebijakan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk berdasar keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara jumlah penduduk dan daya dukung dan daya tampung serta kondisi perkembangan sosial ekonomi dan sosial budaya. Pada tahun 20062008 terjadi realisasi melebihi yang ditargetkan yaitu sebesar 94,1 dari target semula 1.000 pasangan. Sedangkan tahun sebelumnya 2005 pencapaian peserta KB baru, hanya 68 dari yang ditargetkan 34.248 pasangan dan pada tahun 20072008 pencapaian peserta KB baru melebihi target 10,13 BPS Kota Ternate 2009. Kondisi sosial lainnya yang cukup berperan yakni kehidupan beragama dalam kehidupan sosial yang sangat berkaitan dengan budaya masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat di Kota Ternate adalah pemeluk agama Islam. Secara umum pemuka adat yang terpilih di daerah ini adalah tokoh agama Islam yang terpandang dan disegani masyarakat. Kepatuhan masyarakat pada agama Islam dapat dilihat pada beberapa elemen yakni peranan para ulama yang tidak dipisahkan dari tempat peribadatan yang digunakan sebagai tempat pertemuan, pusat pendidikan dan aktivitas lainnya.

2.6.4. Gambaran Sumberdaya Perikanan