13
8 Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga; 9
Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa
efek; 10
Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada bank; 11
Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat;
12 Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip
syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
13 melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain dapat melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, Bank Umum dapat pula : 1.
melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ;
2. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan
di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ;
3. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ; dan
4. d.bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.
2.1.2.2. BPR Bank Perkreditan Rakyat
1. Pengertian BPR
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan
14
menengah. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Bank Perkreditan Rakyat BPR
sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang
Desa atau Bank Pasar. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur
berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998
tentang Perbankan. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat BPR. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha
mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat
menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih
sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah. Menurut Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Perbankan No. 10
tahun 1998 pengertian Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya.
15
2. Usaha Bank Perkreditan Rakyat BPR
Sesuai dengan pasal 13 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun
1998 tentang Perbankan Bank Perkreditan Rakyat BPR mempunyai
kegiatan-kegiatan usaha sebagai berikut : 1
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa, deposito berjangka, tabungan, danatau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu; 2
Memberikan kredit; 3
Menyediakan pembiayaan dan menempatkan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia; 4
Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan
pada bank lain. 3.
Larangan dari Bank Perkreditan Rakyat Sesuai dengan pasal 14 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun
1998 tentang Perbankan Bank Perkreditan Rakyat dilarang : 1
menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran ;
2 melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing ;
3 melakukan penyertaan modal ;
16
4 melakukan usaha perasuransian ;
5 melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan.
2.2. Tinjauan Umum Tentang Jaminan