Hasil Analisis Warna KARAKTERISASI EDIBLE FILM KITOSAN

dapat dijelaskan dengan prinsip interaksi hidrofobik dan hidrofilik. Penambahan asam lemak palmitat dan asam lemak laurat pada edible film kitosan menurunkan interaksi gugus hidrofilik kitosan dan air, karena sifat asam-asam lemak tersebut yang mengandung gugus hidrofobik. Sehingga, air yang dapat diikat oleh kitosan melalui ikatan hidrogen menjadi berkurang. Akibatnya, nilai a w edible film kitosan yang dihasilkan menjadi turun. Mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah adanya asam lemak rantai panjang memberikan pengaruh interaksi hidrofobik. Menurut Paramawati 2001, interaksi hidrofobik merupakan ikatan kimia yang paling kuat dalam membentuk matriks tiga dimensi dari film. Kondisi ini dapat memberikan peluang yang besar bagi matriks yang terbentuk untuk dapat mengikat air bebas. Sehingga, nilai a w edible film kitosan yang dihasilkan semakin tinggi. Semakin besar konsentrasi asam lemak rantai panjang yang ditambahkan, maka interaksi hidrofobik akan bertambah besar. Sehingga, a w akan semakin meningkat dengan kenaikkan konsentrasi asam lemak rantai panjang tersebut. Tetapi perbedaan asam lemak tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai aktivitas air edible film kitosan. Sedangkan penambahan ekstrak kunyit tidak berpengaruh terhadap aktivitas air dari edible film kitosan yang dihasilkan. Nilai a w untuk edible film kitosan yang dihasilkan sekitar 6 cukup baik untuk aplikasinya dalam bahan pangan.

3. Hasil Analisis Warna

Pengukuran intensitas warna pigmen dilakukan dengan alat Chromameter Minolta CR-310. Alat ini menggunkan sistem L, a, dan b. L menunjukkan kecerahan dengan nilai 0 gelap hitam hingga 100 terang putih, sedangkan a dan b adalah koordinat-koordinat chroma. Parameter a adalah cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah – hijau dengan nilai +a positif dari nol sampai 100 merah dan nilai –a negatif a dari nol sampai 80 hijau. Parameter b adalah warna kromatik campuran biru – kuning dengan nilai +b positif b dari nol sampai 70 kuning dan nilai –b negatif b dari nol sampai 70 biru. 40 50 60 70 80 5 10 Palmitat asetat Laurat asetat Palmitat + Kunyit asetat Laurat + Kunyit asetat Wa rn a L Asam lemak , ww 5 10 Palmitat laktat Laurat laktat Palmitat + Kunyit laktat Laurat + Kunyit laktat Asam lemak , ww a 5 10 15 20 5 10 Palmitat asetat Laurat asetat Palmitat + Kunyit asetat Laurat + Kunyit asetat Wa ra n a Asam lemak , ww 5 10 Palmitat laktat Laurat laktat Palmitat + Kunyit laktat Laurat + Kunyit laktat Asam lemak , ww b 20 25 30 35 40 45 50 55 5 10 Palmitat asetat Laurat asetat Palmitat + Kunyit asetat Laurat + Kunyit asetat Wa rn a b Asam lemak , ww 5 10 Palmitat laktat Laurat laktat Palmitat + Kunyit laktat Laurat + Kunyit laktat Asam lemak , ww c Gambar 10 . Grafik analisis warna dengan chromameter a warna L, b warna a, c warna b Hasil uji lanjut Duncan edible film kitosan yang dihasilkan terhadap nilai L, a. dan b dinyatakan berbeda nyata secara statistik pada taraf 5. Perbedaan pelarut asam laktat 2 dan pelarut asam asetat 1 menunjukkan berbeda nyata secara statistik pada taraf 5, penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit menunjukkan berbeda nyata secara statistik pada taraf 5 Lampiran 4a, 4b, dan 4c. Warna edible film kitosan yang diukur nilai L, a, dan b dapat dilihat pada Gambar 14. Tingkat kecerahan edible film kitosan ditunjukkan oleh nilai L. Semakin tinggi nilai L yang terukur, semakin cerah warna aktual yang terlihat. Nilai L edible film kitosan yang diukur adalah 51.14 sampai 80.54. Penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit menurunkan nilai L. Ini berarti bahwa edible film kitosan semakin gelap. Penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit menaikkan nilai a. Hal ini berarti warna edible film kitosan cenderung ke warna merah. Penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit meningkatkan nilai positif b. Hal ini berarti warna edible film kitosan cenderung ke warna kuning. Warna kuning pada edible film kitosan disebabkan oleh adanya pigmen kurkuminoid yang terdapat pada kunyit. Kurkuminoid yang terkandung pada kunyit terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan komponen zat pigmen yang memberikan warna kuning tua orange pada kunyit. Warna ini sangat dipengaruhi oleh pH asam Rukmana, 1994.

4. Hasil Analisis Ketebalan