Hasil Analisis Persen Pemanjangan

Menurut Yang dan Paulson 2000 penambahan asam lemak mengakibatkan penurunan kuat tarik dari edible film. Srinivasa et al. 2006 melaporkan bahwa edible film kitosan yang ditambah dengan polyols gliserol, sorbitol, dan polietilen glikol PEG dan asam lemak dapat menurunkan kuat tarik edible film kitosan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti Caner et al. 1998; Srinivasa et al. 2006. Krochta dan Johnston 1997 melaporkan bahwa kisaran nilai kuat tarik yang dapat diaplikasikan untuk edible film standar antara 10 sampai 100 MPa. Dengan demikian edible film kitosan dengan pelarut asam asetat 1 baik untuk diaplikasikan sebab nilai kuat tariknya 10 Mpa, sedangkan edible film kitosan dengan pelarut laktat 2 baik untuk diaplikasikan pada edible coating .

6. Hasil Analisis Persen Pemanjangan

Pemanjangan merupakan perubahan panjang maksimum sebelum edible film terputus. Persen pemanjangan mempresentasikan kemampuan film untuk meregang secara maksimum. Pada penelitian ini edible film kitosan dengan pelarut asam asetat 1 mempunyai nilai persen pemanjangan antara 32.22 sampai 76.67 , sedangkan edible film kitosan dengan pelarut asam laktat 2 mempunyai nilai persen pemanjangan antara 438.89 sampai 693.33 . Grafik nilai persen pemanjangan edible film kitosan dapat dilihat pada Gambar 12. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perbedaan pelarut memberikan hasil persen elongasi yang berbeda nyata secara statistik pada taraf 5 Lampiran 6. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa persen elongasi pada pelarut asam laktat 2 dan pelarut asam asetat 1 berbeda nyata pada taraf 5. Uji lanjut Duncan pelarut asam asetat 1 menunjukkan bahwa perlakuan penambahan asam palmitat, asam laktat, dan kunyit memberikan hasil persen elongasi yang tidak berbeda nyata pada taraf 5. Sedangkan uji lanjut Duncan pelarut asam laktat 2 memberikan hasil persen elongasi yang berbeda nyata pada taraf 5. 24 32 40 48 56 64 72 80 5 10 Palm itat a setat Laurat a setat Palm itat + Ku nyit asetat Laurat + Kunyit asetat Pe rs en e lon g as i As am lemak , w w 300 400 500 600 700 Palm itat laktat Laurat laktat Palm itat + Ku nyit lak tat Laurat + Kunyit lak tat Pe rs en e lo ng as i Gambar 12. Grafik nilai persen pemanjangan Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pelarut asam laktat 2 mempunyai persen elongasi yang sangat besar dibandingkan dengan pelarut asetat. Karena asam laktat mempunyai sifat sebagai plasticizer. Menurut Begin dan Calsteren 1999 pembentukkan edible film kitosan dapat dipengaruhi oleh keberadaan senyawa lain. Keberadaan senyawa ionik seperti asam asetat dan asam laktat dapat mempengaruhi pembentukan kristal kitosan. Semakin tinggi volume bobot molekul suatu pelarut yang ditambahkan akan semakin mempengaruhi pembentukan kristal kitosan. Asam laktat mempunyai bobot molekul yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam asetat. Sehingga, sifat kristal edible film kitosan lebih dipengaruhi oleh keberadaan asam laktat dibandingkan keberadaan asam asetat. Akibatnya, kuat tarik dan persen pemanjangan film dengan pelarut asam laktat lebih lembut dan elastis. Selain itu juga dipengaruhi oleh ikatan hidrogen air dan asam laktat yang lebih kuat, sehingga air yang terikat pada edibel film kitosan semakin banyak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan asam palmitat dan asam laurat menurunkan persen elongasi. Penambahan asam lemak membuat matrik film akan tidak kompak sehingga mudah robek. Kuat tarik dan pensen elongasi dipengaruhi oleh plasticizer. Plasticizer yang digunakan dalam penelitian ini adalah PEG-400 dengan konsentrasi 15 ww untuk pelarut asetat 1 dan 10 ww untuk pelarut asam laktat 2. Plasticizer merupakan bahan dasar yang ditambahkan sebagai pembentuk polimer film. Plasticizer berfungsi untuk mengurangi gaya antar molekul sehingga meningkatkan mobilitas rantai biopolimer dan memperbaiki sifat mekanik Krochta dan McHugh, 1994. Krochta dan Johnston 1997 melaporkan karakteristik edible film standar mempunyai persen pemanjangan 10 – 50 . Nilai persen pemanjangan yang mendekati dengan edible film standar yaitu edible film kitosan dengan pelarut asam asetat 1, sedangkan pada pelarut asam laktat 2 dihasilkan edible film kitosan yang sangat fleksibel menyebabkan kesulitan pada aplikasinya. Kemungkinan edible film kitosan dengan pelarut asam laktat 2 cocok diaplikasikan sebagai edible coating. Edible film dengan nilai pemanjangan yang rendah mengindikasikan bahwa film tersebut kaku dan mudah patah. Umumnya struktur film lebih lembut, kuat tarik menurun dan persen pemanjangan meningkat. Persen pemanjangan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa film lebih fleksibel. Hal ini membuktikan bahwa film tahan terhadap kerusakan secara mekanik pada penanganan dengan mesin secara proses di industri pangan.

7. Hasil Analisis Transmisi Uap Air