Hasil uji lanjut Duncan edible film kitosan yang dihasilkan terhadap nilai L, a. dan b dinyatakan berbeda nyata secara statistik pada taraf 5.
Perbedaan pelarut asam laktat 2 dan pelarut asam asetat 1 menunjukkan berbeda nyata secara statistik pada taraf 5, penambahan asam lemak
palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit menunjukkan berbeda nyata
secara statistik pada taraf 5 Lampiran 4a, 4b, dan 4c.
Warna edible film kitosan yang diukur nilai L, a, dan b dapat dilihat pada Gambar 14. Tingkat kecerahan edible film kitosan ditunjukkan oleh nilai
L. Semakin tinggi nilai L yang terukur, semakin cerah warna aktual yang terlihat. Nilai L edible film kitosan yang diukur adalah 51.14 sampai 80.54.
Penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit menurunkan nilai L. Ini berarti bahwa edible film kitosan semakin gelap.
Penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit menaikkan nilai a. Hal ini berarti warna edible film kitosan cenderung ke
warna merah. Penambahan asam lemak palmitat, asam lemak laurat, dan ekstrak kunyit meningkatkan nilai positif b. Hal ini berarti warna edible film
kitosan cenderung ke warna kuning. Warna kuning pada edible film kitosan disebabkan oleh adanya pigmen kurkuminoid yang terdapat pada kunyit.
Kurkuminoid yang terkandung pada kunyit terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan
komponen zat pigmen yang memberikan warna kuning tua orange pada kunyit. Warna ini sangat dipengaruhi oleh pH asam Rukmana, 1994.
4. Hasil Analisis Ketebalan
Ketebalan film dipengaruhi oleh banyaknya total padatan dalam larutan dan ketebalan cetakan. Dengan cetakan yang sama, film yang terbentuk akan
lebih tebal apabila volume larutan yang dituangkan ke dalam cetakan lebih banyak. Demikian juga dengan total padatan yang akan membentuk film
menjadi lebih tebal dengan jumlah yang lebih banyak. Perbedaan jenis pelarut mempengaruhi ketebalan edible film yang
dihasilkan. Edible film yang dihasilkan dengan pelarut asam laktat 2 mempunyai ketebalan lebih besar dibandingkan dengan edible film dengan
pelarut asam asetat 1. Penambahan asam lemak palmitat dan asam lemak laurat mempengaruhi ketebalan film semakin bertambah. Ketebalan edible film
kitosan tergantung pada total padatan yang terkandung dalam larutan film dan jumlah larutan yang dituangkan pada kaca casting. Banyaknya larutan
pembentuk film adalah 300 ml setiap lembaran film.
Tabel 5. Hasil pengukuran ketebalan mm
Edible film Konsentrasi asam lemak ww
0 5 10
Aset at
Palmitat 0.127 a ± 0.0027
0.143 b ± 0.0031 0.155 cd ± 0.0008
Laurat 0.127 a ± 0.0027
0.150 c ± 0.0008 0.159 de ± 0.0025
Palmitat + Kunyit
- 0.150 c ± 0.0038
0.153 cd ± 0.0028 Laurat +
Kunyit -
0.153 cd ± 0.0013 0.163 e ± 0.0010
La kta
t Palmitat
0.234 f ± 0.0053 0.258 g ± 0.0010
0.256 g ± 0.0031 Laurat
0.234 f ± 0.0053 0.254 g ± 0.0029
0.258 g ± 0.0016 Palmitat +
Kunyit -
0.265 h ± 0.0035 0.279 i ± 0.0055
Laurat + Kunyit
- 0.271 h ± 0.0010
0.283 i ± 0.0033 Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5
Ketebalan edible film kitosan dengan pelarut asam asetat 1 yang diperoleh berkisar antara 0.127 sampai 0.163 mm, sedangkan ketebalan edible
film kitosan dengan pelarut laktat 2 berkisar 0.234 sampai 0.283 mm. Hasil
uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa berbagai perlakuan memberikan hasil ketebalan film yang berbeda nyata secara statistik pada taraf 5. Uji lanjut
berganda Duncan menunjukkan bahwa ketebalan film dengan pelarut asam laktat 2 dan pelarut asam asetat 1 berbeda nyata pada taraf 5 dan
penambahan asam laurat dan asam palmitat menghasilkan ketebalan yang
berbeda nyata pada taraf 5 Lampiran 5. Ketebalan film dengan pelarut
asam laktat lebih besar tebalnya dibandingkan dengan film dengan pelarut asam asetat. Edible film kitosan dengan pelarut asam laktat memiliki ketebalan
lebih tinggi dibandingkan dengan film dengan pelarut asam asetat. Hal ini dapat terjadi karena asam laktat memiliki potensi untuk berikatan dengan air
lebih banyak dari pada asam asetat. Berdasarkan strukturnya, setiap molekul asam laktat mempunyai gugus satu hidroksi -OH dan satu gugus karboksilat
-COOH, sedangkan asam asetat hanya memiliki satu gugus karboksilat. Perbedaan struktur ini mengakibatkan asam laktat mempunyai potensi
berikatan hidrogen dengan air lebih besar. Sehingga, film yang terbentuk mampu menyerap air dengan lebih banyak. Akibatya, film dengan pelarut
asam laktat mempunyai ketebalan yang lebih tinggi. Penambahan asam lemak meningkatkan tebal edible film kitosan.
Ketebalan edible film kitosan dengan pelarut asam asetat dengan perbedaan asam lemak berpengaruh nyata pada taraf 5. Penambahan asam laurat lebih
meningkatkan ketebalan dibandingkan dengan penambahan asam lemak palmitat. Sedangkan edible film kitosan dengan pelarut asam laktat, perbedaan
asam lemak tidak berpengaruh nyata pada taraf 5 terhadap ketebalan. Hal ini dapat terjadi akibat semakin bertambahnya total padatan pada edible film
kitosan tersebut. Interaksi antara penambahan ekstrak kunyit menyebabkan perbedaan secara nyata terhadap ketebalan film pada taraf 5. Ketebalan
edible film dipengaruhi oleh luas cetakan, volume larutan, dan banyaknya total
padatan dalam larutan Park et al. 1993.
5. Hasil Analisis Kuat Tarik