b. Penentuan Karakteristik Edible Film Kitosan
1. Pengukuran Nilai pH
Pengukuran pH edible film dilakukan dengan menggunakan pH-meter. Adapun prosedur analisisnya adalah sebagai berikut: larutan
yang telah homogen didiamkan sampai dingin. Kemudian dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH-meter yang telah dikalibrasi
dengan dua macam buffer, yaitu buffer pH 4 dan pH 7. 2.
Pengukuran Aktivitas Air a
w
Pengukuran aktivitas air dilakukan dengan menggunakan a
w
- meter Shibaura WA-360. Sebelum dilakukan pengukuran, terlebih
dahulu alat dikalibrasi dengan menggunakan larutan garam jenuh NaCl sampai menunjukkan a
w
sebesar 0.750 pada suhu 30
o
C. Edible film kitosan yang telah dikondisikan dipotong kecil-kecil dengan berat 1-3
gram dan diletakkan dalam cawan pengukuran a
w.
Pencatatan dilakukan terhadap nilai a
w
. 3.
Analisis Kadar Air Metode Oven AOAC, 1984 Cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 15 menit,
didinginkan dalam desikator selama 10 menit kemudian ditimbang. Sampel sejumlah 2 – 3 gram ditimbang dan dimasukkan dalam cawan
kering yang telah diketahui bobotnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105
o
C selama kurang lebih 12 jam atau sampai bobotnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isinya
didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus :
kadar air b.k = c – c-b x 100 c-b
keterangan : a = bobot sampel g b = bobot cawan g
c = bobot akhir g 4.
Pengukuran Warna dengan Chromameter Pengukuran warna dilakukan menggunakan Chromameter CR
310 Minolta. Sebelumnya dilakukan kalibrasi pada alas putih dengan nilai L 97.51, a +5.35, dan b -3.37. Sampel edible film ditempatkan
pada alas putih. Pengukuran menghasilkan nilai L, a, dan b. L menyatakan parameter kecerahan warna kromatis, 0: hitam sampai
100: putih. Sedangkan a dan b adalah koordinat-koordinat chroma. Parameter a adalah cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik
campuran merah – hijau dengan nilai +a positif dari nol sampai 100 merah dan nilai –a negatif a dari nol sampai 80 hijau. Parameter b
adalah warna kromatik campuran biru – kuning dengan nilai +b positif b dari nol sampai 70 kuning dan nilai –b negatif b dari nol
sampai 70 biru. 5.
Pengukuran Ketebalan Film
yang dihasilkan diukur ketebalannya dengan menggunakan pengukur ketebalan mikrometer dengan ketelitian 0.0001 mm pada
lima tempat yang berbeda. Nilai ketebalan diukur dari rata-rata lima pengukuran ketebalaan film.
6. Pengukuran Kuat Tarik dan Persentase Pemanjangan
Kuat tarik dan persentase pemanjangan diukur dengan menggunakan Tensile Strength and Elongation Tester Industries model
SSB 0500. Sebelum dilakukan pengukuran, film dikondisikan dalam ruangan bersuhu 25
o
C dengan kelembaban RH 75 selama 24 jam. Nilai gaya maksimum untuk memotong film yang diukur dapat dilihat
pada display layar Tensile Strength and Elongation Tester. Kuat tarik ditentukan berdasarkan beban maksimum pada saat
film pecah dan persentase pemanjangan didasarkan atas pemanjangan
film saat film pecah.
Kuat tarik = F A ; F = gaya kuat tarik N, A = luas contoh m
2
Elongasi = Keterangan: a: panjang awal
b: panjang setelah putus 6. Laju Transmisi Oksigen Metode Manometer
Laju transmisi oksigen terhadap film diukur dengan menggunakan Gas Transmission Rate Tester Speedivac 2. Sebelum
diukur, film dikondisikan dalam ruangan bersuhu 25
o
C, RH 50
100 x
a a
b −
selama 24 jam. Film yang diuji dipotong dengan diameter 105-108 mm. Film harus bebas dari kerusakan atau cacat.
Contoh ditempatkan pada dasar sel, ditutup dan sekrup dikencangkan. Ujung alat pengukur dimiringkan ke kiri agar tetesan
merkuri pada dasar tabung pengukur menuju pipa kapiler. Kran-kran ditutup, kran A dan 4 dibuka, serta pompa vakum dihidupkan.
Tabung tekanan compesation dan tabung pengukur dikosongkan serta divakumkan sesempurna mungkin kira-kira lima menit untuk
mengurangi gas yang teradsorpsi. Pemompaan vakum dilanjutkan dalam ruang 2 kurang dari 0.2 mmHg 27 Pa. Kran 4 ditutup dan
pompa vakum tetap dijalankan. Alat pengukur dikembalikan pada posisi tegak lurus. Udara
dimasukkan perlahan-lahan pada distributor dengan cara membuka kran 3 sampai benang merkuri akan turun dimana lajunya akan
tergantung kepada permeabilitas film yang diuji. Selanjutnya dibuat grafik antara tinggi merkuri h dalam cm terhadap waktu t dalam
jam. Laju transmisi gas G pada tekanan 1 atm dihitung dengan
rumus : Keterangan :
To = 273
o
C G = laju transmisi gas cm
3
m
2
24 jam T = suhu pengujian
o
K Po = tekanan atmosfir normal 1 atm
A = luas permukaan film cm
2
V = volume awal ruang cm
3
a = penampang melintang tabung kapiler cm
2
h = tinggi merkuri dalam tabung dibaca pada waktu mulai cm H = tinggi merkuri dihubungkan dengan tekanan atmosfir cm
C = faktor koreksi 1 dhdt = slope dari kurva pada titik t cmjam
dt dh
xC CH
H aH
V x
A x
Po x
T To
x G
− +
= 2
10 1
24
4
7. Laju Transmisi Uap Air Metode Gravimetri ASTM E-96-99
Laju transmisi uap air terhadap film diukur dengan menggunakan metode gravimetri. Bahan penyerap uap air CaCl
2
diletakkan dalam kaleng. Kemudian sampel diletakkkan di atas kaleng tersebut sedemikian rupa sehingga menutupi kaleng tersebut. Tutup
dengan parafilm untuk menutupi bagian antara wadah dengan sampel sehingga tidak ada udara masuk.
Cawan ditimbang dengan ketelitian 0.0001 g kemudian diletakkan dalam desikator yang berisi garam K
2
SO
4
. Cawan ditimbang tiap hari pada jam yang sama dan ditentukan panambahan
berat dari cawan. Selanjutnya dibuat grafik hubungan antara pertambahan berat dan waktu. Nilai WVTR dihitung dengan rumus :
WVTR = slope luas sampel m
2
= gm
2
24 jam 97 RH, 30
o
C WVP = WVTR x L [P2-P1]
L : tebal film mm P2 : tekanan uap air jenuh di luar kaleng mm Hg
P1 : tekanan uap air jenuh di dalam kaleng mm Hg 8.
Pengamatan Mikrostruktur dengan Scanning Electron Microscopy SEM
Scanning electron microscope SEM digunakan untuk melihat
mikrostrukur edible film. Sebelum dilakukan pengukuran, edible film kitosan dilarutkan di dalam heksana selama 60 menit dengan
pengocokan menggunakan Shaker. Edible film kitosan dilapiskan pada plat alumunium dengan menggunakan pelekat. Kemudian divakum
selama 5 menit. Selanjutnya proses coating dengan emas selama 15 menit. Edible film kitosan siap di foto dengan JEOL Model JSM 5310
LV Scanning Microscope.
c. Pengujian Aktivitas Antimikroba Edible Film Terhadap Bakteri-