Seedling Growth Z10 sampai Z19

11 3 KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN KARAKTER AGRONOMI BEBERAPA GENOTIPE GANDUM Triticum aestivum L. DI DATARAN MENENGAH Abstrak Suhu tinggi merupakan salah satu faktor cekaman abiotik yang dihadapi tanaman gandum yang ditanam di Indonesia. Dataran tinggi yang merupakan lingkungan tumbuh optimum gandum di Indonesia memiliki kendala adanya persaingan dengan komoditas hortikultura. Dalam rangka pengembangan varietas gandum di Indonesia, pemuliaan tanaman gandum difokuskan untuk dapat menghasilkan genotipe adaptif dataran menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakter morfologi gandum kaitannya dengan suhu tinggi, mengetahui hubungan kekerabatan secara morfologi di antara genotipe introduksi gandum di Indonesia, serta mengetahui pertumbuhan gandum di dataran menengah, sebagai langkah awal dalam menentukan tetua dalam persilangan. Percobaan disusun berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan dan faktor tunggal. Genotipe yang digunakan adalah tiga genotipe yang lebih awal diintroduksi Nias, Selayar, dan Dewata, serta lima genotipe yang baru diintroduksi Guri 3 Agritan, Guri 4 Agritan, Guri 5 Agritan, Guri 6 Unand, dan SBD. Genotipe gandum menunjukkan adanya keragaman berdasarkan delapan belas karakter morfologi yang diamati. Analisis filogenetik membentuk dua klaster utama yang mengelompokkan genotipe yang lebih awal diintroduksi terhadap genotipe yang baru diintroduksi, serta memperlihatkan hubungan kekerabatan yang jauh. Karakter kuantitatif pada genotipe yang baru diintroduksi memiliki nilai pengamatan lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe yang lebih awal diintroduksi, mengindikasikan adanya perbaikan karakter agronomi yang menunjang adaptasi gandum pada genotipe yang baru diintroduksi di Indonesia. Heritabilitas dan koefisien keragaman genetik yang tinggi terdapat pada karakter panjang akar, bobot kering akar, bobot kering tajuk, bobot kering malai, dan bobot biji. Genotipe Nias dan SBD dapat disilangkan untuk meningkatkan keragaman genetik, Guri 3 Agritan dan Guri 4 Agritan untuk karakter hasil, sedangkan untuk tujuan mengkombinasikan taraf toleransi suhu tinggi, karakter morfologi yang menunjang perbaikan adaptasi, serta karakter agronomi dapat dipilih Selayar dan Guri 4 Agritan. Kata kunci : filogenetik, genotipe introduksi, kekerabatan, keragaman, suhu tinggi Abstract High temperature is one of major abiotic stress factor for cultivation wheat in Indonesia. High altitude as optimum environment for wheat cultivation has competition with horticulture commodities. In order to develop wheat variety in Indonesia, plant breeding program focuses to create adaptive variety for mid- altitude. The main purposes of this research are to study morphological characters of wheat related to heat tolerance, study genetic relationship by morphological characterization between several introduced wheat genotypes in Indonesia, and