f. Jaminan sosial Dengan adanya jamina sosial dapat membuat rasa aman dalam diri guru,
sehingga dalam menjalankan tugas dan kewajibanya guru merasa nyaman dan dapat berkerja dengan optimal.’
g. Kualitas sarana pembelajaran Dengan didukung sarana pembelajaran yang baik guru dapat
melaksanakan pembelajaran inovativ dan menarik sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran.
h. Teknologi Penggunaan teknologi secara tepat dapat membantu guru dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik baik dalam hal persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran.
i. Kesempatan berprestasi Adanya kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologis
untuk meningkatkan dedikasi serta mengembangkan potensi yang dimiliki dalam meningkatkan kinerjanya.
2.1.4. Penilaian Kinerja Guru
Seorang guru yang memiliki kinerja yang tinggi ditunjukkan dengan keprofesionalannya dalam menjalankan profesinya. Menurut Suyud dalam
Sugiyono 2010: 153 kinerja profesional guru diukur melalui : 1 penguasaan bahan ajar, 2 pemahaman karakteristik siswa, 3 penguasaan pengelolaan kelas,
4 penguasaan metode dan strategi pembelajaran, 5 penguasaan evaluasi pembelajaran, 6 Kepribadian
Kinerja guru dibuktikan dengan kompetensi yang dimiliki guru dalam menunjang tugas dan perannya dalam meningkatkan pendidikan. Standar
kompetensi guru terdapat dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 yang terdiri dari 1 kompetensi pedagogik, 2 kompetensi kepribadian, 3 kompetensi
profesional, 4 kompetensi sosial. Berikut penjabaran dari masing-masing kompetensi:
a. Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. 6. Memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. b. Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. c. Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif. 5. Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk mengembangkan diri.
d. Kompetensi Sosial 1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja guru berdasarkan pencapaian guru terhadap 1 kompetensi pedagogik, 2
kompetensi kepribadian, 3 kompetensi profesional, 4 kompetensi sosial, karena lebih mencakup semua aspek dan tidak terbatas pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar saja.
2.2.Kepemimpinan Kepala Sekolah 2.2.1.
Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci
keberhasilan organisasi Wahjosumidjo, 2002:4. Pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada
perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka”TIM FKIP-UMS, 2010:77. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran.kepemimpinan juga didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya Handoko, 2001:294.
Kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi Usman, 2009:280. Sedangkan menurut Indrafachrudi 2006:1
kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kata “Kepala” berarti “Pemimpin” dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedang “Sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran. dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran Wahjosumidjo, 2002:83. Jadi, kepemimpinan kepala sekolah merupakan keterampilan yang dimiliki
oleh kepala sekolah dalam memimpin, mengarahkan dan mempengaruhi semua karyawan dan warga sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik serta menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.2. Teori Kepemimpinan