berusaha untuk mengungguli orang lain, 7 diutamakan prestasi dan apa yang dikerjakannya.
b. Dimensi motivasi eksternal mempunyai indikator yang meliputi: 1 selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan kehidupan kerjanya, 2 senang
memperoleh pujian dari apa yang dikerjakanya, 3 bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif, 4 bekerja dengan harapan ingin memperoleh
perhatian dari teman dan atasan.
2.4. Kerangka Berpikir
Pendidikan yang berkualitas merupakan pondasi untuk mencetak sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan. Karakteristik lulusan yang baik mensyaratkan proses belajar mengajar yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga pendidik professional
yang mempunyai kinerha yang tinggi. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia didik jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan professor bab 1
pasal 1. Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer pengetahuan. Selain itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer
nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu guru harus berperan aktif dalam
menempatkan kedudukanya sebagai tenaga professional yang bekerja dengan kinerja tinggi.
Kinerja guru mempunyai kualifikasi tertentu yang dapat diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan
bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh menjadi 4 kompetensi utama, yaitu: 1 kompetensi pedagogik, 2 kompetensi kepribadian, 3
kompetensi sosial dan 4 kompetensi professional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru Depdiknas, 2007:4.
Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Supardi 2013: 19, kinerja guru dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel yaitu: variabel individu, variabel
organisasi dan variabel psikologis. Dalam kaitan dengan penelitian ini variabel individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan ketrampilan: mental
fisik, latar belakang: keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografis: umur, etnis dan jenis kelamin. Variabel organisasi meliputi: sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Variabel psikologis meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi, kepuasan kerja dan iklim
kerja. Menurut Mulyasa 2007: 140, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seorang guru antara lain : Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika kerja, Tingkat pendidikan, Manajemen atau gaya kepemimpinan kepala sekolah,
Hubungan industrial, Tingkat penghasilan atau gaji yang memadai, Kesehatan, Jaminan sosial, Kualitas sarana pembelajaran, Teknologi, Kesempatan berprestasi.
Kinerja guru dipengaruhi oleh tingkat penghasilan yang dalam penelitian ini disimbolkan dengan sertifikasi guru. Ketika guru sudah tersertifikasi maka
akan mendapatkan tunjangan sebesar gaji pokok. Hal ini akan membantu guru untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya dan membuatnya lebih fokus pada
profesinya tanpa memikirkan mencari penghasilan tambahan. Tunjangan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru seperti melanjutkan studi,
mengikuti pelatihan, dll. Sehingga dengan adanya program sertifikasi dapat meningkatkan kinerja guru.
Mulyasa 2009: 17-22 mengatakan bahwa sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat
dan tuntutan jaman. Bukti keprofesionalan guru sebagai pendidik dinilai dengan komponen portofolio
sertifikasi yang terdiri dari; 1 kualifikasi akademik, 2 pendidikan dan pelatihan, 3 pengalaman mengajar, 4 perencanakan dan pelaksanakan
pembelajaran, 5 penilaian dari atasan dan pengawas, 6 prestasi akademik, 7 karya pengembangan profesi, 8 keikutsertaan dalam forum ilmiah, 9
pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, 10 penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
K
inerja guru juga dipengaruhi oleh iklim kerja dimana kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana Mulyasa 2004:25. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan
semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Salah satu upaya untuk menciptakan guru yang berkompeten adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah Sudrajat:2010. Dalam perspektif
kebijakan Depdiknas terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu 1 educator pendidik, 2 manager, 3 administrator, 4 supervisor, 5 leader, 6 pencipta
iklim kerja, 7 wirausahawan. Selain sertifikasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah faktor lain yang
juga mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi kerja. Menurut Mangkunegara 2007:94 motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Hal ini diartikan bahwa motivasi kerja guru merupakan suatu dorongan
pribadi dari dalam diri guru untuk bekerja dengan baik dalam mencapai tujuan yakni kinerja guru yang optimal.
Menurut Arep 2003:51 terdapat sembilan faktor yang menyebabkan motivasi seseorang muncul. Dari sembilan faktor tersebut dirangkum menjadi
enam faktor secara garis besar. Faktor-faktor tersebut yaitu 1 Faktor kebutuhan manusia yaitu kebutuhan dasar serta kebutuhan rasa aman; 2 Faktor kompensasi
3 Faktor komunikasi 4 Faktor Kepemimpinan; 5 Faktor pelatihan; 6 Faktor Prestasi. Menurut Uno 2011:72 motivasi kerja seorang guru dapat dilihat
berdasarkan indikator: 1 tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, 2 prestasi yang dicapainya, 3 pengembangan diri, 4 kemandirian dalam bertindak.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penelitian
Terdahulu Hasil Penelitian
Persamaan dan Perbedaan
1 Agustina
2013 Adanya hubungan positif
motivasi kerja dan kinerja guru sebesar 24
Kesamaan dalam variabel independen motivasi dan variabel dependen kinerja guru. perbedaanya
dalam variabel independen kepuasan kerja, metode pengumpulan dan analisis data serta
tempat penelitian.
2 Herawati
2011 adanya pengaruh positif
kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru.
Persamaan pada
variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel dependen kinerja guru. perbedaanya pada
variabel independen kompetensi profesional guru.
3 Djatmiko
2006 ada
pengaruh positif
kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru sebesar 58,4
Kesamaan dalam
variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel dependen kinerja guru. perbedaan dalam variabel
independen lainya yakni sarana prasaran.
4 neume
2008 kualitas
kepemimpinan yang
baik berpengaruh
positif terhadap kinerja guru sebesar 19,46
Persamaan dalam
variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel dependen kinerja guru. perbedaanya terdapat
pada jumlah variabel independen, serta berbeda dalam teknik pengumpulan dan analisis data.
5 Wanyama
2014 adanya pengaruh positif
motivasi kerja
terhadap kinerja
guru dengan
pengaruh sebesar 19,5 Persamaan dalam variabel independen motivasi
dan variabel dependen kinerja guru. perbedaanya dalam jumlah variabel independen yang hanya
satu variabel.
6 Alfahad
2013 gaya
kepemimpinan kepalah
sekolah berpengaruh positif dalam
meningkatkan motivasi
kerja guru sebesar 46 Persamaan
dalam variabel
independen kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
dependen kinerja guru. perbedaanya dalam jumlah variabel independen yang hanya satu
variabel
2.5. Hipotesis Penelitian