Analisis Jalur Path Analysis

masing lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi dengan kinerja guru sebagai variabel dependen tidak ada heteroskedastisitas.

4.1.3. Analisis Jalur Path Analysis

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel model causal yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Hasil Analisis jalur melalui dua tahap regresi yaitu: 1. Regresi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan persamaan: Y= α + a 1 X 1 + a 2 Y 2 Tabel 4.14 Hasil Analisis Jalur Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 18,357 6,404 2,867 ,007 Kepemimpinan ,322 ,091 ,399 3,525 ,001 Motivasi ,724 ,154 ,533 4,713 ,000 a. Dependent Variable: kinerja Sumber: data primer diolah, 2015 Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.17 di atas diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 18,357 + 0,322 X 1 + 0,724 Y 2 + e Persamaan regresi di atas mengandung arti bahwa: a. Konstanta sebesar 18,357. Jika variabel kepemimpinan kepala sekolah X 1 dan motivasi kerja Y 2 memiliki nilai 0, maka kinerja guru Y bernilai 18,357. b. Koefisien regresi X 1 sebesar 0,322 menyatakan bahwa apabila setiap peningkatan variabel kepemimpinan kepala sekolah X 1 sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan kinerja guru sebesar 0,322 satuan dengan catatan motivasi kerja Y 2 tetap. c. Koefisien regresi Y 2 sebesar 0,724 menyatakan bahwa apabila setiap peningkatan variabel motivasi kerja Y 2 sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan kinerja guru 0,724 satuan dengan catatan variabel kepemimpinan kepala sekolah X 1 tetap. Tabel 4.15 Hasil Koefisien Determinasi Partial r 2 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part 1 Constant 18,357 6,404 2,867 ,007 kepemimpinan ,322 ,091 ,399 3,525 ,001 ,722 ,501 ,317 motivasi ,724 ,154 ,533 4,713 ,000 ,775 ,613 ,424 a. Dependent Variable: kinerja Sumber: data primer diolah,2015 Koefisien Determinasi Partial r 2 pada intinya mengukur besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel 4.15, diketahui bahwa besarnya kontribusi masing-masing variabel independen secara parsial adalah sebagai berikut : a. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 Nilai r 2 pada variable kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,501 2 x 100 = 25,10. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial variable kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi variabel kinerja guru sebesar 25,10 dengan asumsi motivasi kerja dianggap tetap. b. Variabel Motivasi Kerja Y 2 Nilai r 2 pada variabel motivasi kerja sebesar 0,613 2 x 100 = 37,57,. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial variabel motivasi kerja mempengaruhi variabel kinerja guru sebesar 37,57 dengan asumsi variabel kepemimpinan kepala sekolah dianggap tetap. 2. Regresi kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru dengan persamaan regresi: Y 2 = α + a 1 X 1 Tabel 4.16 Hasil Analisis Jalur Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 26,324 5,242 5,022 ,000 Kepemimpinan ,361 ,077 ,607 4,708 ,000 a. Dependent Variable: motivasi Sumber: data primer diolah, 2015 Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.16 diperoleh persamaan sebagai berikut: Y 2 = 26,324 + 0,361 X 1 + e Persamaan regresi di atas mengandung arti bahwa: a. Konstanta sebesar 26,324. Jika variabel kepemimpinan kepala sekolah X 1 memiliki nilai 0, maka motivasi kerja Y 2 bernilai 26,324. b. Koefisien regresi X 1 sebesar 0,361 menyatakan bahwa apabila setiap peningkatan variabel kepemimpinan kepala sekolah X 1 sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan motivasi kerja sebesar 0,361 satuan. Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi Partial r 2 Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part 1 Constant 26,324 5,242 5,022 ,000 kepemimpinan ,361 ,077 ,607 4,708 ,000 ,607 ,607 ,607 a. Dependent Variable: motivasi Sumber: data primer diolah, 2015 Koefisien Determinasi Partial r 2 pada intinya mengukur besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa besarnya kontribusi masing-masing variabel independen secara parsial adalah sebagai berikut : a. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah X 2 Nilai r 2 pada variable kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0,607 2 x 100 = 36,84,. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial variable kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi variabel motivasi kerja guru sebesar 36,84. Selanjutnya hasil kedua regresi yang telah dilakukan, maka dapat dibentuk model analisis jalur yang disajikan pada gambar berikut: Gambar 4.5. Hasil Path Analysis 4.1.4. Uji Sobel Test Ghozali 2013:255 Untuk melihat pengaruh mediasi maka ditunjukkan dari perkalian koefisien p2p3 signifikan atau tidak.

4.1.4.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening 1. Menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung: Pengaruh langsung = 0,322 Pengaruh tidak langsung = 0,361 x 0,724 = 0,261364 Pengaruh total = 0,322 + 0,2613 = 0,5833 2. Perhitungan Sobel test : Sab = √0,724 2 x 0,077 2 + 0,361 2 x 0,154 2 + 0,077 2 x 0,154 2 = 0,006 MOTIVASI KERJA Y 2 KINERJA GURU Y 1 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH X 2 0,322 0,724 0,361 3. Menghitung nilai t statistik pengaruh intervening: t = = = 43,5 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 43,5 lebih besar dari t tabel yaitu 1,6871 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Berarti pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja positif dan signifikan dan menunjukkan bahwa H4 diterima. Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis No. Penyataan Hasil 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se- Kota Semarang. Diterima 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi kerja terhadap Kinerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang. Diterima 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap Motivasi Kerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang. Diterima 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se- Kota Semarang melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening. Diterima 4.2.Pembahasan 4.2.1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Hasil uji signifikansi parameter individual Uji t dalam penelitian ini menunjukan bahwa nilai signifikasi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru 0,05 yang berarti hipotesis yang menyatakan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru diterima. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sebesar 25,10. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik kinerja guru. Hasil penelitian ini selaras dengan pernyataan mulyasa 2013 yang menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Sutomo 2010: 80 juga menyatakan bahwa “kepemimpinan pada hakekatnya adalah ilmu dan seni untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang bawahan pengikut pendukung dengan cara membangun kepatuhan, kesetiaan, kepercayaan, hormat dan bekerja sama dengan penuh semangat dalam mencapai tujuan organisasi”. Sehingga kepala sekolah yang menduduki kepemimpinan akan memberikan pengaruh terhadap penentuan arah dari perjalanan yang hendak ditempuh organisasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah harus mampu menjalankan peranya agar guru memiliki kepatuhan, kesetiaan, kepercayaan dan semangat bekerja sama untuk mencapai tujuan sekolah. Dalam penelitian ini peran kepala sekolah yang dimaksud adalah yang tercermin dalam Permendiknas RI Nomor 13 tahun 2007 yang menyatakan bahwa kepala sekolah harus memenuhi standar lima kompetensi, yakni: 1 kompetensi kepribadian, 2 kompetensi manajerial, 3 kompetensi kewirausahaan, 4 kompetensi supervisi dan 5 kompetensi sosial. Berdasarkan analisis statistik deskriptif tercermin bahwa kepala sekolah di SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kota Semarang telah menjalankan peranya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kepemimpinan kepala sekolah sebesar 67,7 masuk dalam kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari 2012 yang menunjukan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Septiana 2013 mengungkapkan hal serupa bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan pendapat para ahli serta penelitian terdahulu, maka dapat membuktikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Artinya upaya peningkatan kinerja guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah.

4.2.2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN DIKLAT, DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DI SMK SWASTA PROGRAM BISNIS DAN MANAJEMEN SE KABUPATEN WONOGIRI

0 13 12

PENGARUH PEMAHAMAN KURIKULUM, MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BIDANG KEAHLIAN BISNIS DAN MANAJEMEN DI KABUPATEN SEMARANG

0 30 148

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun 2015.

0 3 11

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun 2015.

1 3 16

HUBUNGAN PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI BISNIS MANAJEMEN KOTA MEDAN.

0 1 39

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN DIKLAT, DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DI SMK SWASTA PROGRAM BISNIS DAN MANAJEMEN SE-KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 13

(ABSTRAK) PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DI SMK PROGRAM BISNIS DAN MANAJEMEN SE-KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 3

(ABSTRAK) PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK) DI KOTA SEMARANG.

0 0 2

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( SMK) DI KOTA SEMARANG.

0 0 103

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENGAN DIKLAT, DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU AKUNTANSI DI SMK SWASTA PROGRAM BISNIS DAN MANAJEMEN SE-KABUPATEN WONOGIRI -

0 0 1