BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Poster terhadap Pengetahuan Murid
Sebelum dilakukan penyuluhan, secara umum pengetahuan murid tentang makanan jajanan pada kelompok perlakuan dan kontrol masih rendah. Pengetahuan
murid yang rendah disebabkan kurangnya informasi tentang makanan jajanan yang diterima murid khususnya selama berada di sekolah. Padahal jika suatu informasi
diberikan di sekolah, murid cenderung akan menerima. Murid tidak pernah diberikan informasi tentang makanan jajanan baik dengan metode maupun media promosi
kesehatan apapun. Menurut WHO dalam Notoatmodjo 2003, salah satu strategi untuk
perubahan perilaku adalah pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan sehingga timbul kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan
pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah penyuluhan. Pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek atau stimulus. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga, dengan kata lain dari hasil mendengar dan juga
melihat. Penelitian para ahli indera dalam Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa kurang lebih 75-87 dari pengetahuan manusia diperoleh melalui mata sehingga
dapat disimpulkan bahwa alat-alat media visual mempermudah cara penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi. Oleh karena itu, terkait dengan penelitian ini,
penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah menggunakan audio visual yang diikuti dengan pemajangan poster.
Setelah penyuluhan dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan pada murid kelompok perlakuan. Dapat dikatakan pengetahuan murid menjadi baik, tidak ada
lagi murid yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi sedikit perubahan pengetahuan murid. Perubahan
pengetahuan murid pada kelompok kontrol disebabkan adanya ketertarikan murid untuk mencari informasi dari berbagai media tentang makanan jajanan dan bertanya
pada guru, teman, dan keluarganya sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang masih diingat setelah pretest.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan independent-sample t test dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata terdapat perbedaan yang nyata antara
pengetahuan murid pada kelompok perlakuan dan kontrol setelah dilakukan penyuluhan sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap
pengetahuan murid tentang makanan jajanan. Dengan kata lain, peningkatan pengetahuan murid pada kelompok perlakuan disebabkan oleh penyuluhan yang
diberikan dengan metode ceramah tentang keamanan makanan jajanan yang diikuti dengan pemajangan poster Memilih Jajanan yang Aman.
Penyuluhan dengan metode ceramah dan media poster dapat meningkatkan pengetahuan. Hal ini sependapat dengan pendekatan Green dalam Tampubolon
2009 bahwa dengan pendekatan edukasional dapat merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses
pendidikan kesehatan untuk merubah perilaku. Begitu juga dengan tujuan poster menurut Brieger yang dikutip oleh Tampubolon 2009 yaitu untuk memberi
informasi, nasihat, memberikan arah, dan memberikan petunjuk.
Pendekatan Green sejalan dengan penelitian Pulungan 2007 yang membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan dengan ceramah dapat
meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan posttest dibandingkan dengan pretest. Penelitian Kharunnisak 2008 tentang pengaruh penyuluhan sayur dan buah terhadap
pengetahuan remaja putri SMAN 1 Julok Kabupaten Aceh Timur juga menyimpulkan bahwa penyuluhan dalam bentuk ceramah mampu meningkatkan pengetahuan remaja
putri tentang sayur dan buah. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhamayanti, dkk 2005 tentang promosi kesehatan jiwa melalui metode ceramah
dengan role-play pada keluarga penderita skizofrenia dan tokoh masyarakat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terbukti berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2008 tentang pengaruh poster terhadap perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI pada Baduta sejalan dengan tujuan
poster yang dikemukakan oleh Brieger. Handayani menyimpulkan pemajangan poster di posyandu mampu mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjelisa, dkk 2010 tentang sosialisasi cara penggunaan obat yang baik melalui penyebaran poster dan leaflet
pada unit pelayanan kesehatan di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang terbukti mampu meningkatkan pengetahuan para tenaga kesehatan maupun masyarakat.
Pemberian informasi mengenai cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan, menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang hal tersebut Notoatmodjo, 2003. Dalam hal ini, para murid pada kelompok perlakuan secara umum dapat menjawab pertanyaan dengan benar saat
posttest karena mereka telah mendapat penyuluhan keamanan makanan jajanan.
5.2. Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Poster terhadap Sikap Murid