BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest with control group untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan keamanan makanan jajanan terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan pada murid SD Sekolah Dasar. Pada rancangan ini terdapat kelompok kontrol yang
berfungsi sebagai pembanding sehingga memungkinkan peneliti dapat menguji perbedaan yang terjadi pada kelompok perlakuan setelah diberikan intervensi. Model
rancangannya yaitu Murti, 2003:
Gambar 3.1. Model Rancangan Penelitian Keterangan:
E = kelompok perlakuan C = kelompok kontrol
O1= pretest pada kelompok perlakuan O2= posttest pada kelompok perlakuan
X = intervensi penyuluhan dengan metode ceramah dan poster O3= pretest pada kelompok kontrol
O4= posttest pada kelompok kontrol Pengaruh intervensi ditunjukkan oleh perbedaan O2 – O1 pada kelompok
perlakuan dan O4 – O3 pada kelompok kontrol.
E O1 X
O2 C
O3 O4
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nomor 081228 dan 084094 Kelurahan Pincuran Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga.
SD Negeri Nomor 081228 dipilih sebagai kelompok perlakuan atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Dari 5 lima SD yang terdapat di Kelurahan Pincuran Kerambil, SD Negeri Nomor 081228 memiliki jumlah pedagang makanan jajanan terbanyak yaitu 8
delapan yang terdiri dari 1 satu pedagang makanan jajanan di kantin sekolah dan 7 tujuh pedagang makanan jajanan kaki lima. Banyaknya
pedagang makanan jajanan kaki lima karena lokasi SD berhadapan dengan jalan raya sehingga memudahkan akses pedagang kaki lima dengan murid.
2. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima tidak aman. 3. Masih banyak murid yang jajan pada pedagang makanan jajanan kaki lima.
4. Banyak makanan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Kantin sekolah menjual berbagai jenis jajanan seperti, lontong, mi gomak, mi tek-tek, nasi
dan mi goreng, aneka gorengan, kue, roti, permen, snack, dan sebagainya. Pedagang kaki lima menjual berbagai jenis jajanan berupa makanan jajanan
olahan seperti, bakso bakar dan goreng, sosis goreng, ayam goreng tepung, burger, siomay, aneka gorengan, martabak telur, es dangdut, es lilin, dan
lainnya serta makanan jajanan pabrikan. 5. Memiliki murid terbanyak yaitu 598 murid sehingga diasumsikan banyak
murid yang akan terpapar makanan jajanan tidak aman.
6. Merupakan salah satu SD Percontohan di kota Sibolga sehingga diharapkan dapat memberi contoh pada SD lain dalam pengelolaan makanan jajanan yang
baik untuk murid. 7. Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang makanan jajanan.
Untuk kelompok kontrol dipilih SD Negeri Nomor 084094. Pemilihan tersebut atas dasar kesamaan karakteristik dengan SD Negeri Nomor 081228. Adapun
karakteristik yang dimaksud yaitu pendidikan orang tua murid, pekerjaan orang tua murid, pendidikan terakhir guru, jumlah pedagang makanan jajanan kaki lima di
lingkungan sekolah, dan lokasi sekolah yang berhadapan dengan jalan raya.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2010 sampai dengan
bulan Juni tahun 2011. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SD Negeri Nomor 081228 dan 084094 yang tercatat sebagai murid pada tahun ajaran 20102011 yaitu
1011 orang. Adapun jumlah seluruh murid dari masing-masing sekolah dasar negeri
tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jumlah seluruh murid SD Negeri Nomor 081228 yaitu 598 orang.
2. Jumlah seluruh murid SD Negeri Nomor 084094 yaitu 413 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas V lima. Alasan pengambilan murid
kelas V lima sebagai sampel karena umumnya murid kelas V lima berusia 9-13 tahun, dimana anak dalam usia ini dapat diajak berkomunikasi sehingga dapat
merespon dengan baik komunikasi langsung yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu, berdasarkan observasi peneliti saat survei pendahuluan diketahui bahwa murid kelas
V lima adalah kader Usaha Kesehatan Sekolah UKS, dimana salah satu kegiatan UKS adalah memberikan pendidikan kesehatan sehingga diharapkan murid kelas V
lima tersebut mampu menyampaikan informasi atau pesan kesehatan yang telah diterima kepada seluruh murid.
Adapun jumlah murid kelas V lima dikedua sekolah dasar negeri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jumlah murid kelas V lima SD Negeri Nomor 081228 yaitu 105 orang, dengan rincian:
- Kelas V lima A: 35 orang - Kelas V lima B: 35 orang
- Kelas V lima C: 35 orang 2. Jumlah murid kelas V lima SD Negeri Nomor 084094 yaitu 65 orang,
dengan rincian: - Kelas V lima A: 33 orang
- Kelas V lima B: 32 orang
Total jumlah murid kelas V lima dari kedua sekolah dasar negeri di Kelurahan Pincuran Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga yaitu 170
orang maka, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 170 murid.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisi identitas responden dan perilaku responden dalam mengonsumsi makanan jajanan. Identitas responden
meliputi nama, kelas, jenis kelamin, dan tempat tanggal lahir. Perilaku responden meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam mengonsumsi makanan jajanan.
Penggunaan kuesioner dibagi dalam 2 dua bagian yaitu pretest dan posttest untuk kelompok perlakuan dan kontrol.
3.4.2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari kantor Kepala Sekolah pada bagian Tata Usaha SD Negeri Nomor 081228 dan 084094. Data tersebut meliputi data jumlah seluruh murid,
jumlah murid setiap kelas, jumlah murid kelas V lima, dan data pendukung lainnya.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa infocus, poster, dan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup yang disusun secara terstruktur. Kuesioner digunakan untuk
mengukur pengetahuan, sikap, dan tindakan yang memiliki hubungan dengan konsumsi makanan jajanan.
3.6. Aspek Pengukuran
1. Pengetahuan Pada komponen pengetahuan terdapat 15 item pertanyaan dengan tipe
pilihan jawaban skala Likert yaitu benar, hampir benar dan salah. Diberi skor 3 untuk jawaban yang benar, skor 2 untuk jawaban yang hampir benar, dan skor 0
untuk jawaban yang salah. Total skor pengetahuan tertinggi adalah 45 dan terendah adalah 0. Berdasarkan tipe jawaban di atas maka dapat dikategorikan
tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut Arikunto, 2002: a. Baik, bila total skor responden 75 dari total skor seluruh pertanyaan
tentang pengetahuan, dengan total skor 34. b. Cukup, bila total skor responden 40-75 dari total skor seluruh
pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor 18-34. c. Kurang, bila total skor responden 40 dari total skor seluruh pertanyaan
tentang pengetahuan, dengan total skor 18. 2. Sikap
Komponen sikap menggunakan skala Gutment yakni dengan 2 dua alternatif jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. Sikap terdiri dari 15 pernyataan
yang memuat 4 pernyataan positif nomor 4, 11, 12, dan 13 dan 11 pernyataan negatif nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15. Jawaban terhadap pernyataan
positif diberi skor 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Sebaliknya untuk tipe pernyataan negatif diberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju
dan 0 untuk jawaban setuju. Total skor tertinggi adalah 15 dan terendah adalah 0.
Berdasarkan kriteria di atas dapat dikategorikan tingkat sikap responden dengan kriteria sebagai berikut Arikunto, 2002:
a. Baik, bila total skor responden 75 dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor 11.
b. Cukup, bila total skor responden 40-75 dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor 6-11.
c. Kurang, bila total skor responden 40 dari total skor seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan total skor 6.
3. Tindakan Komponen tindakan terdiri dari 15 pernyataan dengan tipe pilihan
jawaban berskala Likert yaitu Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah. Nilai untuk pernyataan nomor 1, 2, 3, 6, 8, 11, 12, 13, dan 14 diukur dengan skor
4 untuk tindakan yang selalu dilakukan setiap hari, 3 untuk tindakan yang sering dilakukan 3-5 hari, 2 untuk tindakan yang kadang-kadang dilakukan 1-2 hari,
dan 1 untuk tindakan yang tidak pernah dilakukan. Pernyataan nomor 4, 5, 7, 9, 10, dan 15 diukur dengan skor 4 untuk tindakan yang tidak pernah dilakukan, 3
untuk tindakan yang kadang-kadang dilakukan 1-2 hari, 2 untuk tindakan yang sering dilakukan 3-5 hari, dan 1 untuk tindakan yang selalu dilakukan setiap
hari. Total skor tindakan tertinggi 60 dan terendah 15. Tindakan dikategorikan: a. Baik, bila total skor responden
≥50 dari total skor seluruh pertanyaan tentang tindakan, dengan total skor
≥30. b. Tidak baik, bila total skor responden 50 dari total skor seluruh
pertanyaan tentang tindakan, dengan total skor 30.
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas