Pemeriksaan Steroida dan Triterpenoida Pembuatan Ekstrak Etilasetat Daun Senduduk Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak Pemeriksaan Ekstrak Pemeriksaan air mata air

d. Pemeriksaan Glikosida Disari 3 g serbuk simplisia dengan 30 ml campuran etanol 96 dengan air 7:3 dan ditambah 10 ml asam sulfat 2 N. Direfluks selama 2 jam, didinginkan dan disaring. Pada 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml Timbal II asetat 0,4 M dan 25 ml air dikocok dan didiamkan selama 5 menit, disaring. filtrat disari 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran kloroform-isopropanol 3:2. Pada kumpulan sari air diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50 o Satu g serbuk dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, disaring. Filtrat diuapkan di cawan penguap. Sisanya ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru C. Dilarutkan sisa dengan 2 ml metanol. Larutan sisa dimasukkan dalam tabung reaksi selanjutnya diuapkan diatas penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes Molisch. Tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuknya cincin ungu pada batas kedua cairan menunujukkan adanya gula, dengan demikian menunjukkan adanya glikosida MMI, 1989. Hasil dapat dilihat pada bab III halaman 21. e. Pemeriksaan Tanin Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia, disari dengan 10 ml air suling lalu dipanaskan, disaring. Filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1. Jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman, menunjukkan adanya tanin MMI, 1989. Hasil dapat dilihat pada bab III halaman 21.

d. Pemeriksaan Steroida dan Triterpenoida

Universitas Sumatera Utara ungu atau biru hijau menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Harborne, 1987. Hasil dapat dilihat pada bab III halaman 21.

2.8. Pembuatan Ekstrak Etilasetat Daun Senduduk

Pembuatan ekstrak dilakukan secara perkolasi dengan menggunakan pelarut etilasetat. Prosedur pembuatan ekstrak: Sejumlah serbuk dimasukkan ke dalam bejana tertutup dan dibasahi dengan etilasetat kemudian dimaserasi selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil sesekali ditekan hati-hati, kemudian cairan penyari dituangkan secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml tiap menit, cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia Depkes RI, 2000. Perkolat diuapkan dengan alat vacum rotavapor pada suhu tidak lebih 50 C hingga diperoleh ekstrak kental. Bagan dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 42.

2.9. Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak

Pemeriksaan karakteristik ekstrak meliputi penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam. Prosedur sama seperti prosedur pada pemeriksaan karakteristik simplisia.

2.10. Pemeriksaan Ekstrak

Pemeriksaan ekstrak meliputi pemeriksaan alkaloida, flavonoida, saponin, glikosida, tanin dan steroidatriterpenoida. Prosedur sama seperti prosedur pada penapisan fitokimia. Universitas Sumatera Utara

2.11. Pemeriksaan air mata air

Pemeriksaan air mata air dilakukan di laboratorium kimia. Kalsium, magnesium, dan klorida dilakukan dengan metode analisa titrimetri, sedangkan sulfat, sulfida, fero dilakukan dengan metode analisa spektrofotometri. Hasil dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 44.

2.12. Pembuatan Krim